Emas pertama biliar bagi Jateng

Rabu, 12 September 2012 - 22:28 WIB
Emas pertama biliar bagi Jateng
Emas pertama biliar bagi Jateng
A A A
Sindonews.com - Cabang biliar menyumbang medali emas pertamanya bagi kontingen Jawa Tengah di PON 2012/Riau. Sukses di cabang bola sodok itu sudah terlihat saat dua pebiliar Jawa Tengah yakni Ricky Yang dan Muhammad Zulfikri tampil di partai final nomor bola 8 perorangan putra.

Melalui pertarungan sengit, akhirnya Ricky berhasil mengalahkan Zulfikri dengan skor 9-3. Medali emas kemarin sangat spesial bagi Ricky. Di perhelatan SEA Games 2011 lalu, Ricky juga mempersembahkan medali emas emas dan perak bagi kontingen Indonesia. Meskipun dia sering keluar sebagai juara berbagai turnamen biliar, namun baru inilah dia mendapatkan medali emas di PON.

Pada pertandingan yang berlangsung di Biliar Center MTQ Pekanbaru kemarin, Ricky sempat mengalami kesulitan meladeni permainan rekan sedaerahnya tersebut. Setelah bermain imbang 2-2, Ricky Yang melaju dengan mudah. Zulfikri mulai kewalahan mengejar ketertinggalannya. Zulfikri pun berhak atas medali perak.

Setelah tampil di bola 8 perorangan putra, Ricky masih berpeluang menambah koleksi medali emasnya. Dia akan turun pada tiga nomor sekaligus yang semua punya peluang medali. Nomor-nomor tersebut meliputi bola 9 perorangan, bola 8 double putra berpasangan dengan Muhammad Zulfikri, dan bola 10 campuran berpasangan dengan Amanda Rahayu.

”Kemenangan di nomor 8 bola perseorangan ini memacu semangat saya untuk kembali meraih hasil maksimal di nomor lain. Mudah-mudahan pada ketiga nomor tersebut saya juga bisa sukses bersama teman-teman,” kata Ricky Yang.

Disinggung mengenai pesaing, Ricky menyebut Zulfikri akan menjadi ancaman lagi di nomor single bola 9. Sedangkan untuk nomor pasangan, dia menyebut DKI Jakarta dan tuan rumah Riau.
Sementara itu, pebiliar putri Amanda Rahayu yang juga diharapkan mampu menyumbangkan emas harus puas dengan kalungan medali perak. Di partai final nomor pool 8-ball, Amanda dipaksa mengakui keunggulan pebiliar asal DKI Jakarta Angelina Ticoalu dengan skor 5-6.

Bermain di meja satu babak final, pertandingan Amanda versus Angelina berlangsung selama empat jam. Kedua atlet saling adu strategi dalam menempatkan bola putih untuk menghindari peluang lawan memasukkan bola yang ada di meja.

Amanda sempat memimpin 4-0 di empat game pertama. Namun pada game kelima hingga kedelapan, Angelina mampu menyamakan skor menjadi 4-4. Memasuki game kesembilan, permainan semakin sengit. Aadu strategi dan taktik dengan menutup jarak tembak lawan ditontonkan dua pebiliar putri ini. Sayang, kecolongan dan harus menyerah di angka 4-5.

Permainan sengit kembali terjadi dalam game ke-10. Bermain dengan mengawali break pertama, Amanda langsung menyisakan satu bola stripe. Akan tetapi bola terakhir yang akan menjadi penentu untuk bisa menembak bola delapan harus memaksa Amanda melakukan foul (pelanggaran) dan memberikan tembakan bebas bagi Angelina. Beruntung, Angelina gagal memanfaatkan peluang emas tersebut. Skor kembali imbang menjadi 5-5.

Di game penentuan, giliran Angelina mendapatkan break pertama dan memilih bola polos untuk membuka peluang. Ketenangan atlet yang berusia 27 tahun tersebut berhasil memenangkan pertandingan. Amanda akhirnya gagal meraih emas. Medali perunggu pada nomor putri ini diraih atlet Nova Floura dari Bengkulu dan Nony Kristyantia dari Jawa Barat.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4584 seconds (0.1#10.140)