Dari Pangeran Menjadi Raja, Siapa Bisa Melengserkan Canelo?
A
A
A
Saul ''Canelo'' Alvarez adalah raja tinju dunia di empat kelas berbeda terkuat saat ini. Siapa yang mampu melengserkan Canelo dari takhtanya? Kemenangan KO ronde 11 yang dibukukan Canelo atas Sergey Kovalev dalam perebutan sabuk juara Kelas Berat Ringan WBO menjadi pembuktiannya.
Canelo pantas menyandang status raja tinju dunia. Dari seorang pangeran penguasa Kelas Menengah kemudian naik takhta menjadi raja setelah menjuarai Kelas Berat Ringan. Ya, Canelo telah membuktikan, kendati dia harus naik dua divisi - dari kelas Menengah ke Kelas Berat Ringan – keperkasaannya sulit ditandingi. ’’Dia adalah pejuang pound-for-pound terbaik di dunia saat ini, dan kita harus memberinya pengakuan itu,"kata Oscar De La Hoya, promotornya.
Selain Canelo, ada Terence Crawford atau Vasiliy Lomachenko yang merupakan juara dunia di tiga divisi. Atau Naoya Inoue dari Jepang. "Anda tidak dapat memberi tahu saya Terence Crawford atau Vasiliy Lomachenko atau orang lain dalam tinju yang hebat seperti Canelo,"lanjutnya.
Canelo sendiri tidak peduli dengan semua gelar yang dimilikinya. Karena dia hanya bertarung melawan semua petinju terbaik di dunia. "Yang saya pedulikan adalah menciptakan sejarah," kata Canelo ketika ditanya apakah dia ingin pengakuan sebagai pound-for-pound nomor 1.
Dalam usia 29 tahun, Canelo berada di puncak kejayaan - dengan 56 pertarungan dan 402 ronde- yang telah dijalaninya. Anak bungsu dari enam bersaudara telah menjadi petinju profesional selama berbulan-bulan dengan menjalani 50% pertarungan dari seluruh hidupnya.
Tidak seperti Lomachenko yang dengan kelincahan kakinya di ring membuatnya menjadi daya tarik yang unik. Canelo jauh lebih konvensional. Tetapi, saat melawan Kovalev pada Sabtu malam lalu, dia menunjukkan cara bertahan yang sulit ditembus Kovalev. Canelo mampu merobohkan Kovalev, yang memiliki bobot 9 kg lebih berat darinya, di ronde 11.
Canelo bertarung efektif antara menyerang dan bertahan. Kombinasi pukulannya yang menghajar badan lawannya telah menjadi senjata baginya, sama pentingnya baginya dengan tangan kanan Deontay Wilder, juara dunia Kelas Berat WBC. Tetapi yang mengesankan tentang Canelo terhadap Kovalev adalah bahwa ketika pukulan tubuh itu tidak berhasil, dia menemukan jawaban lain.
"Jelas dia petarung yang jauh lebih besar daripada saya, jadi saya merasa dia memukul saya, tetapi saya bisa mengatasinya," kata Canelo. "Sangat sulit untuk sampai ke tubuh,"akunya.
Setelah Kovalev, sejumlah petinju masuk dalam daftar lawan yang ingin berduel dengan Canelo. Mulai Dmitry Bivol, Artur Beterbiev, juara Kelas Menengah Super Callum Smith dan Billy Joe Saunders hingga pemegang gelar Kelas Menengah WBO Demetrius Andrade menjadi pertimbangan lawan ideal bagi Canelo.
Tapi mungkin satu-satunya cara agar Canelo bisa-dan-untuk-selamanya mendapatkan penghargaan yang layak diterimanya adalah dengan menghilangkan semua keraguan tentang persaingannya dengan Golovkin dalam pertarungan trilogi.’’Golovkin? kenapa tidak?,’’kata Canelo.
