Menepis momok bernama nonteknis di kandang lawan
A
A
A
Sindonews.com - Laga tandang selalu menakutkan bagi klub yang berkompetisi di Indonesia. Banyak faktor yang memberikan alasan kenapa laga tandang selalu jadi momok buat tim tamu. Ketakutan itu, lebih disebabkan oleh netralitas sang pengadil di lapangan.
Tim tamu biasanya sering mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan. Tak jarang seringkali muncul keputusan-keputusan kontroversial seperti penalti yang tidak wajar atau permainan keras menjurus kasar yang ditunjukkan tuan rumah kepada tim tamu.
Selama ini, Persib mungkin jadi klub yang paling mengeluhkan perlakuan tuan rumah. Faktanya musim lalu, Maung Bandung memang sering dibuat rugi ketika menjalani laga tandang. Kasus gol pertama Persija Jakarta ke gawang Persib di SUGBK misalnya, jadi perdebatan karena tuan rumah dinilai tak mengindahkan fair play.
Kejadian lainnya adalah saat wasit tidak menghentikan pertandingan ketika Jendry Pitoy mendapatkan lemparan batu di Stadion Teladan, Medan. Selain itu, wasit pun seolah melakukan pembiaraan ketika para pemain PSMS menunjukkan permainan kasar.
Peristiwa musim lalu yang mungkin tak bisa dilupakan Persib adalah saat Maung Bandung menghadapi Sriwijaya FC di Stadion Jakabaring pada laga pamungkas Indonesia Super League (ISL). Wasit menganulir gol yang diciptakan Maman Abdurrahman.
"Memang selalu ada yang membuat tim tuan rumah berada pada posisi lebih diuntungkan. Secara nonteknis, kita harus mewaspadai banyak hal saat menjalani laga tandang. Bukan hanya harus menghadapi pemain-pemain lawan di lapangan, tapi situasi lainnya yang terjadi di lapangan," papar pelatih Djadjang Nurdjaman.
Namun, Djanur memandang faktor yang membuat tuan rumah selalu diuntungkan, karena biasanya tim yang berstatus home memiliki motivasi lebih tinggi. "Biasanya lebih ke keuntungan motivasi. Selain itu, tuan rumah minimal tidak harus melakukan proses adaptasi cuaca maupun lapangan," tandas Djanur
Tim tamu biasanya sering mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan. Tak jarang seringkali muncul keputusan-keputusan kontroversial seperti penalti yang tidak wajar atau permainan keras menjurus kasar yang ditunjukkan tuan rumah kepada tim tamu.
Selama ini, Persib mungkin jadi klub yang paling mengeluhkan perlakuan tuan rumah. Faktanya musim lalu, Maung Bandung memang sering dibuat rugi ketika menjalani laga tandang. Kasus gol pertama Persija Jakarta ke gawang Persib di SUGBK misalnya, jadi perdebatan karena tuan rumah dinilai tak mengindahkan fair play.
Kejadian lainnya adalah saat wasit tidak menghentikan pertandingan ketika Jendry Pitoy mendapatkan lemparan batu di Stadion Teladan, Medan. Selain itu, wasit pun seolah melakukan pembiaraan ketika para pemain PSMS menunjukkan permainan kasar.
Peristiwa musim lalu yang mungkin tak bisa dilupakan Persib adalah saat Maung Bandung menghadapi Sriwijaya FC di Stadion Jakabaring pada laga pamungkas Indonesia Super League (ISL). Wasit menganulir gol yang diciptakan Maman Abdurrahman.
"Memang selalu ada yang membuat tim tuan rumah berada pada posisi lebih diuntungkan. Secara nonteknis, kita harus mewaspadai banyak hal saat menjalani laga tandang. Bukan hanya harus menghadapi pemain-pemain lawan di lapangan, tapi situasi lainnya yang terjadi di lapangan," papar pelatih Djadjang Nurdjaman.
Namun, Djanur memandang faktor yang membuat tuan rumah selalu diuntungkan, karena biasanya tim yang berstatus home memiliki motivasi lebih tinggi. "Biasanya lebih ke keuntungan motivasi. Selain itu, tuan rumah minimal tidak harus melakukan proses adaptasi cuaca maupun lapangan," tandas Djanur
(aww)