Bermain membosankan, Persela bekuk Persidafon
A
A
A
Sindonews.com - Persela Lamongan bangkit dari keterpurukan. Tampil di bawah form, Persela harus susah payah mengalahkan tamunya Persidafon Dafonsoro 2-0 di Stadion Surajaya, Lamongan, Kamis (14/2).
Secara permainan Persela sejatinya belum layak bangga karena bermain dengan efektifitas dan organisasi yang masih sangat buruk. Rendahnya kualitas umpan, salah pengertian, ditambah buruknya pengambilan keputusan, menjadikan permainan Laskar Joko Tingkir membosankan. Paling mengkhawatirkan jelas mandulnya duo penyerang, yakni Mario Costas dan Samsul Arif.
Gol kemenangan yang diciptakan Roman Golian menit 85 sejatinya tidak mewakili permainan bagus. Roman memanfaatkan sepak pojok Inkyun Oh saat berdiri tak terkawal. Sedangkan gol Zaenal Arifin di menit ke-90 lebih disebabkan karena kubu Persidafon kehilangan selera bertanding setelah kebobolan gol pertama.
Persela yang mengawali pertandingan dengan spirit tinggi, menurun drastis dan kesulitan mendapatkan ruang di pertahanan tim tamu. Ujungnya, peluang hanya diperoleh melalui tendangan spekulatif dari kotak pinalti. Peluang terbaik dibuka Gustavo Lopez saat tendangannya membentur mistar gawang.
Selain itu, upaya yang dilakukan anak-anak Lamongan sekadar nyaris dan membuat ribuan LA Mania menahan nafas. Malah Persela sempat nyaris kecolongan kala kiper Khoirul Huda dua kali melakukan blunder. Dia sungguh beruntung blundernya tak berujung bencana bagi Persela.
Persela pantas berterimakasih pada Roman Golian yang memecah kebuntuan pada lima manit sebelum bubaran. Gol ini sekaligus menghapus kesialan Roman yang sebelumnya dua kali meleset saat mendapat peluang bersih di depan gawang Persidafon. Hasil ini cukup membuat Pelatih Persela Gomes de Oliviera sumringah.
"Perjuangan pemain luar biasa. Kami bermain kurang bagus karena penuh tekanan, terutama di daerah pertahanan Persidafon. Kalah di tiga pertandingan sebelumnya bukan situasi yang mudah. Tapi kami tidak menyerah dan terus menekan hingga tercipta gol di menit akhir. Saya senang akhirnya bisa kembali memenangkan pertandingan," tutur Pelatih Persela Gomes de Oliviera.
Gomes juga mengakui Persidafon sangat rapi dalam bertahan dan hanya mengandalkan serangan balik. Sempitnya ruang di pertahanan tim berjuluk Gabus Sentani diakuinya sulit untuk melakukan pergerakan secara efektif melalui umpan terobosan. "Persidafon lawan yang sulit. Kami beruntung karena sabar dan bisa memecah kebuntuan," tukas Gomes.
Pelatih Persidafon Erenst Pahelerang sangat menyesali kerja keras sepanjang pertandingan akhirnya terhapus di lima menit terakhir. Alih-alih ingin membawa pulang satu angka dari Lamongan, timnya harus runtuh di penghujung laga. Dia menyebut itu akibat pemainnya menganggap pertandingan sudah berakhir.
"Kami telanjur menganggap pertandingan sudah selesai. Padahal dalam lima menit semuanya bisa terjadi. Begitulah kenyataannya, Persela menciptakan dua gol di menit akhir dan kerja keras kami sepanjang pertandingan menjadi sia-sia. Pemain kami 90% masih muda, jadi itu wajar. Selamat untuk Persela," cetus Erenst yang gagal total di empat laga kontra klub Jawa Timur di awal ISL musim ini.
Secara permainan Persela sejatinya belum layak bangga karena bermain dengan efektifitas dan organisasi yang masih sangat buruk. Rendahnya kualitas umpan, salah pengertian, ditambah buruknya pengambilan keputusan, menjadikan permainan Laskar Joko Tingkir membosankan. Paling mengkhawatirkan jelas mandulnya duo penyerang, yakni Mario Costas dan Samsul Arif.
Gol kemenangan yang diciptakan Roman Golian menit 85 sejatinya tidak mewakili permainan bagus. Roman memanfaatkan sepak pojok Inkyun Oh saat berdiri tak terkawal. Sedangkan gol Zaenal Arifin di menit ke-90 lebih disebabkan karena kubu Persidafon kehilangan selera bertanding setelah kebobolan gol pertama.
Persela yang mengawali pertandingan dengan spirit tinggi, menurun drastis dan kesulitan mendapatkan ruang di pertahanan tim tamu. Ujungnya, peluang hanya diperoleh melalui tendangan spekulatif dari kotak pinalti. Peluang terbaik dibuka Gustavo Lopez saat tendangannya membentur mistar gawang.
Selain itu, upaya yang dilakukan anak-anak Lamongan sekadar nyaris dan membuat ribuan LA Mania menahan nafas. Malah Persela sempat nyaris kecolongan kala kiper Khoirul Huda dua kali melakukan blunder. Dia sungguh beruntung blundernya tak berujung bencana bagi Persela.
Persela pantas berterimakasih pada Roman Golian yang memecah kebuntuan pada lima manit sebelum bubaran. Gol ini sekaligus menghapus kesialan Roman yang sebelumnya dua kali meleset saat mendapat peluang bersih di depan gawang Persidafon. Hasil ini cukup membuat Pelatih Persela Gomes de Oliviera sumringah.
"Perjuangan pemain luar biasa. Kami bermain kurang bagus karena penuh tekanan, terutama di daerah pertahanan Persidafon. Kalah di tiga pertandingan sebelumnya bukan situasi yang mudah. Tapi kami tidak menyerah dan terus menekan hingga tercipta gol di menit akhir. Saya senang akhirnya bisa kembali memenangkan pertandingan," tutur Pelatih Persela Gomes de Oliviera.
Gomes juga mengakui Persidafon sangat rapi dalam bertahan dan hanya mengandalkan serangan balik. Sempitnya ruang di pertahanan tim berjuluk Gabus Sentani diakuinya sulit untuk melakukan pergerakan secara efektif melalui umpan terobosan. "Persidafon lawan yang sulit. Kami beruntung karena sabar dan bisa memecah kebuntuan," tukas Gomes.
Pelatih Persidafon Erenst Pahelerang sangat menyesali kerja keras sepanjang pertandingan akhirnya terhapus di lima menit terakhir. Alih-alih ingin membawa pulang satu angka dari Lamongan, timnya harus runtuh di penghujung laga. Dia menyebut itu akibat pemainnya menganggap pertandingan sudah berakhir.
"Kami telanjur menganggap pertandingan sudah selesai. Padahal dalam lima menit semuanya bisa terjadi. Begitulah kenyataannya, Persela menciptakan dua gol di menit akhir dan kerja keras kami sepanjang pertandingan menjadi sia-sia. Pemain kami 90% masih muda, jadi itu wajar. Selamat untuk Persela," cetus Erenst yang gagal total di empat laga kontra klub Jawa Timur di awal ISL musim ini.
(aww)