Yoris Sahara Berbagi Pengalaman Tampil di Kejuaraan EWS 2019
A
A
A
JAKARTA - Pembalap sepeda binaan Batik Air Racing Team, Yoris Sahara, berbagi pengalamannya saat mengikuti kejuaraan dunia 'TROPHY OF NATIONS - Enduro World Series’ (EWS) 2019 di Finale Ligure, Italia pada tanggal 28-29 September 2019 lalu. Dikatakannya, ini merupakan race terberat yang pernah dirasakannya karena hanya diberikan waktu 2 hari untuk mengenal karakter trek.
"Di Trophy of Nation EWS ini, saya benar-benar merasakan race yang paling berat yang pernah saya alami. Hanya 2 hari waktu latihan dan mempelajari karakter trek, sebetulnya kurang untuk saya," kata Yoris dalam keterangan pers yang diterima SINDOnews, Kamis (3/10/2019).
Pada kejuaraan dunia ini, Yoris menempati posisi ke-15 untuk Kategori Men dari 108 yang melakukan start. Untuk kejuaraan Trophy of Nations EWS 2019 terdapat 5 etape atau disebut SS. Yoris berhasil menyelesaikan SS5 dengan waktu 38 menit 0:38:39.63 dengan gap 0:06:04.81 dari posisi pertama yang diraih Raimondi Matteo dari Italia dengan catatan waktu-nya 0:32:34.82.
Yoris menambahkan ada kendala yang dirasakannya pada saat race. Ini berkaitan dengan cedera otot yang dialaminya dan dia beberapa kali harus meminta bantuan tim medis untuk diberikan alat peredam nyeri otot. Beruntung, malasah itu tidak menganggunya.
"Saya coba push my limit, dan dalam hati saya berkata bahwa saya harus mencapai finish apa pun catatan waktunya, karena medan di Finale Ligure itu sangat ekstrem dengan bukit berbatuan dan harus penyesuaian kondisi cuaca yang cukup panas pada saat race. Alhamdulillah, meskipun sempat putus asa, akhirnya saya mampu mencapai garis finish, yang ternyata hasilnya cukup manjadi awal bagi saya," kenang Yoris.
Pada kejuaraan Trophy of Nations EWS 2019 ini, sebanyak 21 Negara yang ikut serta, seluruhnya memang mengirimkan atlet pro terbaiknya. Diantaranya atlet-atlet MTB top dunia yang berpartisipasi antara lain Clementz, J Barel, Buchanan, Richi Rude, Kelly , Shawn, Sam Hill, Calaghan dan beberapa Atlet Legenda lainnya.
Ical Hardiyana selaku Manager Lapangan, yang menemani Yoris selama mengikuti kejuaraan membenarkan bahwa medan dan peserta yang merupakan atlet kelas dunia menjadi tantangan terberat Yoris. Ditambah waktu penyesuaian dengan medan yang dirasa belum terlalu lama.
"Saya bangga, Yoris sudah berusaha sekuat tenaga untuk tidak patah semangat atau pantang mundur karena medan yang berat. Trophy of Nation EWS ini kita harus Start dan finish sebanyak 5 SS dan bisa di bayangkan ada 5 bukit dengan ketinggian yang cukup curam dan jarak yang cukup jauh, sekitar 6-7 KM, sehingga sangat menguras tenaga. Dan itulah yang sempat dialami Yoris," tutur Ical.
Sementara itu, peringkat 55 di EWS ditanggapi positif oleh Pembina Batik Air Racing Team (BART), Capt. Putut Daniel. "Untuk kejuaraan dunia yang baru diikuti pertama kali oleh atlet kami, ini merupakan hasil yang sangat menggembirakan. Tentunya kami sadari bahwa untuk kedepannya, kami harus mempersiapkan atlet kami dengan latihan yang lebih baik dengan stardard enduro, dengan fokus pada latihan core sehingga siap tenaga untuk menghadapi tantangan dengan medan tanjakan yang berat," pungkasnya.
Sekadar informasi, kejuaraan EWS 2019 merupakan event bergengsi skala Internasional yang telah dimulai sejak tahun 2013 dan menjadi kalendar tahunan, yang menghadirkan trek berkeliling di jalur terbaik di dunia di lebih dari 8 lokasi dan puncaknya pada kejuaraan World Series Champion. Untuk berkompetisi di kejuaraan EWS, pembalap harus terlebih dahulu melakukan pra-kualifikasi dengna mencetak Poin Peringkat Global.
