Jelang Man United vs Arsenal, Bayangan Buruk Hantui Solskjaer
A
A
A
MANCHESTER - Ada memori buruk membayangi Ole Gunnar Solskjaer saat Manchester United (MU) menjamu Arsenal di Old Trafford, Selasa (1/10/2019) dini hari. Arsenal menjadi tim pertama yang menghentikan laju 12 laga tanpa pernah kalah di karier awalnya bersama The Red Devils.
Kala ditunjuk sebagai caretaker menggantikan Jose Mourinho yang dipecat pada Desember 2018, Solskjaer sejatinya memberikan kesan positif dengan membawa MU tidak terkalahkan dalam dua belas pertandingan Liga Primer pertamanya.
Dia sukses memenangkan sepuluh pertandingan di antaranya. Namun, setelah kekalahan 0-2 dari Arsenal di Emirates Stadium pada Mei 2018, performa MU langsung menurun drastis. Lunturnya taji The Red Devils dimulai dengan tersingkir di babak perempat final Piala FA.
Sejak saat itu Ashley Young dkk tidak pernah kembali ke performa terbaiknya. Tercatat dalam delapan pertandingan terakhir MU hanya mampu mengemas dua kemenangan, dua imbang, dan empat kekalahan.
Konsekuensinya, mereka harus puas menempati posisi keenam klasemen akhir Liga Primer. Karenanya, kedatangan Arsenal ke Old Trafford kali ini jelas menghantui Solskjaer. Jika kembali kalah, dia menjadi pelatih keempat MU yang mengalami dua kekalahan beruntun di Liga Primer melawan Arsenal dalam 40 tahun. Sebelumnya, torehan serupa dilakukan James West (1900), Tommy Docherty (1973), dan terakhir Dave Sexton (1977/1978).
Kekhawatiran memori kelam bakal terulang didukung kondisi kurang meyakinkannya kinerja MU musim ini. The Red Devils baru mengoleksi dua kemenangan dalam enam pertandingan terakhir Liga Primer. Akibatnya MU terlempar ke posisi 11 klasemen sementara dengan delapan poin.
MU bahkan harus bersusah payah menang melawan tim semenjana asal League one, Rochdale AFC lewat drama adu penalti 5-3 untuk lolos ke babak keempat Piala Liga (26/9). Situasi semakin rumit karena beberapa pemain kunci, seperti Paul Pogba, Anthony Martial, dan Marcus Rashford diragukan tampil karena cedera.
Kendati demikian, Solskjaer justru mengatakan ini merupakan waktu bagi para pemain muda menunjukkan kapabilitasnya. Di lini serang, MU akan mengandalkan Daniel James, Jesse Lingard, hingga Mason Greenwood (17 tahun).
Nama terakhir sedang menanjak berkat dua gol yang dilesakkannya ke gawang Astana di Liga Europa (20/9) dan Rochdale. Bek Axel Tuanzebe (21 tahun) dan Brandon Williams (19) juga bisa menjadi alternatif di lini pertahanan. Dikombinasikan dengan beberapa nama senior macam Young, David De Gea, Victor Lindelof, Juan Mata, dan Nemanja Matic, Solskjaer yakin MU mampu memberikan perlawanan sengit pada Arsenal. Kebetulan The Red Devils memiliki rekor bagus.
Mereka belum terkalahkan dalam 12 pertandingan terakhir Liga Primer melawan Arsenal di Old Trafford (8 menang dan 4 imbang). Pelatih berusia 46 tahun itu tidak terpengaruh atau merasa tertekan dengan kritikan publik dan media.
Solskjaer menegaskan tetap berkonsentrasi penuh mengembalikan reputasi MU sebagai klub elite Inggris dan Eropa. “Kami hanya perlu fokus pada apa yang harus kami lakukan, dan itu adalah meningkatkan kinerja tim. Tidak ada yang berubah. Ketika saya masih seorang pemain, MU selalu menjadi berita utama,” kata Solskjaer.
Besarnya tensi pertandingan melawan MU turut mendapatkan respek dari pelatih Arsenal, Unai Emery. Menurutnya, pertemuan dua tim legendaris di Inggris selalu menarik perhatian pencinta sepak bola.
Kendati begitu, Emery menilai reputasi besar MU memotivasi The Gunners memberikan seluruh kemampuan terbaik demi meraih kemenangan pertama atas sang rival di Liga Primer di Old Trafford dalam 13 tahun.
Terakhir kali Arsenal menang 1-0 lewat gol Emmanuel Adebayor, September 2006. Kepercayaan diri Emery didasari performa impresif Arsenal yang belum terkalahkan dalam lima pertandingan terakhir di semua kompetisi (tiga menang dan dua imbang).
Selain itu, absennya Alexandre Lacazette karena cedera tidak terlalu membuat khawatir karena memiliki Pierre- Emerick Aubameyang yang sedang on fire. Penyerang Gabon itu mengoleksi tujuh gol dari tujuh pertandingan terakhir.
