Hadapi Indonesia, Pelatih Malaysia Tak Mau Ingat Masa Lalu
A
A
A
JAKARTA - Pelatih Malaysia Tan Cheng Hoe sadar betul menghadapi Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dalam kualifikasi Piala Dunia 2022 bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi, duel yang akan berlangsung, Kamis (5/9/2019) malam nanti, Harimau Malaya dihantui rekor buruk. Namun, Cheng Hoe meminta anak asuhnya tak terlalu memikirkan soal pertemuan masa lalu.
SUGBK yang dulunya dikenal dengan nama Stadion Utama Senayan itu memang menjadi tempat yang kurang mengenakan buat Malaysia. Terhitung sejak Asian Games 1962, Indonesia selalu sulit ditaklukkan. Dari 18 pertemuan, Malaysia baru mencat empat kali kemenangan dan dua kali bermain imbang. (Baca juga : Preview Timnas Indonesia vs Malaysia: Ini Soal Harga Diri )
"Saya sangat senang berada di sini di kualifikasi Piala Dunia. Saya yakin kedua belah pihak siap dan menantikan pertandingan. Semua pemain saya fit dan ingin bermain dalam pertandingan, ”kata Cheng Hoe dilansir The Star.
“Jika melihat catatan melawan Indonesia, itu menguntungkan mereka di sini di Gelora Bung Karno. Namun kita tidak bisa hanya melihat sejarah, kita perlu melihat ke depan dan mencoba untuk mendapatkan hasil yang baik," ucapnya.
“Ini pelatih kepala yang berbeda sekarang dan sejumlah pemain yang berbeda. Para pemain saya akan memberikan yang terbaik dan bertekad untuk datang dengan hasil positif."
Tak bisa dipungkiri pertemuan antara Indonesia versus Malaysia kerap menimbulkan drama baik di dalam maupun luar lapangan. Tak hanya di tingkat senior, rivalitas terus terjadi sampai level junior.
Namun untuk kali ini Cheng Hoe meminta para pemainnya untuk bermain cerdas. Ia ingin pemain Malaysia tidak terpancing dengan segala hal di luar pertandingan dan hanya fokus pada permainan.
“Banyak yang telah dikatakan tentang atmosfer yang diharapkan nanti, tetapi pemain saya tahu bahwa mereka harus berkinerja baik terlepas dari apa pun. Tetapi yang lebih penting, penting bagi tim untuk menghasilkan permainan yang menyenangkan sambil menghindari apa pun yang dapat mengakibatkan insiden seperti kartu merah. Sepak bola harus menjadi yang utama bagi saya, ”kata Cheng Hoe.
“Saya pikir media terlalu fokus pada unsur persaingan sementara kita harus ingat untuk berkonsentrasi pada apa yang akan terjadi di lapangan. Kita perlu memahami dan menghormati satu sama lain dan ingat bahwa kita adalah lawan, bukan musuh."
SUGBK yang dulunya dikenal dengan nama Stadion Utama Senayan itu memang menjadi tempat yang kurang mengenakan buat Malaysia. Terhitung sejak Asian Games 1962, Indonesia selalu sulit ditaklukkan. Dari 18 pertemuan, Malaysia baru mencat empat kali kemenangan dan dua kali bermain imbang. (Baca juga : Preview Timnas Indonesia vs Malaysia: Ini Soal Harga Diri )
"Saya sangat senang berada di sini di kualifikasi Piala Dunia. Saya yakin kedua belah pihak siap dan menantikan pertandingan. Semua pemain saya fit dan ingin bermain dalam pertandingan, ”kata Cheng Hoe dilansir The Star.
“Jika melihat catatan melawan Indonesia, itu menguntungkan mereka di sini di Gelora Bung Karno. Namun kita tidak bisa hanya melihat sejarah, kita perlu melihat ke depan dan mencoba untuk mendapatkan hasil yang baik," ucapnya.
“Ini pelatih kepala yang berbeda sekarang dan sejumlah pemain yang berbeda. Para pemain saya akan memberikan yang terbaik dan bertekad untuk datang dengan hasil positif."
Tak bisa dipungkiri pertemuan antara Indonesia versus Malaysia kerap menimbulkan drama baik di dalam maupun luar lapangan. Tak hanya di tingkat senior, rivalitas terus terjadi sampai level junior.
Namun untuk kali ini Cheng Hoe meminta para pemainnya untuk bermain cerdas. Ia ingin pemain Malaysia tidak terpancing dengan segala hal di luar pertandingan dan hanya fokus pada permainan.
“Banyak yang telah dikatakan tentang atmosfer yang diharapkan nanti, tetapi pemain saya tahu bahwa mereka harus berkinerja baik terlepas dari apa pun. Tetapi yang lebih penting, penting bagi tim untuk menghasilkan permainan yang menyenangkan sambil menghindari apa pun yang dapat mengakibatkan insiden seperti kartu merah. Sepak bola harus menjadi yang utama bagi saya, ”kata Cheng Hoe.
“Saya pikir media terlalu fokus pada unsur persaingan sementara kita harus ingat untuk berkonsentrasi pada apa yang akan terjadi di lapangan. Kita perlu memahami dan menghormati satu sama lain dan ingat bahwa kita adalah lawan, bukan musuh."
(bbk)