Makan Konate, Dirijen Permainan Persebaya
A
A
A
SIDOARJO - Tak banyak playmaker klasik yang sukses berpindah-pindah klub di persepakbolaan Indonesia. Gaya sepakbola modern yang lebih banyak mengandalkan kecepatan dan fisik kerap mengubur para playmaker untuk bisa berkreasi.
Makan Konate menjadi pengecualiaan. Dengan gaya bermain stylist dan cerdas dalam membagi bola, Konate kini menjadi penyambung bola yang mampu menghidupkan permainan. Ia tak banyak berlari, determinasinya juga terjadi di berbagai sisi lapangan.
Pelatih Aji Santoso pun memberikan kejutan dengan menjadikannya sebagai kapten Tim Bajol Ijo. Sebuah keputusan yang jarang terjadi di Persebaya dengan menyematkan ban kapten pada seorang pemain yang baru bergabung belum genap sebulan.
Konate menjawab amanah itu dengan permainan yang cantik di lapangan. Gaya permainan Green Force kini tak lagi monoton. Sebelumnya, permaian Persebaya kerap mudah dibaca lawan dengan mengandalkan permainan cepat yang memaksimalkan kedua winger untuk menusuk ke depan dan mengirimkan umpan matang di mulut gawang.
Konate kini memainkan peran sebagai dinamo di lapangan tengah. Permainan Persebaya lebih bervariasi. Mereka memaksimalkan semua sisi lapangan untuk bisa membangun serangan.
Catatan itu dibuktikan dengan agresifnya kedua winger milik Persebaya Irfan Jaya maupun Mahmoed Eid ketika diberikan umpan manja oleh Konate. Berkali-kali laga Persebaya selalu disuguhi umpan panjang terukur yang dikirim Konate ke sisi kanan dan kiri lapangan. Konate menegaskan dirinya juga mampu memainkan peran sebagai ‘pelempar lembing’ yang mumpuni.
Eksploitasi serangan Persebaya juga diubah Konate dengan memaksimalkan peran Lone Striker yang dijalankan oleh David Da Silva. Predator kotak penalti itu kini lebih banyak tersenyum dengan sajian true pass yang kerap dilakukan Konate pada dirinya.
Da Silva mampu mendulang berbagai gol yang dihasilkan dari serangkaian peluang yang diciptakan Konate. Pemain berwarganegaraan Mali itu juga kerap ikut naik, membantu Da Silva untuk menebar ancaman ke gawang lawan. Dua golnya ke gawang Madura United menjadi bukti produktifitas Konate.
Peran Konate di lapangan tengah Persebaya memang lebih leluasa. Ia didukung dua gelandang bertahan yang kerap menjaga area bermainnya, yakni Aryn Williams dan M Hidayat. Keduanya menjadi kompatriot sejati yang menjaga transisi permainan Persebaya dari bertahan ke menyerang.
Konate tetap akan menjadi dirinya, pemain yang memahami filosofi permainan sepakbola di Kota Pahlawan. Pemain yang tak ‘berisik’, tapi memberikan hukuman pada lawan yang membuka celah bertahan.
Pada laga final Piala Gubernur Jatim 2020 pukul 15.00 WIB yang disiarkan secara langsung oleh MNCTV dari Stadion Delta Sidoarjo akan menjadi pembuktian aksi Konate selanjutnya.
Makan Konate menjadi pengecualiaan. Dengan gaya bermain stylist dan cerdas dalam membagi bola, Konate kini menjadi penyambung bola yang mampu menghidupkan permainan. Ia tak banyak berlari, determinasinya juga terjadi di berbagai sisi lapangan.
Pelatih Aji Santoso pun memberikan kejutan dengan menjadikannya sebagai kapten Tim Bajol Ijo. Sebuah keputusan yang jarang terjadi di Persebaya dengan menyematkan ban kapten pada seorang pemain yang baru bergabung belum genap sebulan.
Konate menjawab amanah itu dengan permainan yang cantik di lapangan. Gaya permainan Green Force kini tak lagi monoton. Sebelumnya, permaian Persebaya kerap mudah dibaca lawan dengan mengandalkan permainan cepat yang memaksimalkan kedua winger untuk menusuk ke depan dan mengirimkan umpan matang di mulut gawang.
Konate kini memainkan peran sebagai dinamo di lapangan tengah. Permainan Persebaya lebih bervariasi. Mereka memaksimalkan semua sisi lapangan untuk bisa membangun serangan.
Catatan itu dibuktikan dengan agresifnya kedua winger milik Persebaya Irfan Jaya maupun Mahmoed Eid ketika diberikan umpan manja oleh Konate. Berkali-kali laga Persebaya selalu disuguhi umpan panjang terukur yang dikirim Konate ke sisi kanan dan kiri lapangan. Konate menegaskan dirinya juga mampu memainkan peran sebagai ‘pelempar lembing’ yang mumpuni.
Eksploitasi serangan Persebaya juga diubah Konate dengan memaksimalkan peran Lone Striker yang dijalankan oleh David Da Silva. Predator kotak penalti itu kini lebih banyak tersenyum dengan sajian true pass yang kerap dilakukan Konate pada dirinya.
Da Silva mampu mendulang berbagai gol yang dihasilkan dari serangkaian peluang yang diciptakan Konate. Pemain berwarganegaraan Mali itu juga kerap ikut naik, membantu Da Silva untuk menebar ancaman ke gawang lawan. Dua golnya ke gawang Madura United menjadi bukti produktifitas Konate.
Peran Konate di lapangan tengah Persebaya memang lebih leluasa. Ia didukung dua gelandang bertahan yang kerap menjaga area bermainnya, yakni Aryn Williams dan M Hidayat. Keduanya menjadi kompatriot sejati yang menjaga transisi permainan Persebaya dari bertahan ke menyerang.
Konate tetap akan menjadi dirinya, pemain yang memahami filosofi permainan sepakbola di Kota Pahlawan. Pemain yang tak ‘berisik’, tapi memberikan hukuman pada lawan yang membuka celah bertahan.
Pada laga final Piala Gubernur Jatim 2020 pukul 15.00 WIB yang disiarkan secara langsung oleh MNCTV dari Stadion Delta Sidoarjo akan menjadi pembuktian aksi Konate selanjutnya.
(bbk)