Prestasi klub Jatim bergantung kekuatan uang

Jum'at, 12 Oktober 2012 - 18:40 WIB
Prestasi klub Jatim...
Prestasi klub Jatim bergantung kekuatan uang
A A A
Sindonews.com - Klub-klub Jawa Timur (Jatim) mendapat tantangan besar untuk menggamit takhta di kompetisi Indonesian Super League (ISL) musim depan. Walau ada pergerakan yang serius di sejumlah klub seperti Arema FC yang merger dengan Pelita Jaya dan Persegres Gresik, belum berarti prestasi bakal mudah diperoleh.

Musim lalu klub-klub Jatim tak berdaya di ISL dan hanya tertolong Persela Lamongan yang merangsek ke empat besar klasemen akhir. Persepam Madura United (P-MU) juga sedikit menutupi krisis prestasi di ISL dalam dua musim terakhir. Jatim terakhir merajai ISL kala Areema FC menjadi juara pada musim 2009-2010.

Persela Lamongan sebenarnya menjadi harapan musim depan setelah mencatat progres bagus musim lalu. Sayang persiapan tim berjuluk Laskar Joko Tingkir tersendat dan beberapa pemain bintangnya hengkang. Berbeda dengan Persegres yang terus memoles diri dengan merekrut pemain berkualitas.

Harapan utama Jatim di ISL musim depan hanya terfokus pada Arema ISL yang bakal merger dengan Pelita Jaya. Baik dari sisi sokongan dana, komposisi tim, kualitas pelatih, hingga dukungan suporter, Arema-Pelita sangat memenuhi syarat untuk menjadi kekuatan dominan di liga mendatang.

''Saya prediksi Jatim masih mempunyai potensi untuk bisa menjadi kekuatan utama di ISL musim ini. Kami (Persegres) serta Arema FC, atau mungkin juga Persela, sangat serius dibanding musim sebelumnya. Tantangannya sangat berat, tapi masih ada kemungkinan, sejauh keuangan lancar” ucap Pelatih Persegres Suharno.

Menurutnya situasi keuangan klub menjadi vital bagi perjalanan tim karena berhubungan langsung dengan motivasi pemain di lapangan. “Anda sendiri bisa membayangkan bagaimana kalau kerja terus gaji terlambat dibayar. Tentu secara mental sudah terpengaruh,” tambahnya.

Suharno juga menyebut Persepam Madura United (P-MU) sebagai debutan yang tidak boleh diremehkan. Situasi yang berkembang belakangan membuatnya yakin klub-klub Jatim bakal mencatat progres lebih baik dibanding musim lalu, yang bisa dikatakan babak belur.

Pada musim 2011-2012, Persegres dan Arema ISL mati-matian menghindari degradasi. Sedangkan Deltras Sidoarjo justru benar-benar harus terjatuh ke kasta kedua alias Divisi Utama. Hanya Persela Lamongan yang relatif stabil kendati harus diganggu dengan krisis keuangan di akhir musim.

Kondisi musim depan diprediksi sedikit membaik, karena Persegres dan Arema ISL yang merger dengan Pelita tak bermasalah finansial. P-MU sebagai tim pendatang juga dikabarkan siap dari sisi keuangan. Tinggal Persela Lamongan yang kemampuan rekeningnya masih dipertanyakan.

Sementara, Pelatih P-MU Mustaqim mengungkapkan, Arema-Pelita adalah harapan utama Jatim jika berbicara status juara. Dia melihat merger kedua klub tersebut bakal memunculkan kekuatan menakutkan sekaligus bisa mengembalikan dominasi sepakbola Jatim di kompetisi level atas.

“Kalau bicara juara, jelas Arema-Pelita mempunyai peluang lebih besar karena memiliki kekuatan paling bagus. Asalkan mempunyai dana mencukupi hingga akhir musim, sebenarnya klub-klub Jatim sangat bagus. Tapi memang finansial terkadang menjadi penghambat serius,” cetus Mustaqim, mantan pelatih Deltras Sidoarjo.

Terjun bebasnya Deltras ke Divisi Utama menurut Mustaqim selayaknya menjadi pelecut motivasi bagi empat klub lain di ISL, Arema-Pelita, Persegres, Persela dan P-MU. ''Jangan ada lagi yang terjatuh musim depan. Syukur-syukur kalau ada yang promosi,” tandasnya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0994 seconds (0.1#10.140)