Ketika Marquez Tumbangkan Rekor Agostini dan Samai Catatan Kemenangan Rossi
A
A
A
SACHSENRING - Marc Marquez membuat beberapa sejarah lagi di Sachsenring saat joki tim Repsol Honda itu memenangkan balapan pada Minggu (7/7/2019). Pembalap berjuluk The Baby Alien sukses mempertahankan statusnya sebagai penguasa di lintasan sepanjang 3,7 km tersebut.
Kemenangan yang diraih Marquez bukan hal yang mengejutkan. Selama mengaspal di Sirkuit Sachsenring, dia berhasil meraih sepuluh pole position dan sepuluh kemenangan dalam sepuluh kunjungannya. Kemenangan di Sachsenring adalah podium ke-49 di MotoGP .
Marquez berada di urutan keempat dalam daftar pembalap kelas elite yang mengoleksi kemenangan terbanyak (49), yakni Mick Doohan (54 kemenangan) Agostini (68) dan Valentino Rossi (89). Secara keseluruhan, Marquez telah mengumpulkan 75 kemenangan di semua kelas.
Tentu saja, penikmat balap MotoGP tahu mengapa Marquez hampir selalu menang di trek yang berlawanan dengan arah jarum jam. Marquez memang dikenal sebagai pembalap yang sangat tangguh saat tampil di lintasan yang memiliki banyak belokan kiri.
Kemenangan ini sekaligus mempertegas keunggulan 58 poin dari Andrea Dovizioso yang terus mengekor pimpinan klasemen sementara pembalap MotoGP. Perjalanan Marquez dengan sepuluh kemenangan berturut-turut di trek yang sama di berbagai kelas bukan merupakan rekor sepanjang masa.
Satu-satunya pembalap yang pernah mencetak 13 kemenangan beruntun di kelas 500cc dan 350cc adalah Giacomo Agostini. Legenda hidup Italia itu sukses menang di Imatra, Finlandia, antara tahun 1966-1973. Namun demikian, Marquez bukan berarti tak mampu menumbangkan rekor Agostini.
Salah satunya yang terjadi di Sirkuit Chemnitz, Jerman di mana Agostini hanya mampu menang dalam sembilan balapan secara beruntun. Di kelas MotoGP, Marquez sudah mencetak tujuh kemenangan beruntun di Sachsenring dan dia setidaknya berhasil menyamai catatan kemenangan beruntun Valentino Rossi di Mugello, Italia.
"Rencananya ada di sana dan saya mengikutinya. Rencananya adalah memimpin dari awal hingga akhir. Saya hanya mencoba menghangatkan ban pada dua lap pertama, lalu dorong dari lap tiga. Kami menemukan jalan di FP4, untuk menjadi sangat tepat dengan elektronik, ban dan semuanya. Saya yakin untuk balapan di belakang keras, kemudian di grid, oke, kami beralih ke medium (yang disepakati semua pengendara lebih sulit daripada yang sulit)," kata Marquez, pasca balapan.
"Itu adalah pilihan yang tepat dan itu terasa menyenangkan bagi saya. Saya sangat senang karena liburan musim panas akan sangat baik bagi keluarga kami karena saudara saya memenangkan balapan Moto2 dan dia juga memimpin kejuaraannya," imbuh Marquez
Ini adalah kemenangan terbesar kedua Marquez pada tahun 2019, setelah Termas de Rio Hondo, di mana ia membuat poin dengan memenangkan balalan dengan 9,8 detik. Bukan kebetulan bahwa Sachsenring dan Termas adalah jalur pacuan kuda besi yang memungkinkannya melambaikan tangan kepada para pengejarnya.
Keduanya merupakan sirkuit cengkeraman rendah, di mana cara tercepat di sekitar lintasan adalah dengan memutar ban belakang untuk membuat motor lebih mudah bermanuver saat menaklukan tikungan. Tidak ada yang bisa melakukan itu seperti Marquez.
Kemenangan yang diraih Marquez bukan hal yang mengejutkan. Selama mengaspal di Sirkuit Sachsenring, dia berhasil meraih sepuluh pole position dan sepuluh kemenangan dalam sepuluh kunjungannya. Kemenangan di Sachsenring adalah podium ke-49 di MotoGP .
Marquez berada di urutan keempat dalam daftar pembalap kelas elite yang mengoleksi kemenangan terbanyak (49), yakni Mick Doohan (54 kemenangan) Agostini (68) dan Valentino Rossi (89). Secara keseluruhan, Marquez telah mengumpulkan 75 kemenangan di semua kelas.
Tentu saja, penikmat balap MotoGP tahu mengapa Marquez hampir selalu menang di trek yang berlawanan dengan arah jarum jam. Marquez memang dikenal sebagai pembalap yang sangat tangguh saat tampil di lintasan yang memiliki banyak belokan kiri.
Kemenangan ini sekaligus mempertegas keunggulan 58 poin dari Andrea Dovizioso yang terus mengekor pimpinan klasemen sementara pembalap MotoGP. Perjalanan Marquez dengan sepuluh kemenangan berturut-turut di trek yang sama di berbagai kelas bukan merupakan rekor sepanjang masa.
Satu-satunya pembalap yang pernah mencetak 13 kemenangan beruntun di kelas 500cc dan 350cc adalah Giacomo Agostini. Legenda hidup Italia itu sukses menang di Imatra, Finlandia, antara tahun 1966-1973. Namun demikian, Marquez bukan berarti tak mampu menumbangkan rekor Agostini.
Salah satunya yang terjadi di Sirkuit Chemnitz, Jerman di mana Agostini hanya mampu menang dalam sembilan balapan secara beruntun. Di kelas MotoGP, Marquez sudah mencetak tujuh kemenangan beruntun di Sachsenring dan dia setidaknya berhasil menyamai catatan kemenangan beruntun Valentino Rossi di Mugello, Italia.
"Rencananya ada di sana dan saya mengikutinya. Rencananya adalah memimpin dari awal hingga akhir. Saya hanya mencoba menghangatkan ban pada dua lap pertama, lalu dorong dari lap tiga. Kami menemukan jalan di FP4, untuk menjadi sangat tepat dengan elektronik, ban dan semuanya. Saya yakin untuk balapan di belakang keras, kemudian di grid, oke, kami beralih ke medium (yang disepakati semua pengendara lebih sulit daripada yang sulit)," kata Marquez, pasca balapan.
"Itu adalah pilihan yang tepat dan itu terasa menyenangkan bagi saya. Saya sangat senang karena liburan musim panas akan sangat baik bagi keluarga kami karena saudara saya memenangkan balapan Moto2 dan dia juga memimpin kejuaraannya," imbuh Marquez
Ini adalah kemenangan terbesar kedua Marquez pada tahun 2019, setelah Termas de Rio Hondo, di mana ia membuat poin dengan memenangkan balalan dengan 9,8 detik. Bukan kebetulan bahwa Sachsenring dan Termas adalah jalur pacuan kuda besi yang memungkinkannya melambaikan tangan kepada para pengejarnya.
Keduanya merupakan sirkuit cengkeraman rendah, di mana cara tercepat di sekitar lintasan adalah dengan memutar ban belakang untuk membuat motor lebih mudah bermanuver saat menaklukan tikungan. Tidak ada yang bisa melakukan itu seperti Marquez.
(bbk)