IOC Ngotot Lawan Seruan Penundaan Olimpiade dari Sejumlah Negara

Senin, 23 Maret 2020 - 11:45 WIB
IOC Ngotot Lawan Seruan Penundaan Olimpiade dari Sejumlah Negara
IOC Ngotot Lawan Seruan Penundaan Olimpiade dari Sejumlah Negara
A A A
TOKYO - Seruan penundaan Olimpiade 2020 Tokyo terutama dari kalangan atlet dan internal Komite Olimpiade Internasional (IOC). Namun, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach adanya keinginan untuk menunda ajang tersebut akibat pandemi virus corona.

Bach menyatakan Olimpiade 2020 tetap berjalan sesuai dengan jadwal yang direncanakan berlangsung pada 24 Juli mendatang. Dia menegaskan, tidak akan mudah mengambil tindakan menjadwal ulang pesta olahraga terbesar di dunia tersebut untuk setahun ke depan. “Anda tidak bisa menunda pertandingan olimpiade seperti pertandingan sepak bola di akhir pekan,” katanya dilansir kyodonews.

Bach bersikeras jika fokus IOC semata-mata pada penyelenggaraan olimpiade bisa berjalan aman dan sesuai dengan jadwal. Dia bahkan bersikukuh mempertahankan pendiriannya. Apalagi Bach menyebut keputusan apa pun harus berdasarkan informasi yang akurat, terpercaya, dan berbasis data.

Sebelumnya, Komite Olimpiade Brasil menyerukan agar Olimpiade Tokyo ditunda selama satu tahun. Alasannya, karena pandemi Covid-19 semakin memburuk dan atlet kesulitan mempertahankan tingkat kompetitif permainan terbaik mereka.

Hal senada disampaikan Komite Olimpiade dan Paralimpik Norwegia. Mereka menyatakan telah meminta IOC untuk tidak mengadakan pertandingan sampai virus penyebab pneumonia terkendali, terutama ketika total sekitar 234.000 orang telah terinfeksi di seluruh dunia.

Federasi olahraga dan renang Amerika Serikat (AS) juga bersuara dan mengeluarkan seruan untuk menunda Olimpiade 2020. Hal itu katakan langsung CEO Komite Paralympic Olympic AS Sarah Hirshland dan CEO Renang AS Tim Hinchey. Menurutnya, para atlet berada dalam tekanan karena minim persiapan latihan karena virus korona. Karena itu, penundaan merupakan salah satu kebijakan paling tepat saat ini.

“Setiap orang telah mengalami gangguan yang tidak terbayangkan beberapa bulan sebelum olimpiade. Ini menimbulkan pertanyaan tentang kondisi atlet saat berkompetisi. Atlet kami berada di bawah tekanan, stres dan kecemasan yang luar biasa, dan kesehatan mental serta kebugaran mereka harus menjadi prioritas utama,” ucap Hinchey.

Sementara IOC, Komite penyelenggara Olimpiade Tokyo dan Pemerintah Jepang menyatakan berencana mengadakan pertandingan sesuai dengan jadwal. Menanggapi permintaan dari komite Norwegia, wakil presiden dari panitia Tokyo Games Toshiaki Endo menyatakan jika pihaknya tidak memiliki wewenang menunda atau membatalkan olimpiade. “IOC akan membuat keputusan akhir. Kami akan mempersiapkan secara menyeluruh untuk pembukaan pertandingan pada Juli,” ujar Endo.

Namun, organisasi cabang olahraga di Jepang mengindikasikan akan menoleransi penundaan jika virus korona berdampak pada olimpiade sehingga tidak bisa digelar sesuai dengan jadwal. “Kami sangat ingin pertandingan diadakan (sesuai jadwal). Tapi, kami tidak punya pilihan selain menerimanya jika ditunda,” kata anggota eksekutif Asosiasi Mendayung Jepang, Yoshihito Nagahata.

Pandemi virus korona telah menyebabkan gangguan pada kalender olahraga, menyebabkan serangkaian perskorsan kualifikasi olimpiade dan uji coba karena kekhawatiran tentang risiko kesehatan atlet dan penonton. IOC mengatakan sebelumnya bahwa hanya sekitar 57% atlet yang sudah lolos. (Raikhul Amar)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.4464 seconds (0.1#10.140)