“Ini adalah momen luar biasa, pertandingan luar biasa antara kedua tim besar di masa lalu, sekarang, dan masa depan,” katanya.
(Alimansyah)
Kala ditunjuk sebagai caretaker menggantikan Jose Mourinho yang dipecat pada Desember 2018, Solskjaer sejatinya memberikan kesan positif dengan membawa MU tidak terkalahkan dalam dua belas pertandingan Liga Primer pertamanya.
Dia sukses memenangkan sepuluh pertandingan di antaranya. Namun, setelah kekalahan 0-2 dari Arsenal di Emirates Stadium pada Mei 2018, performa MU langsung menurun drastis. Lunturnya taji The Red Devils dimulai dengan tersingkir di babak perempat final Piala FA.
Sejak saat itu Ashley Young dkk tidak pernah kembali ke performa terbaiknya. Tercatat dalam delapan pertandingan terakhir MU hanya mampu mengemas dua kemenangan, dua imbang, dan empat kekalahan.
Konsekuensinya, mereka harus puas menempati posisi keenam klasemen akhir Liga Primer. Karenanya, kedatangan Arsenal ke Old Trafford kali ini jelas menghantui Solskjaer. Jika kembali kalah, dia menjadi pelatih keempat MU yang mengalami dua kekalahan beruntun di Liga Primer melawan Arsenal dalam 40 tahun. Sebelumnya, torehan serupa dilakukan James West (1900), Tommy Docherty (1973), dan terakhir Dave Sexton (1977/1978).
Kekhawatiran memori kelam bakal terulang didukung kondisi kurang meyakinkannya kinerja MU musim ini. The Red Devils baru mengoleksi dua kemenangan dalam enam pertandingan terakhir Liga Primer. Akibatnya MU terlempar ke posisi 11 klasemen sementara dengan delapan poin.
MU bahkan harus bersusah payah menang melawan tim semenjana asal League one, Rochdale AFC lewat drama adu penalti 5-3 untuk lolos ke babak keempat Piala Liga (26/9). Situasi semakin rumit karena beberapa pemain kunci, seperti Paul Pogba, Anthony Martial, dan Marcus Rashford diragukan tampil karena cedera.
Kendati demikian, Solskjaer justru mengatakan ini merupakan waktu bagi para pemain muda menunjukkan kapabilitasnya. Di lini serang, MU akan mengandalkan Daniel James, Jesse Lingard, hingga Mason Greenwood (17 tahun).
Nama terakhir sedang menanjak berkat dua gol yang dilesakkannya ke gawang Astana di Liga Europa (20/9) dan Rochdale. Bek Axel Tuanzebe (21 tahun) dan Brandon Williams (19) juga bisa menjadi alternatif di lini pertahanan. Dikombinasikan dengan beberapa nama senior macam Young, David De Gea, Victor Lindelof, Juan Mata, dan Nemanja Matic, Solskjaer yakin MU mampu memberikan perlawanan sengit pada Arsenal. Kebetulan The Red Devils memiliki rekor bagus.
Mereka belum terkalahkan dalam 12 pertandingan terakhir Liga Primer melawan Arsenal di Old Trafford (8 menang dan 4 imbang). Pelatih berusia 46 tahun itu tidak terpengaruh atau merasa tertekan dengan kritikan publik dan media.
Solskjaer menegaskan tetap berkonsentrasi penuh mengembalikan reputasi MU sebagai klub elite Inggris dan Eropa. “Kami hanya perlu fokus pada apa yang harus kami lakukan, dan itu adalah meningkatkan kinerja tim. Tidak ada yang berubah. Ketika saya masih seorang pemain, MU selalu menjadi berita utama,” kata Solskjaer.
Besarnya tensi pertandingan melawan MU turut mendapatkan respek dari pelatih Arsenal, Unai Emery. Menurutnya, pertemuan dua tim legendaris di Inggris selalu menarik perhatian pencinta sepak bola.
Kendati begitu, Emery menilai reputasi besar MU memotivasi The Gunners memberikan seluruh kemampuan terbaik demi meraih kemenangan pertama atas sang rival di Liga Primer di Old Trafford dalam 13 tahun.
Terakhir kali Arsenal menang 1-0 lewat gol Emmanuel Adebayor, September 2006. Kepercayaan diri Emery didasari performa impresif Arsenal yang belum terkalahkan dalam lima pertandingan terakhir di semua kompetisi (tiga menang dan dua imbang).
Selain itu, absennya Alexandre Lacazette karena cedera tidak terlalu membuat khawatir karena memiliki Pierre- Emerick Aubameyang yang sedang on fire. Penyerang Gabon itu mengoleksi tujuh gol dari tujuh pertandingan terakhir.
“Ini adalah momen luar biasa, pertandingan luar biasa antara kedua tim besar di masa lalu, sekarang, dan masa depan,” katanya.
(Alimansyah)
(bbk)