Man City Menang Telak, Bek Chelsea Cesar Azpilicueta Frustasi

Selasa, 12 Februari 2019 - 07:27 WIB
Man City Menang Telak,...
Man City Menang Telak, Bek Chelsea Cesar Azpilicueta Frustasi
A A A
MANCHESTER - Percayalah, bahkan Pelatih Manchester City (Man City) Pep Guardiola tidak pernah berani bermimpi timnya bisa menang dengan setengah lusin gol. Striker Man City Sergio Aguero juga mungkin tak yakin bisa membuat hattrick ke gawang kiper termahal di dunia Kepa Arrizabalaga.

Inilah hari dimana Chelsea ingin berkata bahwa ini semua hanyalah mimpi. The Blues dipermalukan Man City dengan enam gol tanpa balas di Stadion Etihad, Senin (11/1). Inilah kekalahan terbersar sepanjang sejarah The Blues bermain di Liga Primer.

Bek Chelsea Cesar Azpilicueta sampai bingung mau mengatakan apa setelah pertandingan. Dia mengaku tak bisa mendapatkan kata pas untuk menggambarkan semua rasa yang campur aduk. "Ini adalah salah satu malam terburuk dalam karier saya. Sangat frustasi, sangat mengecewakan. Kami telah kehilangan pertandingan besar di menit pertama dan kami kebobolan banyak gol. Kami tidak bisa menerima itu,” kata Azpilicueta.

Kekalahan The Blues, mungkin dari awal sudah banyak yang meramalkan melihat trend yang dimiliki Man City. Chelsea dengan Maurizio Sarri di kursi pelatih dalam bahasa mantan pemain Liverpool Jamie Carragher berada pada level Arsenal yang tidak berdaya di laga besar dan sulit berkembang pada laga tandang.

Menghadapi Man City misalnya. Kekalahan dini hari kemarin, bukan kali pertama. Menurut situs transfermarkt, Sarri sudah tiga kali kalah menghadapi Man City dan hanya mencatat kemenangan. Melawan anggota big six lainnya, catatan mantan pelatih Napoli itu tak bisa dibilang bagus. Dia kalah head to head menghadapi Tottenham dengan dua kalah sekali menang, imbang menghadapi Arsenal (1-0-1) dan Manchester United (0-1-0). Sarri hanya lebih baik saat berhadapan Liverpool (1-1-0).

Jadi wajar kalau kemudian Sarri tak pernah bisa memberikan gelar saat menukangi Napoli. Dari 11 pertemuan melawan Juve, dia menelan enam kekalahan. “Satu-satunya hal yang bisa saya katakan kepada para penggemar adalah maaf, karena itu tidak dapat diterima, dan saya merasa kasihan pada mereka semua,” Azpilicueta.

Lalu kenapa kekalahan itu terjadi, dengan skor telak? Banyak analisis mengemuka. Tapi, semua mengerucut pada satu kesimpulan bahwa Sarriball mulai terbaca dan ternyata mudah dipadamkan. Awal, strategi tersebut menuai pujian karena Chelsea bermain dengan rapi, struktur garis tinggi dan menempatkan Jorginho sebagai pemain yang paling banyak mengalirkan bola.

The Blues juga menjadi tim dengan penguasaan bola tertinggi dalam enam pekan pertama Liga Primer. Masalah mulai muncul saat mereka bertemu Manchester United (MU) era Jose Mourinho. Pada laga yang berakhir imbang tersebut, Mou berhasil mematikan Jorginho dan membuat permainan The Blues tak berkembang.

Cara itu pula yang kemudian dilakukan Mauricio Pochettino yang berujung kemenangan 3-1 atas The Blues. Cara sama juga dipakai Unia Emery saat Arsenal menang dua gol tanpa balas. Ternyata, Sarri terlalu keras kepala untuk terus bermain dengan formasi, gaya dan sama dan komposisi pemain nyaris serupa dalam setiap pertandingan tanpa beradaptasi dengan lawan.

Sesuatu yang lebih bisa dilakukan Mourinho dan Antonio Conte. Ketidakmauan berdaaptasi dengan lawan itu pula yang membuat Chelsea menjadi bulan-bulanan Man City melalui gol tiga gol Sergio Aguero, dua gol Rahim Sterling, satu lesakkan bola dari Ilkay Gundogan. Melawan Man City mereka berani bermain cepat, tempo tinggi dan tanggung dalam bertahan.

Sarri kini seperti pasrah dengan situasi yang dialami. "Jika presiden menelepon (Roman Abramovic, saya akan senang, mengingat saya tidak pernah bicara dengannya. Sejujurnya, aku tidak tahu apa yang diharapkan. Saya tidak tahu (masa depan), Anda harus bertanya kepada klub," ujar Sarri dikutip skysports.

Hasil ini membuat Man City kembali ke puncak klasemen menggusur Liverpool yang turun ke peringkat kedua. “Ini adalah performa luar biasa melawan tim top. Para pemain luar biasa. Setelah Newcastle, semua orang ditempatkan di depan cermin dan kami berbicara satu sama lain dan kami menerima kenyataan dan bergerak maju,” tutur Guardiola.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1124 seconds (0.1#10.140)