Golovkin menjadi sosok lawan tangguh bagi Canelo yang dalam dua pertarungan sebelumnya berakhir draw dan kemenangan angka. Golovkin tidak terima dengan dua hasil itu yang menurutnya tidak fair. Hingga muncul skenario mempertemukan Canelo dengan Golovkin untuk ketiga kalinya. Jika itu terwujud akan menjadi trilogy Canelo vs Golovkin yang akan mengguncang tinju dunia.
Canelo pantas menyandang status raja tinju dunia. Dari seorang pangeran penguasa Kelas Menengah kemudian naik takhta menjadi raja setelah menjuarai Kelas Berat Ringan. Ya, Canelo telah membuktikan, kendati dia harus naik dua divisi - dari kelas Menengah ke Kelas Berat Ringan – keperkasaannya sulit ditandingi. ’’Dia adalah pejuang pound-for-pound terbaik di dunia saat ini, dan kita harus memberinya pengakuan itu,"kata Oscar De La Hoya, promotornya.
Selain Canelo, ada Terence Crawford atau Vasiliy Lomachenko yang merupakan juara dunia di tiga divisi. Atau Naoya Inoue dari Jepang. "Anda tidak dapat memberi tahu saya Terence Crawford atau Vasiliy Lomachenko atau orang lain dalam tinju yang hebat seperti Canelo,"lanjutnya.
Canelo sendiri tidak peduli dengan semua gelar yang dimilikinya. Karena dia hanya bertarung melawan semua petinju terbaik di dunia. "Yang saya pedulikan adalah menciptakan sejarah," kata Canelo ketika ditanya apakah dia ingin pengakuan sebagai pound-for-pound nomor 1.
Dalam usia 29 tahun, Canelo berada di puncak kejayaan - dengan 56 pertarungan dan 402 ronde- yang telah dijalaninya. Anak bungsu dari enam bersaudara telah menjadi petinju profesional selama berbulan-bulan dengan menjalani 50% pertarungan dari seluruh hidupnya.
Tidak seperti Lomachenko yang dengan kelincahan kakinya di ring membuatnya menjadi daya tarik yang unik. Canelo jauh lebih konvensional. Tetapi, saat melawan Kovalev pada Sabtu malam lalu, dia menunjukkan cara bertahan yang sulit ditembus Kovalev. Canelo mampu merobohkan Kovalev, yang memiliki bobot 9 kg lebih berat darinya, di ronde 11.
Canelo bertarung efektif antara menyerang dan bertahan. Kombinasi pukulannya yang menghajar badan lawannya telah menjadi senjata baginya, sama pentingnya baginya dengan tangan kanan Deontay Wilder, juara dunia Kelas Berat WBC. Tetapi yang mengesankan tentang Canelo terhadap Kovalev adalah bahwa ketika pukulan tubuh itu tidak berhasil, dia menemukan jawaban lain.
"Jelas dia petarung yang jauh lebih besar daripada saya, jadi saya merasa dia memukul saya, tetapi saya bisa mengatasinya," kata Canelo. "Sangat sulit untuk sampai ke tubuh,"akunya.
Setelah Kovalev, sejumlah petinju masuk dalam daftar lawan yang ingin berduel dengan Canelo. Mulai Dmitry Bivol, Artur Beterbiev, juara Kelas Menengah Super Callum Smith dan Billy Joe Saunders hingga pemegang gelar Kelas Menengah WBO Demetrius Andrade menjadi pertimbangan lawan ideal bagi Canelo.
Tapi mungkin satu-satunya cara agar Canelo bisa-dan-untuk-selamanya mendapatkan penghargaan yang layak diterimanya adalah dengan menghilangkan semua keraguan tentang persaingannya dengan Golovkin dalam pertarungan trilogi.’’Golovkin? kenapa tidak?,’’kata Canelo.
Golovkin menjadi sosok lawan tangguh bagi Canelo yang dalam dua pertarungan sebelumnya berakhir draw dan kemenangan angka. Golovkin tidak terima dengan dua hasil itu yang menurutnya tidak fair. Hingga muncul skenario mempertemukan Canelo dengan Golovkin untuk ketiga kalinya. Jika itu terwujud akan menjadi trilogy Canelo vs Golovkin yang akan mengguncang tinju dunia.
(aww)