Tanah Papua bukan neraka
A
A
A
Sindonews.com —Persela Lamongan terus menebalkan kepercayaan diri jelang laga berat ke tanah Papua. Menghadapi Persiwa Wamena dan Persipura Jayapura, jelas Laskar Joko Tingkir membutuhkan sesuatu yang istimewa untuk bisa menggamit angka. Pelatih Persela Gomes de Oliviera sangat menyadari hal ini.
Papua dianggap sebagai momok bagi klub-klub yang berkunjung ke sana. Kemungkinan karena provinsi paling timur di Indonesia ini diwakili Persipura Jayapura sebagai klub paling stabil di Indonesia Super League (ISL). Persiwa musim lalu juga tiba-tiba menyodok ke papan atas klasemen akhir.
Walau begitu, Gomes de Oliviera mengatakan, “Papua bukan neraka.” Ya, ucapan itu terlihat untuk membakar semangat timnya, bahwa mereguk angka di Bumi Cendrawasih bukan sesuatu yang mustahil. Klub-klub Papua tetap bisa ditaklukkan jika tim tamu memiliki potensi besar.
“Rata-rata semua klub merasa berat ketika bertanding di Papua. Tapi sebenarnya tidak begitu, karena banyak klub yang bisa bermain bagus dan memperoleh angka di sana. Orang bilang pertandingan di Papua sangat berat. Itu benar, tapi bukan berarti kami boleh pesimistis,” ucap Gomes.
Ucapan Gomes sah-sah saja. Sebab dia sendiri merupakan pelaku sepakbola Papua kala menangani Persiwa Wamena musim lalu. Tak sekadar pelaku, dia justru boleh puas setelah mengorbitkan Badai Pegunungan Tengah ke papan atas klasemen akhir ISL 2011-2012.
Dia pun tidak ragu kekuatannya mampu menaklukkan Papua yang sering disebut sebagai neraka bagi klub yang mampir ke sana. “Orang menyebut begitu mungkin karena wilayahnya jauh, menguras energi, cuaca juga kadang kurang bersahabat,” tambahnya.
Untuk itulah dia menyusun strategi sendiri untuk menyiasati kondisi fisik pasukannya. Persela rencananya bakal menginap di Jayapura, dan baru terbang ke Wamena pagi hari sebelum pertandingan. Itu dianggap bisa menyiasati kemungkinan cuaca dingin yang bisa menghajar fisik pemain.
Setelah rencana mengatasi cuaca memunculkan solusi, kini pelatih asal Brasil tersebut tinggal menata kekuatan timnya. Performa di lapangan jelas menjadi titik fokus pelatih karena di sinilah hasil ditentukan. Gomes meminta timnya untuk menjaga permainan selama di Papua.
Sudah menunjukkan performa impresif dengan menggulung Persepam Madura United 4-0, Gomes menginginkan performa serupa di Papua. “Yang penting kami tetap tenang dan tidak grogi menghadapi Persiwa maupun Persipura. Sejauh bisa disiplin dengan tugas masing-masing, kami tidak akan kalah,” tandasnya.
Jika melihat grafik antara Persela dengan Persiwa, mungkin bisa dikatakan tim tamu lebih beruntung. Persiwa kebetulan belum menemukan permainan terbaiknya setelah kalah beruntun di kandang Persita Tangerang dan Persib Bandung. Itu membuktikan mereka belum sepenuhnya mapan.
Sehingga di pertemuan pada Kamis (31/1) di Stadion Pendidikan nanti Persela pantas masuk lapangan dengan kepala tegak. Sejauh rencana yang dijalankan Gomes berjalan sesuai skenario, tampaknya minimal satu angka bukan sebuah misi mustahil bagi tim Biru Laut.
Papua dianggap sebagai momok bagi klub-klub yang berkunjung ke sana. Kemungkinan karena provinsi paling timur di Indonesia ini diwakili Persipura Jayapura sebagai klub paling stabil di Indonesia Super League (ISL). Persiwa musim lalu juga tiba-tiba menyodok ke papan atas klasemen akhir.
Walau begitu, Gomes de Oliviera mengatakan, “Papua bukan neraka.” Ya, ucapan itu terlihat untuk membakar semangat timnya, bahwa mereguk angka di Bumi Cendrawasih bukan sesuatu yang mustahil. Klub-klub Papua tetap bisa ditaklukkan jika tim tamu memiliki potensi besar.
“Rata-rata semua klub merasa berat ketika bertanding di Papua. Tapi sebenarnya tidak begitu, karena banyak klub yang bisa bermain bagus dan memperoleh angka di sana. Orang bilang pertandingan di Papua sangat berat. Itu benar, tapi bukan berarti kami boleh pesimistis,” ucap Gomes.
Ucapan Gomes sah-sah saja. Sebab dia sendiri merupakan pelaku sepakbola Papua kala menangani Persiwa Wamena musim lalu. Tak sekadar pelaku, dia justru boleh puas setelah mengorbitkan Badai Pegunungan Tengah ke papan atas klasemen akhir ISL 2011-2012.
Dia pun tidak ragu kekuatannya mampu menaklukkan Papua yang sering disebut sebagai neraka bagi klub yang mampir ke sana. “Orang menyebut begitu mungkin karena wilayahnya jauh, menguras energi, cuaca juga kadang kurang bersahabat,” tambahnya.
Untuk itulah dia menyusun strategi sendiri untuk menyiasati kondisi fisik pasukannya. Persela rencananya bakal menginap di Jayapura, dan baru terbang ke Wamena pagi hari sebelum pertandingan. Itu dianggap bisa menyiasati kemungkinan cuaca dingin yang bisa menghajar fisik pemain.
Setelah rencana mengatasi cuaca memunculkan solusi, kini pelatih asal Brasil tersebut tinggal menata kekuatan timnya. Performa di lapangan jelas menjadi titik fokus pelatih karena di sinilah hasil ditentukan. Gomes meminta timnya untuk menjaga permainan selama di Papua.
Sudah menunjukkan performa impresif dengan menggulung Persepam Madura United 4-0, Gomes menginginkan performa serupa di Papua. “Yang penting kami tetap tenang dan tidak grogi menghadapi Persiwa maupun Persipura. Sejauh bisa disiplin dengan tugas masing-masing, kami tidak akan kalah,” tandasnya.
Jika melihat grafik antara Persela dengan Persiwa, mungkin bisa dikatakan tim tamu lebih beruntung. Persiwa kebetulan belum menemukan permainan terbaiknya setelah kalah beruntun di kandang Persita Tangerang dan Persib Bandung. Itu membuktikan mereka belum sepenuhnya mapan.
Sehingga di pertemuan pada Kamis (31/1) di Stadion Pendidikan nanti Persela pantas masuk lapangan dengan kepala tegak. Sejauh rencana yang dijalankan Gomes berjalan sesuai skenario, tampaknya minimal satu angka bukan sebuah misi mustahil bagi tim Biru Laut.
(wbs)