Hilangnya Kepercayaan Jorge Lorenzo
A
A
A
MADRID - Jorge Lorenzo tampaknya masih belum berhasil mengatasi periode sulit di ajang MotoGP 2019. Dalam 15 balapan yang berlangsung musim ini, pembalap berjuluk X-Fuera belum kunjung menyelesaikan tempat di urutan 10 besar.
Hasil minor itu tentunya mengundang banyak tanda tanya besar, sebab Lorenzo notabene merupakan juara dunia tiga kali di kelas elite MotoGP. Tapi status yang dimilikinya tersebut seperti tak berarti apa-apa ketika ia mengendarai kuda besi RC213V tim Repsol Honda.
Dari 348 poin yang dikumpulkan duo Honda (Marc Marquez dan Lorenzo), Marquez telah menyumbang 325 angka. Artinya, pembalap yang baru menggarisbawahi namanya sebagai pemenang MotoGP 2019 di Thailand itu hampir seluruhnya memberikan poin pada setiap akhir pekan balapan.
Sementara Lorenzo hanya memberikan kontribusi sebanyak 32 poin. Tak pelak, kegagalan itu mengundang perhatian dari mantan kepala kru Lorenzo, Ramon Forcada.
Forcada mengatakan motor yang benar-benar cocok buat Lorenzo adalah M1 Yamaha. "M1 sepertinya dibuat untuknya. Terlebih Lorenzo menghabiskan sembilan tahun di sana dan banyak pekerjaan pengembangan Yamaha tergantung pada Jorge karena ada banyak hal yang terjadi berdasarkan umpan balik dari kedua pembalap," jelasnya dikutip dari Speedweek, Sabtu (12/10/2019).
Forcada tidak bermaksud mengecilkan kontribusi Valentino Rossi terhadap pengembangan motor M1 Yamaha musim ini. Tapi yang perlu digarisbawahi adalah Yamaha selalu mendukung setiap pembalap dan mencoba membuat motor sesuai dengan karakter joki mereka.
Itu berbeda ketika Lorenzo berada di Honda, karena dia menemukan situasi yang jauh berbeda. Itu disebabkan lantaran pabrikan Jepang lebih menyesuaikan gaya balap Marquez. Sedangkan Lorenzo berada pada posisi yang kurang menguntungkan karena RC213V dibuat kurang ideal.
"Karena gaya membalap Marc, Honda adalah sepeda motor yang secara fisik sangat melelahkan. Dia adalah orang yang, walaupun dia banyak berlatih, tidak membangun massa otot. Ia tidak sekuat pembalap lain yang mungkin kurang berlatih. Itu sifatnya, fisiknya, tidak ada yang bisa Anda lakukan. Karena itu, Honda pasti akan mengikuti umpan balik dari Marc dan membangun sepeda motor untuk Marc," cetus Forcada.
"Gaya membalap Marc tentu saja berlawanan dengan gaya Jorge. Dan setiap kali Marc menang lebih banyak, Honda membuat motor yang lebih cocok untuk Marc dan lebih sedikit untuk Jorge," imbuh Forcada.
Lebih jauh, kegagalan Lorenzo tidak hanya disebabkan dari tim Honda saja. Masalah kebugaran pembalap juga menjadi faktor penyebabnya, terutama masalah cedera tulang belakang yang membuat proses adaptasi dengan motor RC213V tidak berjalan sesuai rencana.
"Jorge berada dalam situasi di mana dia kehilangan kepercayaan. Ketika dia kembali, dia bertanya-tanya, 'Apakah itu yang saya lakukan, layak? Jika Anda berusia 32 tahun dan terluka, perlu waktu lebih lama untuk membuat keputusan itu," pungkas Forcada.
Hasil minor itu tentunya mengundang banyak tanda tanya besar, sebab Lorenzo notabene merupakan juara dunia tiga kali di kelas elite MotoGP. Tapi status yang dimilikinya tersebut seperti tak berarti apa-apa ketika ia mengendarai kuda besi RC213V tim Repsol Honda.
Dari 348 poin yang dikumpulkan duo Honda (Marc Marquez dan Lorenzo), Marquez telah menyumbang 325 angka. Artinya, pembalap yang baru menggarisbawahi namanya sebagai pemenang MotoGP 2019 di Thailand itu hampir seluruhnya memberikan poin pada setiap akhir pekan balapan.
Sementara Lorenzo hanya memberikan kontribusi sebanyak 32 poin. Tak pelak, kegagalan itu mengundang perhatian dari mantan kepala kru Lorenzo, Ramon Forcada.
Forcada mengatakan motor yang benar-benar cocok buat Lorenzo adalah M1 Yamaha. "M1 sepertinya dibuat untuknya. Terlebih Lorenzo menghabiskan sembilan tahun di sana dan banyak pekerjaan pengembangan Yamaha tergantung pada Jorge karena ada banyak hal yang terjadi berdasarkan umpan balik dari kedua pembalap," jelasnya dikutip dari Speedweek, Sabtu (12/10/2019).
Forcada tidak bermaksud mengecilkan kontribusi Valentino Rossi terhadap pengembangan motor M1 Yamaha musim ini. Tapi yang perlu digarisbawahi adalah Yamaha selalu mendukung setiap pembalap dan mencoba membuat motor sesuai dengan karakter joki mereka.
Itu berbeda ketika Lorenzo berada di Honda, karena dia menemukan situasi yang jauh berbeda. Itu disebabkan lantaran pabrikan Jepang lebih menyesuaikan gaya balap Marquez. Sedangkan Lorenzo berada pada posisi yang kurang menguntungkan karena RC213V dibuat kurang ideal.
"Karena gaya membalap Marc, Honda adalah sepeda motor yang secara fisik sangat melelahkan. Dia adalah orang yang, walaupun dia banyak berlatih, tidak membangun massa otot. Ia tidak sekuat pembalap lain yang mungkin kurang berlatih. Itu sifatnya, fisiknya, tidak ada yang bisa Anda lakukan. Karena itu, Honda pasti akan mengikuti umpan balik dari Marc dan membangun sepeda motor untuk Marc," cetus Forcada.
"Gaya membalap Marc tentu saja berlawanan dengan gaya Jorge. Dan setiap kali Marc menang lebih banyak, Honda membuat motor yang lebih cocok untuk Marc dan lebih sedikit untuk Jorge," imbuh Forcada.
Lebih jauh, kegagalan Lorenzo tidak hanya disebabkan dari tim Honda saja. Masalah kebugaran pembalap juga menjadi faktor penyebabnya, terutama masalah cedera tulang belakang yang membuat proses adaptasi dengan motor RC213V tidak berjalan sesuai rencana.
"Jorge berada dalam situasi di mana dia kehilangan kepercayaan. Ketika dia kembali, dia bertanya-tanya, 'Apakah itu yang saya lakukan, layak? Jika Anda berusia 32 tahun dan terluka, perlu waktu lebih lama untuk membuat keputusan itu," pungkas Forcada.
(sha)