Indonesia kini berharap tiket play-off
A
A
A
Sindonews.com - Pupus sudah harapan tim Piala Davis Indonesia melaju ke babak kedua Grup I Zona Asia/Oceania. Indonesia harus mengakui ketangguhan Jepang setelah pasangan Christopher Rungkat/ Elbert Sie kandas dari Tatsuma Ito/ Yasutaka Uchiyama, 4-6, 7-5, 6-2, 5-7, 2-6 di Ariake Coliseum, Tokyo, Jepang, kemarin.
Kegagalan Christopher/Elbert itu melengkapi derita tim Piala Davis Indonesia selama berada di Negeri Sakura. Sebelumnya, Indonesia terlebih dahulu tertinggal 0-2 setelah Christo––sapaan Christopher––kalah dari Tatsuma. Kemudian, Wisnu Adi Nugroho tak berkutik ketika melawan Go Soeda, Jumat (1/2). Kendati masih menyisakan dua partai tersisa hari ini, pertandingan itu tak lagi menentukan kiprah Indonesia melaju keputaran kedua.
Indonesia hanya bisa me nunggu tim yang juga mengalami kekalahan di grup sama. Dari drawing yang telah dibuat ITF, tim Merah Putih kemungkinan besar akan menghadapi India karena mereka tertinggal dari Korea Selatan (Korsel) 0-2 saat ini. Yang jelas, siapa pun lawan yang akan dijumpai Indonesia pada babak pertama play-off,5–7 April nanti, Christo dkk harus bisa memanfaatkan kesempatan itu dengan kemenangan. Itu wajib dilakukan jika ingin tetap bertahan di Grup I Zona Asia/Oceania tahun depan.
"Fakta di lapangan memang demikian. Kami harus bisa melewati babak play-off untuk bisa bertahan di grup ini. Sulit memang, tapi kami yakin keka lah an dari Jepang ini dapat menjadi pem be lajar an saat menjalani play-off nanti," tandas kapten tim Piala Davis Indonesia Bonit Wiryawan, dikutip laman resmi Piala Davis, kemarin.
Menurut Bonit, timnya mendapat pembelajaran sangat berharga dari Jepang. Pihaknya pun masih ingin mencari ilmu lagi saat menjalani dua partai tersisa hari ini. Dia berharap apa pun hasilnya nanti, timnya bisa belajar agar lebih siap menghadapi babak play-off nanti. Sementara itu, Christo mengaku telah memberikan performa terbaik di laga tersebut. Itu dibuktikan ketika timnya memiliki kesempatan mencuri satu angka setelah berhasil mendapatkan dua set.
Sayang, hasil itu tak bertahan karena timnya dipaksa menyerah dalam pertandingan lima set. "Pertandingan yang sangat menegangkan, tapi kami harus mengakui bahwa mereka (Jepang) memiliki determinasi yang sangat baik dalam bermain. Kami tentu mendapat pembelajaran berharga dari mereka," tutur Christo.
Petenis berusia 23 tahun ini ingin setiap momen yang dilalui di Negeri Sakura, terutama kekurangannya dalam bermain bisa ditingkatkan. Dia ingin perbaikan itu bisa membuatnya lebih siap ketika menjalani babak play-off nanti. Sementara kapten tim Piala Davis Jepang Minoru Ueda kaget ketika pasangan Christo/Elbert tampil mengejutkan pada dua set awal. Tim Indonesia bahkan nyaris mengalahkan timnya jika Tatsuma/ Yasutaka tak bermain konsisten pada set berikutnya.
"Kejadian itu membuat kami tak boleh menganggap remeh siapa pun lawan, termasuk Indonesia. Kendati mereka berada satu level di bawah kami, mereka tetap bisa memberikan perlawanan sengit," ungkapnya.
Kegagalan Christopher/Elbert itu melengkapi derita tim Piala Davis Indonesia selama berada di Negeri Sakura. Sebelumnya, Indonesia terlebih dahulu tertinggal 0-2 setelah Christo––sapaan Christopher––kalah dari Tatsuma. Kemudian, Wisnu Adi Nugroho tak berkutik ketika melawan Go Soeda, Jumat (1/2). Kendati masih menyisakan dua partai tersisa hari ini, pertandingan itu tak lagi menentukan kiprah Indonesia melaju keputaran kedua.
Indonesia hanya bisa me nunggu tim yang juga mengalami kekalahan di grup sama. Dari drawing yang telah dibuat ITF, tim Merah Putih kemungkinan besar akan menghadapi India karena mereka tertinggal dari Korea Selatan (Korsel) 0-2 saat ini. Yang jelas, siapa pun lawan yang akan dijumpai Indonesia pada babak pertama play-off,5–7 April nanti, Christo dkk harus bisa memanfaatkan kesempatan itu dengan kemenangan. Itu wajib dilakukan jika ingin tetap bertahan di Grup I Zona Asia/Oceania tahun depan.
"Fakta di lapangan memang demikian. Kami harus bisa melewati babak play-off untuk bisa bertahan di grup ini. Sulit memang, tapi kami yakin keka lah an dari Jepang ini dapat menjadi pem be lajar an saat menjalani play-off nanti," tandas kapten tim Piala Davis Indonesia Bonit Wiryawan, dikutip laman resmi Piala Davis, kemarin.
Menurut Bonit, timnya mendapat pembelajaran sangat berharga dari Jepang. Pihaknya pun masih ingin mencari ilmu lagi saat menjalani dua partai tersisa hari ini. Dia berharap apa pun hasilnya nanti, timnya bisa belajar agar lebih siap menghadapi babak play-off nanti. Sementara itu, Christo mengaku telah memberikan performa terbaik di laga tersebut. Itu dibuktikan ketika timnya memiliki kesempatan mencuri satu angka setelah berhasil mendapatkan dua set.
Sayang, hasil itu tak bertahan karena timnya dipaksa menyerah dalam pertandingan lima set. "Pertandingan yang sangat menegangkan, tapi kami harus mengakui bahwa mereka (Jepang) memiliki determinasi yang sangat baik dalam bermain. Kami tentu mendapat pembelajaran berharga dari mereka," tutur Christo.
Petenis berusia 23 tahun ini ingin setiap momen yang dilalui di Negeri Sakura, terutama kekurangannya dalam bermain bisa ditingkatkan. Dia ingin perbaikan itu bisa membuatnya lebih siap ketika menjalani babak play-off nanti. Sementara kapten tim Piala Davis Jepang Minoru Ueda kaget ketika pasangan Christo/Elbert tampil mengejutkan pada dua set awal. Tim Indonesia bahkan nyaris mengalahkan timnya jika Tatsuma/ Yasutaka tak bermain konsisten pada set berikutnya.
"Kejadian itu membuat kami tak boleh menganggap remeh siapa pun lawan, termasuk Indonesia. Kendati mereka berada satu level di bawah kami, mereka tetap bisa memberikan perlawanan sengit," ungkapnya.
(wir)