Perseteruan Tim Davis India dengan AITA berlanjut
A
A
A
Sindonews.com - Perseteruan antara Asosiasi Tenis India (AITA) dengan para pemain yang akan berlaga di Piala Davis masih belum kunjung berakhir. Kendati pada akhir pekan lalu, AITA telah mengakomodasi sebagian besar tuntutan dari para pemain. Itu ternyata masih belum bisa meyakinkan kelompok pemain tersebut.
Delapan pemain dengan dipimpin oleh Somdev Devvarman, tetap menolak untuk berkompromi. Dan hal ini menyebabkan India terancam tidak maksimal saat menghadapi Korea Selatan di Piala Davis yang akan diselenggarakan pada 1-3 Februari nanti di New Delhi, India.
Sementara itu, Kepala Eksekutif AITA, Hironmoy Chatterjee, juga menolak untuk melakukan diskusi lebih lanjut dengan para pemain. Pihaknya telah memberikan deadline hingga Kamis (10/1) kepada para pemain untuk memberikan keputusannya dan bersedia untuk bermain di nomor beregu. "Kami akan menunggu tanggapan dari para pemain. Kami tidak akan mengubah sikap kami. Tuntutan mereka sebagian besar telah kami penuhi. Sekarang terserah mereka bersedia atau tidak," kata Chatterjee, seperti dikutip Reuters, Selasa.
"Siapapun yang menyatakan kesediaannya pada 10 Januari nanti, maka kami akan memilih mereka untuk tim dari jumlah mereka yang bersedia."
Seperti diberitakan sebelumnya, AITA telah menyetujui tuntutan para pemain seperti permintaan kenaikan hadiah uang, perubahan dalam staf pendukung skuad, penunjukan fisioterapis dan keterlibatan para pemain dalam pemilihan lokasi pertandingan. Namun, AITA tetap menunjuk Shiv Mishra sebagai kapten setidaknya untuk pertandingan melawan Korea.
Chatterjee mengungkapkan, pihaknya sudah cukup untuk memenuhi tuntutan pemain, dan sekarang terserah terhadap sikap pemain itu sendiri. "Mereka ingin menjadi pemain, mereka ingin menjadi penyeleksi, mereka ingin menjadi administrator, yang sebenarnya itu bukan wewenang mereka," tegasnya.
Jika para pemain top India tetap enggan untuk berpartisipasi dalam laga menghadapi Korea, sepertinya pihak asosiasi akan menunjuk pemain lain untuk menggantikannya. Seperti yang pernah mereka lakukan pada Olimpiade London tahun lalu. "India bukan hanya delapan pemain tersebut, kami memiliki cukup banyak pemain untuk dipilih dan memainkan pertandingan," ujar Chatterjee menjelaskan.
Delapan pemain dengan dipimpin oleh Somdev Devvarman, tetap menolak untuk berkompromi. Dan hal ini menyebabkan India terancam tidak maksimal saat menghadapi Korea Selatan di Piala Davis yang akan diselenggarakan pada 1-3 Februari nanti di New Delhi, India.
Sementara itu, Kepala Eksekutif AITA, Hironmoy Chatterjee, juga menolak untuk melakukan diskusi lebih lanjut dengan para pemain. Pihaknya telah memberikan deadline hingga Kamis (10/1) kepada para pemain untuk memberikan keputusannya dan bersedia untuk bermain di nomor beregu. "Kami akan menunggu tanggapan dari para pemain. Kami tidak akan mengubah sikap kami. Tuntutan mereka sebagian besar telah kami penuhi. Sekarang terserah mereka bersedia atau tidak," kata Chatterjee, seperti dikutip Reuters, Selasa.
"Siapapun yang menyatakan kesediaannya pada 10 Januari nanti, maka kami akan memilih mereka untuk tim dari jumlah mereka yang bersedia."
Seperti diberitakan sebelumnya, AITA telah menyetujui tuntutan para pemain seperti permintaan kenaikan hadiah uang, perubahan dalam staf pendukung skuad, penunjukan fisioterapis dan keterlibatan para pemain dalam pemilihan lokasi pertandingan. Namun, AITA tetap menunjuk Shiv Mishra sebagai kapten setidaknya untuk pertandingan melawan Korea.
Chatterjee mengungkapkan, pihaknya sudah cukup untuk memenuhi tuntutan pemain, dan sekarang terserah terhadap sikap pemain itu sendiri. "Mereka ingin menjadi pemain, mereka ingin menjadi penyeleksi, mereka ingin menjadi administrator, yang sebenarnya itu bukan wewenang mereka," tegasnya.
Jika para pemain top India tetap enggan untuk berpartisipasi dalam laga menghadapi Korea, sepertinya pihak asosiasi akan menunjuk pemain lain untuk menggantikannya. Seperti yang pernah mereka lakukan pada Olimpiade London tahun lalu. "India bukan hanya delapan pemain tersebut, kami memiliki cukup banyak pemain untuk dipilih dan memainkan pertandingan," ujar Chatterjee menjelaskan.
(nug)