Disinggung Masa Depan Rossi, Bos Yamaha: Dia Pria Cerdas
A
A
A
TAVULLIA - Valentino Rossi harus memutuskan apakah 2021 tetap mengendarai kuda besi MotoGP atau mengakhiri kariernya sebagai seorang pembalap. Seharusnya pembalap kelahiran Tavullia, Italia, itu bakal memutuskan rencana pensiun pada tahun ini, namun semua skenario yang telah direncanakan sebelumnya berantakan lantaran pandemi virus corona yang menghantam dunia.
Di tengah keadaan darurat kesehatan saat ini, Manajer tim Yamaha, Massimo Meregalli, tidak percaya bahwa The Doctor tampak kesulitan untuk memutuskan kariernya di dunia balap. Menurutnya, Rossi merupakan pria yang cerdas dan menemukan levelnya dengan mudah.
"Kami dan dia akan mengambil langkah bersama. Saya yakin Yamaha akan berusaha menempatkan Vale dalam situasi terbaik, mungkin sedikit mengubah gayanya, sesuatu yang telah ia lakukan di masa lalu, membuktikan bahwa itu bukan masalah," tutur Meregalli dikutip dari AS Sport, Rabu (1/4/2020).
Di samping itu, Meregalli juga mengomentari kedatangan Jorge Lorenzo sebagai pembalap penguji. Dikatakannya, ini merupakan sebuah keuntungan buat tim mengingat ia memiliki segudang pengalaman di dunia balap roda dua.
"Saya pikir masalah Yamaha adalah tidak memiliki pembalap penguji kaliber Lorenzo, yang merupakan pembalap yang sangat cepat. Jorge memiliki karunia untuk mengambil sepeda motor dan membawanya ke batas dan mengendarainya secara alami. Di masa lalu, pilot wasiat mungkin hanya mengikuti indikasi. Kekuatan motor lainnya," imbuhnya.
Pada bagian terakhir, Meregalli menaruh keyakinan yang besar bahwa balapan MotoGP tahun ini akan digelar. Meskipun sulit diprediksi namun kemungkinan Dorna Sports sudah merancang skenario untuk menggelar balapan.
"Ini bukan situasi yang mudah, jelas prioritasnya adalah kesehatan dan semua orang yang sakit dan berjuang untuk hidup mereka. Kami di rumah, kami berhubungan dengan anggota tim dan dengan pembalap. Maverick mengatakan kepada saya dia praktis pulih dari cedera. Tidak mungkin untuk memutuskan tanggal sekarang, Dorna melakukan segala yang mungkin untuk menjaga kejuaraan Dunia sambil mencari solusi untuk melakukan balapan. Saya pikir sampai Juli secara praktis tidak mungkin untuk memulai dan saya berpendapat bahwa melakukan 12 atau 13 balapan bisa menjadi angka yang logis, 19 saya merasa rumit," pungkas Meregalli.
Di tengah keadaan darurat kesehatan saat ini, Manajer tim Yamaha, Massimo Meregalli, tidak percaya bahwa The Doctor tampak kesulitan untuk memutuskan kariernya di dunia balap. Menurutnya, Rossi merupakan pria yang cerdas dan menemukan levelnya dengan mudah.
"Kami dan dia akan mengambil langkah bersama. Saya yakin Yamaha akan berusaha menempatkan Vale dalam situasi terbaik, mungkin sedikit mengubah gayanya, sesuatu yang telah ia lakukan di masa lalu, membuktikan bahwa itu bukan masalah," tutur Meregalli dikutip dari AS Sport, Rabu (1/4/2020).
Di samping itu, Meregalli juga mengomentari kedatangan Jorge Lorenzo sebagai pembalap penguji. Dikatakannya, ini merupakan sebuah keuntungan buat tim mengingat ia memiliki segudang pengalaman di dunia balap roda dua.
"Saya pikir masalah Yamaha adalah tidak memiliki pembalap penguji kaliber Lorenzo, yang merupakan pembalap yang sangat cepat. Jorge memiliki karunia untuk mengambil sepeda motor dan membawanya ke batas dan mengendarainya secara alami. Di masa lalu, pilot wasiat mungkin hanya mengikuti indikasi. Kekuatan motor lainnya," imbuhnya.
Pada bagian terakhir, Meregalli menaruh keyakinan yang besar bahwa balapan MotoGP tahun ini akan digelar. Meskipun sulit diprediksi namun kemungkinan Dorna Sports sudah merancang skenario untuk menggelar balapan.
"Ini bukan situasi yang mudah, jelas prioritasnya adalah kesehatan dan semua orang yang sakit dan berjuang untuk hidup mereka. Kami di rumah, kami berhubungan dengan anggota tim dan dengan pembalap. Maverick mengatakan kepada saya dia praktis pulih dari cedera. Tidak mungkin untuk memutuskan tanggal sekarang, Dorna melakukan segala yang mungkin untuk menjaga kejuaraan Dunia sambil mencari solusi untuk melakukan balapan. Saya pikir sampai Juli secara praktis tidak mungkin untuk memulai dan saya berpendapat bahwa melakukan 12 atau 13 balapan bisa menjadi angka yang logis, 19 saya merasa rumit," pungkas Meregalli.
(sha)