Duo Barito jadi musuh Wong Kito

Jum'at, 11 Januari 2013 - 20:11 WIB
Duo Barito jadi musuh Wong Kito
Duo Barito jadi musuh Wong Kito
A A A
Sindonews.com - Pertemuan Sriwijaya FC (SFC) dan Barito Putra di Stadion Gelora Sriwijaya bukan sekadar pertandingan dua tim asal Sumatera dan Kalimantan. Tapi bagi beberapa pemain, partai tersebut sarat emosi dan bangga.

Pasalnya, dua pemain yang dimiliki Laskar Antasari-julukan Barito Putra, adalah produk asli sepak bola Palembang. Pemain tersebut adalah Amirul Mukminin dan Septa Rianto. Kedua pemain yang sama-sama alumnus pemain PON 2004 Sumsel itu bisa dikatakan pemain generasi emas, bersama Jarot (Persija), M Sobran (SFC), Supardi (Persib Bandung) yang dimiliki Sumsel saat ini.

Karena selain nama tersebut, belum ada talenta-talenta muda pengganti mereka yang mengibarkan bendera Sumsel di pentas Liga Indonesia. Dari nama-nama pemain asal Sumsel tersebut, semuanya pernah merasakan bagaimana bermain di SFC.

Hanya saja, produk lokal ini masih kalah bersaing dan jarang mendapatkan kesempatan lebih untuk mempertontonkan skill mereka di tempat sendiri. Tapi ketika mereka bermain di luar SFC, justru mereka lebih banyak mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak.

''Senang rasanya bisa kembali ke Palembang dan bertemu dengan kawan-kawan lama. Tapi kalau ditanya bagaimana menghadapi SFC, saya tetap harus profesional dan jelas membela tim tempat saya bermain sekarang. Memang tidak nyaman menjadi lawan ditempat sendiri, tapi sekali lagi inilah sepak bola,” ucap Amirul mukminin.

Pemain yang baru saja mengakhiri masa lajangnya ini, menuturkan sebagai pemain, dirinya tidak bisa memaksakan apakah harus bermain di klub ini atau tidak. karena semua tergantung selera pelatih dan apakah pemain tersebut bisa masuk dalam skema tim.

''Rasanya sama saja, ketika ada pemain asli asal Arema tapi dia malah menjadi musuh Arema. Itu sudah sangat biasa terjadi dan saya pun membiasakan diri datang ke Stadion Gelora Sriwijaya untuk menjadi lawan SFC,” tandas gelandang mungil ini.

Sementara bagi Septa Riyanto, sekalipun dirinya menjadi musuh SFC dan tidak disukai pendukung Wong Kito, namun dia tetap merasakan kebahagiaan sendiri.

''Stadion ini (Gelora Sriwijaya) menyimpan banyak kenangan. Sesekali ada rasa sedih, bahagia, emosi semua menjadi satu. Namun rasa itu hanya sekejap dan saya pun tak mau terlalu hanyut dengan kenangan itu. Karena sekarang saya harus bekerja dan bermain lebih baik lagi, agar tenaga saya dibutuhkan dalam tim,” ujar pemain kelahiran Muara Enim ini.

Mantan pemain PSAP Sigli ini menambahkan, dirinya juga tidak mempermasalahkan ketika masih bersama SFC beberapa musim silam, namun hanya menjadi pelengkap tim dan terus menjadi pemain cadangan.

''Semuanya harus berproses, jika saya tak ingin menjadi pemain cadangan maka saya harus bisa berlatih dan bermain sesuai dengan keinginan pelatih,” tukasnya.

Terlepas dari semua rasa yang dialami Amirul Mukminin dan Septa Riyanto tentang kampung halaman nya ini, masih ada pendukung setia SFC yang tetap menyapa ramah dan meminta berfoto bareng dengan kedua pemain lokal Sumsel yang tetap menjadi pilihan pelatih di klub lain ini.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6793 seconds (0.1#10.140)
pixels