Jamu Dortmund, The Lilywhites Ingin Patahkan Semua Prediksi

Rabu, 13 Februari 2019 - 12:55 WIB
Jamu Dortmund, The Lilywhites Ingin Patahkan Semua Prediksi
Jamu Dortmund, The Lilywhites Ingin Patahkan Semua Prediksi
A A A
LONDON - Tottenham Hotspur tidak ingin hanya menjadi pelengkap di kancah Liga Champions. The Lilywhites bertekad mematahkan semua prediksi negatif dengan melaju sejauh mungkin atau bahkan meraih gelar juara. Tottenham pernah mereguk sukses di kompetisi Eropa dengan menjuarai Piala UEFA atau Liga Europa pada 1971/1972 dan 1983/1984.

Mereka juga pernah memenangkan Piala Winners UEFA pada 1962/1963. Hanya, torehan di Liga Champions masih jauh dari harapan. Sejak dimulainya era Liga Champions pada 1992/1993, Tottenham baru tiga kali berpartisipasi. Itu juga selalu terhenti di tengah jalan. Pada edisi 2010/2011, hanya sampai perempat final.

Setelah itu mereka baru hadir lagi pada 2016/ 2017 yang sayangnya tersingkir saat penyisihan grup. Pada 2017/2018, Spurs mengikuti lagi kompetisi tertinggi Benua Biru itu. Namun, mereka disingkirkan Juventus lantaran kalah agregat 3-4 saat babak 16 besar.

Padahal, ketika penyisihan Grup H, wakil Liga Primer itu bisa merebut urutan pertama. Itu yang hendak dihentikan Spurs. Armada Mauricio Pochettino ingin bicara lebih banyak di Liga Champions kali ini. Minimal melebihi hasil musim lalu dengan melaju ke perempat final.

Karena itu, Harry Kane dkk bertekad menang saat menjamu Borussia Dortmund pada leg pertama babak 16 besar. Hasil positif di Wembley Stadium dini hari nanti tentu akan memudahkan mereka saat melakoni legkedua di Signal-Iduna-Park, Rabu (6/3).

“Agar bisa menang, kami tentu harus meningkatkan performa tim,” ujar kiper Spurs Hugo Lloris, dilansir Skysport. Sesuai ucapan Lloris, agar bisa mendapat modal penting untuk pertemuan kedua, Spurs harus menampilkan performa bagus.

Meski memenangkan tiga laga terakhir yang semuanya terjadi di Liga Primer, penampilan Spursdi ajang Benua Biru masih labil. Selama penyisihan Grup B, Spurshanya mencatat 2 menang, 2 imbang, dan 2 kalah. Keuntungan saat menjadi tuan rumah juga belum bisa membuat mereka tampil dominan. Terbukti, mereka hanya menang tipis pada dua laga kandang terbaru, yakni kontra PSV Eindhoven (2-1) dan Inter Milan (1-0).

“Kami perlu seisi stadion memberi dukungan untuk membantu kami. Pada hari tertentu cukup sulit ketika bertanding di Wembley. Tapi, semoga saja pada laga ini kami akan mendapat bantuan dari penonton,” ucap Lloris.

Harapan ini diutarakan Lloris karena fansbelakangan kurang antusias memberi dukungan. Sejatinya, Wembley bisa menampung hingga 90.000 penonton. Tapi, ketika Spursmemenangkan tiga laga kandang terbaru, jumlah pendukung yang hadir tidak lebih dari 50.000.

Saat melibas Leicester City 3-1, Minggu (10/2), hanya disaksikan 44.154 orang. Lalu, ketika unggul 1-0 atas Newcastle United, 2 Februari, suporter yang datang berkisar 41.219. Sementara ketika mengalahkan Watford 2-1, akhir Januari lalu, lebih parah lagi, cuma 29.164.

Ironisnya, selama periode itu, fans seperti malas berteriak. Itu membuat tim tamu tidak terlalu tertekan dan lebih leluasa mengembangkan permainan. “Kami memang menang (selama tiga laga kandang terbaru). Tapi, itu mungkin tidak akan terjadi saat berjumpa lawan lebih besar,” tandas Lloris.

Dukungan penuh fanssetia mutlak dibutuhkan Spursuntuk menundukkan Dortmund. Pasalnya, walau gagal meraih kemenangan selama tiga partai terbaru di semua kompetisi, armada Lucien Favre merupakan pemimpin klasemen sementara Bundesliga.

Sukses menguasai Grup A hasil 4 menang, 1 imbang, dan 1 kalah, dengan koleksi 10 gol, menunjukkan kekuatan Die Borussen perlu diwaspadai. Absennya kapten Marco Reus akibat cedera paha tidak bisa dianggap keuntungan bagi Spurs. “Tentu saja kami sangat berharap dia bisa ikut terbang ke London. Kehadirannya bisa mengintimidasi lawan. Tapi, kami bisa mengantisipasi ketidakhadirannya,” ujar staf kepelatihan Dortmund Sebastian Kehl.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7057 seconds (0.1#10.140)