Pembalap dapat memulai dari kualifikasi lokal dan terus menguji levelnya dan berkembang sebagai pembalap, sebelum mengikuti tantangan di sebuah event EWS. Bekerja dengan tim, menyusun strategi, mengatur kecepatan satu sama lain dan berbagi pengalaman dalam mengikuti ajang EWS. Di akhir musim, pembalap amatir dan pro dapat bersaing dalam tim di Trophy of Nations, festival sejati olahraga MTB Enduro.
"Di Trophy of Nation EWS ini, saya benar-benar merasakan race yang paling berat yang pernah saya alami. Hanya 2 hari waktu latihan dan mempelajari karakter trek, sebetulnya kurang untuk saya," kata Yoris dalam keterangan pers yang diterima SINDOnews, Kamis (3/10/2019).
Pada kejuaraan dunia ini, Yoris menempati posisi ke-15 untuk Kategori Men dari 108 yang melakukan start. Untuk kejuaraan Trophy of Nations EWS 2019 terdapat 5 etape atau disebut SS. Yoris berhasil menyelesaikan SS5 dengan waktu 38 menit 0:38:39.63 dengan gap 0:06:04.81 dari posisi pertama yang diraih Raimondi Matteo dari Italia dengan catatan waktu-nya 0:32:34.82.
Yoris menambahkan ada kendala yang dirasakannya pada saat race. Ini berkaitan dengan cedera otot yang dialaminya dan dia beberapa kali harus meminta bantuan tim medis untuk diberikan alat peredam nyeri otot. Beruntung, malasah itu tidak menganggunya.
"Saya coba push my limit, dan dalam hati saya berkata bahwa saya harus mencapai finish apa pun catatan waktunya, karena medan di Finale Ligure itu sangat ekstrem dengan bukit berbatuan dan harus penyesuaian kondisi cuaca yang cukup panas pada saat race. Alhamdulillah, meskipun sempat putus asa, akhirnya saya mampu mencapai garis finish, yang ternyata hasilnya cukup manjadi awal bagi saya," kenang Yoris.
Pada kejuaraan Trophy of Nations EWS 2019 ini, sebanyak 21 Negara yang ikut serta, seluruhnya memang mengirimkan atlet pro terbaiknya. Diantaranya atlet-atlet MTB top dunia yang berpartisipasi antara lain Clementz, J Barel, Buchanan, Richi Rude, Kelly , Shawn, Sam Hill, Calaghan dan beberapa Atlet Legenda lainnya.
Ical Hardiyana selaku Manager Lapangan, yang menemani Yoris selama mengikuti kejuaraan membenarkan bahwa medan dan peserta yang merupakan atlet kelas dunia menjadi tantangan terberat Yoris. Ditambah waktu penyesuaian dengan medan yang dirasa belum terlalu lama.
"Saya bangga, Yoris sudah berusaha sekuat tenaga untuk tidak patah semangat atau pantang mundur karena medan yang berat. Trophy of Nation EWS ini kita harus Start dan finish sebanyak 5 SS dan bisa di bayangkan ada 5 bukit dengan ketinggian yang cukup curam dan jarak yang cukup jauh, sekitar 6-7 KM, sehingga sangat menguras tenaga. Dan itulah yang sempat dialami Yoris," tutur Ical.
Sementara itu, peringkat 55 di EWS ditanggapi positif oleh Pembina Batik Air Racing Team (BART), Capt. Putut Daniel. "Untuk kejuaraan dunia yang baru diikuti pertama kali oleh atlet kami, ini merupakan hasil yang sangat menggembirakan. Tentunya kami sadari bahwa untuk kedepannya, kami harus mempersiapkan atlet kami dengan latihan yang lebih baik dengan stardard enduro, dengan fokus pada latihan core sehingga siap tenaga untuk menghadapi tantangan dengan medan tanjakan yang berat," pungkasnya.
Sekadar informasi, kejuaraan EWS 2019 merupakan event bergengsi skala Internasional yang telah dimulai sejak tahun 2013 dan menjadi kalendar tahunan, yang menghadirkan trek berkeliling di jalur terbaik di dunia di lebih dari 8 lokasi dan puncaknya pada kejuaraan World Series Champion. Untuk berkompetisi di kejuaraan EWS, pembalap harus terlebih dahulu melakukan pra-kualifikasi dengna mencetak Poin Peringkat Global.
Pembalap dapat memulai dari kualifikasi lokal dan terus menguji levelnya dan berkembang sebagai pembalap, sebelum mengikuti tantangan di sebuah event EWS. Bekerja dengan tim, menyusun strategi, mengatur kecepatan satu sama lain dan berbagi pengalaman dalam mengikuti ajang EWS. Di akhir musim, pembalap amatir dan pro dapat bersaing dalam tim di Trophy of Nations, festival sejati olahraga MTB Enduro.
(bbk)