IBA Dapat Pengakuan KONI secara Administrasi
A
A
A
JAKARTA - Ketua Harian Indonesia Beladiri Amatir (IBA) Mix Martial Arts (MMA), Dwi Badarmanto, mengklaim bahwa IBA MMA telah mendapatkan rekomendasi dari KONI. Itu disampaikannya saat berbincang dengan wartawan di Gedung MNC Tower, Jakarta, Selasa (12/11/2019) WIB.
"Sekarang kita sudah mendapatkan rekomendasi dari KONI. Artinya, kita sudah mendapatkan pengakuan dari KONI secara administrasi. Tapi untuk masuk dalam pembinaan KONI setelah nanti ada Rakornas KONI. Setelah itu baru masuk di dalam cabor (cabang olahraga)," jelas Dwi.
Pada Juli lalu, pengurus IBA MMA sowan ke Ketua KONI Letjen (Purn) Marciano Norman. Dalam pertemuan tertutup itu, Ketua IBA Daradjat Tirtayasa menjelaskan bahwa berdirinya IBA dalam rangka mewadahi seluruh beladiri amatir yang ada di Indonesia.
Daradjat mengklaim bahwa ini merupakan satu-satunya beladiri amatir yang selama ini berdiri. "Oleh karena itu, ini adalah suatu hal yang benar-benar positif untuk merangkul semua para petarung-petarung bebas atau Mixed Martial Arts yang ada di Indonesia. Jenjang materi inilah yang akan kita siapkan untuk ke depannya agar bisa menjadi gol. Jadi tidak ada lagi petarung langsung pro tanpa melewati amatir tidak ada. Jadi kita melalui amatir dulu," tegas Daradjat.
Setelah menghasilkan petarung hebat di kejurnas, Agustus lalu, IBA MMA nantinya akan menyalurkan atlet binaannya ke level profesional, salah satunya dengan berlaga di KHK MMA. Namun ada proses yang perlu dilalui para atlet seperti pembinaan dll.
Sementara Deklarasi KHK MMA untuk negara-negara ASEAN plus bakal berlangsung pada awal Desember 2019 di Indonesia. Disinggung berapa event KHK MMA bakal berlangsung di Indonesia, Dwi menjelaskan nantinya akan disesuaikan dengan IBA.
Dwi memaparkan nantinya masing-masing kota bakal melakukan tahap seleksi dan nanti ranking lima besar berhak tampil di Bali. "Nanti akan disesuaikan dengan IBA. Yang amatir itu kan satu program yang kita sebut sebagai Road to Bali. Masing-masing kota nantinya akan melakukan tahap seleksi, nanti akan diranking seperti kompetisi. Lima besar ke Bali," imbuh Dwi.
"Sekarang kita sudah mendapatkan rekomendasi dari KONI. Artinya, kita sudah mendapatkan pengakuan dari KONI secara administrasi. Tapi untuk masuk dalam pembinaan KONI setelah nanti ada Rakornas KONI. Setelah itu baru masuk di dalam cabor (cabang olahraga)," jelas Dwi.
Pada Juli lalu, pengurus IBA MMA sowan ke Ketua KONI Letjen (Purn) Marciano Norman. Dalam pertemuan tertutup itu, Ketua IBA Daradjat Tirtayasa menjelaskan bahwa berdirinya IBA dalam rangka mewadahi seluruh beladiri amatir yang ada di Indonesia.
Daradjat mengklaim bahwa ini merupakan satu-satunya beladiri amatir yang selama ini berdiri. "Oleh karena itu, ini adalah suatu hal yang benar-benar positif untuk merangkul semua para petarung-petarung bebas atau Mixed Martial Arts yang ada di Indonesia. Jenjang materi inilah yang akan kita siapkan untuk ke depannya agar bisa menjadi gol. Jadi tidak ada lagi petarung langsung pro tanpa melewati amatir tidak ada. Jadi kita melalui amatir dulu," tegas Daradjat.
Setelah menghasilkan petarung hebat di kejurnas, Agustus lalu, IBA MMA nantinya akan menyalurkan atlet binaannya ke level profesional, salah satunya dengan berlaga di KHK MMA. Namun ada proses yang perlu dilalui para atlet seperti pembinaan dll.
Sementara Deklarasi KHK MMA untuk negara-negara ASEAN plus bakal berlangsung pada awal Desember 2019 di Indonesia. Disinggung berapa event KHK MMA bakal berlangsung di Indonesia, Dwi menjelaskan nantinya akan disesuaikan dengan IBA.
Dwi memaparkan nantinya masing-masing kota bakal melakukan tahap seleksi dan nanti ranking lima besar berhak tampil di Bali. "Nanti akan disesuaikan dengan IBA. Yang amatir itu kan satu program yang kita sebut sebagai Road to Bali. Masing-masing kota nantinya akan melakukan tahap seleksi, nanti akan diranking seperti kompetisi. Lima besar ke Bali," imbuh Dwi.
(bbk)