Petra Kvitova Tumbang, Impian Dendam Barty Tercapai
A
A
A
MIAMI - Petenis asal Australia Ashleigh Barty sukses membalaskan dendamnya ketika bertemu dengan petenis Republik Ceko Petra Kvitova di perempat final Miami Terbuka 2019. Keberhasilan itu sekaligus membuatnya memastikan diri naik ke peringkat 10 besar dunia.
Sebelum pertandingan itu, Barty memang selalu mengalami kesulitan menghadapi Kvitova. Terbukti, dia selalu menelan kekalahan dari empat pertemuan, termasuk dua laga di negaranya pada laga final di Sydney Internasional. Dia juga disingkirkan ketika bertemu di perempat final Australia Terbuka, Januari lalu.
Namun, Barty tak ingin hasil buruk itu kembali berlanjut di Miami. Setelah sukses menyingkirkan unggulan ketujuh Kiki Bertens dengan skor 4-6, 6-3, 6-2 di babak keempat, dia kembali harus berjuang menghadapi Kvitova setelah bermain tiga set 7-6, 3-6, 6-2 di Hard Rock Stadium, kemarin. Kemenangan itu sekaligus membuatnya berhasil mencapai semifinal pertama di level Premier.
“Bagi saya, sangat penting untuk mencoba dan mengambil sebanyak mungkin porsi dari Kvitova. Dia mempunyai servis luar biasa. Terkadang itu sulit saya kendalikan. Tapi, saya mencoba melakukan yang terbaik yang saya bisa dan mencoba masuk ke permainan dan melayani dengan baik,” kata Barty, dilansir wtatennis.
Selain bangga bisa membukukan kemenangan pertamanya dari Kvitova, Barty juga memiliki alasan lain atas kebahagiannya dari kemenangan itu. Ya, petenis berusia 22 tahun ini sudah dipastikan akan berada di posisi 10 dunia untuk pertama kalinya ketika daftar peringkat WTA yang baru akan dirilis pada Senin (1 /4) nanti.
“Ini sangat bagus. Saya merasa ini merupakan sesuatu tujuan saya untuk waktu yang lama. Itu bukan rahasia lagi. Sungguh menakjubkan apa yang terjadi ketika Anda menaruh dan impian Anda ke dalam pekerjaan. Ini luar biasa,” ucap Barty.
Meski begitu, perjuangan Barty harus kembali berlanjut di Miami. Apalagi, dia memiliki kesempatan untuk bisa melangkah ke final yang pertama di turnamen berlevel Premier itu. Namun, dia harus bisa mengatasi perlawanan dari petenis muda Estonia Anett Kontaveit yang melaju ke semifinal seusai mengalahkan penakluk nama-nama besar dunia, Hsieh Su Wei 3-6, 6-2, 7-5.
Padahal, Hsieh sebenarnya memiliki perjalanan yang sangat mengesankan selama melaju ke perempat final. Dia berhasil mengalahkan petenis peringkat 1 dunia Naomi Osaka di babak ketiga dan petenis unggulan ke-13 Caroline Wozniacki di babak keempat. Namun, Kontaveit yang 10 tahun lebih muda dari Hsieh mampu merebut momentum dari tangan Hsieh.
“Untuk kesekian kalinya, saya sudah begitu dekat dengan jurang kekalahan di sini. Saya hanya berusaha untuk tetap berjuang, bertahan, dan entah bagaimana tetap bermain dengan agresif. Saya berusaha untuk lebih memikirkan hal yang harus saya lakukan daripada hanya memikirkan skor,” ujar Kontaveit.
Setelah ini, Kontaveit harus kembali berjuang lebih baik lagi. Apalagi, dia tertinggal 2-3 melawan Kvitova. Tapi, Kontaveit memenangkan pertemuan terakhir mereka di Brisbane awal musim ini. Sementara dengan Barty, Kontaveit memenangkan satu-satunya pertemuan mereka yang berlangsung di Wimbledon 2014
Sebelum pertandingan itu, Barty memang selalu mengalami kesulitan menghadapi Kvitova. Terbukti, dia selalu menelan kekalahan dari empat pertemuan, termasuk dua laga di negaranya pada laga final di Sydney Internasional. Dia juga disingkirkan ketika bertemu di perempat final Australia Terbuka, Januari lalu.
Namun, Barty tak ingin hasil buruk itu kembali berlanjut di Miami. Setelah sukses menyingkirkan unggulan ketujuh Kiki Bertens dengan skor 4-6, 6-3, 6-2 di babak keempat, dia kembali harus berjuang menghadapi Kvitova setelah bermain tiga set 7-6, 3-6, 6-2 di Hard Rock Stadium, kemarin. Kemenangan itu sekaligus membuatnya berhasil mencapai semifinal pertama di level Premier.
“Bagi saya, sangat penting untuk mencoba dan mengambil sebanyak mungkin porsi dari Kvitova. Dia mempunyai servis luar biasa. Terkadang itu sulit saya kendalikan. Tapi, saya mencoba melakukan yang terbaik yang saya bisa dan mencoba masuk ke permainan dan melayani dengan baik,” kata Barty, dilansir wtatennis.
Selain bangga bisa membukukan kemenangan pertamanya dari Kvitova, Barty juga memiliki alasan lain atas kebahagiannya dari kemenangan itu. Ya, petenis berusia 22 tahun ini sudah dipastikan akan berada di posisi 10 dunia untuk pertama kalinya ketika daftar peringkat WTA yang baru akan dirilis pada Senin (1 /4) nanti.
“Ini sangat bagus. Saya merasa ini merupakan sesuatu tujuan saya untuk waktu yang lama. Itu bukan rahasia lagi. Sungguh menakjubkan apa yang terjadi ketika Anda menaruh dan impian Anda ke dalam pekerjaan. Ini luar biasa,” ucap Barty.
Meski begitu, perjuangan Barty harus kembali berlanjut di Miami. Apalagi, dia memiliki kesempatan untuk bisa melangkah ke final yang pertama di turnamen berlevel Premier itu. Namun, dia harus bisa mengatasi perlawanan dari petenis muda Estonia Anett Kontaveit yang melaju ke semifinal seusai mengalahkan penakluk nama-nama besar dunia, Hsieh Su Wei 3-6, 6-2, 7-5.
Padahal, Hsieh sebenarnya memiliki perjalanan yang sangat mengesankan selama melaju ke perempat final. Dia berhasil mengalahkan petenis peringkat 1 dunia Naomi Osaka di babak ketiga dan petenis unggulan ke-13 Caroline Wozniacki di babak keempat. Namun, Kontaveit yang 10 tahun lebih muda dari Hsieh mampu merebut momentum dari tangan Hsieh.
“Untuk kesekian kalinya, saya sudah begitu dekat dengan jurang kekalahan di sini. Saya hanya berusaha untuk tetap berjuang, bertahan, dan entah bagaimana tetap bermain dengan agresif. Saya berusaha untuk lebih memikirkan hal yang harus saya lakukan daripada hanya memikirkan skor,” ujar Kontaveit.
Setelah ini, Kontaveit harus kembali berjuang lebih baik lagi. Apalagi, dia tertinggal 2-3 melawan Kvitova. Tapi, Kontaveit memenangkan pertemuan terakhir mereka di Brisbane awal musim ini. Sementara dengan Barty, Kontaveit memenangkan satu-satunya pertemuan mereka yang berlangsung di Wimbledon 2014
(don)