SFC sontek gaya Pelita untuk bekuk Persegres
A
A
A
Sindonews.com - Perubahan skema bermain Sriwijaya FC (SFC) saat dibekuk Arema Cronous menjadi blunder. Akibatnya, intensitas daya serang SFC berkurang. Laskar Wong Kito harus menanggung beban diberondong empat gol. Sebaliknya, penggawa-penggawa SFC hanya mampu membalas satu gol.
Pelatih kepala SFC Kas Hartadi menuturkan, sebelum menghadapi Singo Edan-julukan Arema, dirinya telah mempersiapkan formasi 4-2-3-1. Padahal pada tiga pertandingan sebelumnya, Kas lebih memilih menggunakan skema 4-1-4-1. Hasilnya, performa Ponaryo Astaman dan kawan-kawan, tidak sebaik saat SFC menghadapi Persija dan Pelita Bandung Raya.
''Memang pada saat main di kandang, kami menggunakan pola 4-1-4-1, tapi saat main di Arema saya mengubah skema dan menggunakan 4-2-3-1. Jika dilihat hasil dari pertandingan tersebut, kami butuh menyerang lebih banyak,” ungkap Kas.
Menurut pria asal Solo ini, perubahan skema yang akan diterapkannya kali ini, lebih menitik beratkan pada penyerangan. Empat gelandang akan lebih banyak berperan membantu ujung tombak, untuk mencari gol. Sedangkan satu gelandang jangkar juga akan bekerja lebih berat, karena turut membantu kerja empat pemain belakang.
''Pada dasarnya, setiap formasi itu bagus. Karena semuanya juga untuk mencari kemenangan. Tapi saya juga harus melihat pemain-pemain yang cocok pada skema tersebut dan kebutuhan tim saat ini. Dengan pola 4-1-4-1, kami pemain sudah pernah mencobanya dan mereka bekerja dengan baik,” ujarnya.
Bisa diprediksi, pertemuan Persegres Gresik kontra Laskar Wong Kito besok sore, bakal terjadi perang di lini tengah. Pasalnya, pelatih kepala Gresik Haryono akan memainkan skema 4-4-2. Gelandang serang Persegres, Shohei Matsunaga, Gustavo Chena, Agus Indra dan Siswanto, dipastikan akan berhadapan dengan Ponaryo Astaman dan Immanuel ‘Manu’ Padwa, yang duet di tengah bertahan, sebelum masuk kedaerah vital.
''Saya tidak akan melihat kekalahan Gresik ketika menjamu Pelita Bandung Raya (PBR). Tapi saya akan mencari cara seperti Pelita, bagaimana mereka menaklukkan tuan rumah,” jelasnya.
Mantan asisten Ivan Venkov Kolev ini juga pernah mengatakan, bahwa ketidak hadiran dua pemain pilar seperti Ahmad Jufrianto dan Diogo Santos, bukan menjadi alasan SFC bermain timpang di lini pertahanan. ''Saya sudah menjelaskan pada pemain, khususnya pemain belakang. Intinya, kami tak ingin lagi kehilangan poin di kandang Gresik,” tandasnya.
Peringatan untuk tidak bermain ceroboh lagi, juga dilontarkan asisten manajer SFC, Muchendi Machzarekki, bahwa SFC tak boleh lagi menjadi lumbung gol.
''Secara kualitas tim, tidak ada yang salah dan kami pun tak kalah dengan Gresik. Hanya saja, memang harus ada perbaikan di lini belakang dan itu yang tahu tentu pelatih. Mudah-mudahan kali ini tidak terjadi lagi, kurangnya komunikasi diantara sesama pemain,” ujarnya.
Putra sulung Bupati OKI Ishak Mekki ini menambahkan, setelah mengalami kekalahan yang menyakitkan di kandang Arema Cronous, dirinya langsung memasang target bisa membawa poin, saat pulang ke Palembang. ''Satu poin lebih baik daripada tidak sama sekali. Tapi jika Pelita bisa bermain baik dan mengalahkan Gresik, mengapa kita tidak meniru mereka,” pungkasnya
Pelatih kepala SFC Kas Hartadi menuturkan, sebelum menghadapi Singo Edan-julukan Arema, dirinya telah mempersiapkan formasi 4-2-3-1. Padahal pada tiga pertandingan sebelumnya, Kas lebih memilih menggunakan skema 4-1-4-1. Hasilnya, performa Ponaryo Astaman dan kawan-kawan, tidak sebaik saat SFC menghadapi Persija dan Pelita Bandung Raya.
''Memang pada saat main di kandang, kami menggunakan pola 4-1-4-1, tapi saat main di Arema saya mengubah skema dan menggunakan 4-2-3-1. Jika dilihat hasil dari pertandingan tersebut, kami butuh menyerang lebih banyak,” ungkap Kas.
Menurut pria asal Solo ini, perubahan skema yang akan diterapkannya kali ini, lebih menitik beratkan pada penyerangan. Empat gelandang akan lebih banyak berperan membantu ujung tombak, untuk mencari gol. Sedangkan satu gelandang jangkar juga akan bekerja lebih berat, karena turut membantu kerja empat pemain belakang.
''Pada dasarnya, setiap formasi itu bagus. Karena semuanya juga untuk mencari kemenangan. Tapi saya juga harus melihat pemain-pemain yang cocok pada skema tersebut dan kebutuhan tim saat ini. Dengan pola 4-1-4-1, kami pemain sudah pernah mencobanya dan mereka bekerja dengan baik,” ujarnya.
Bisa diprediksi, pertemuan Persegres Gresik kontra Laskar Wong Kito besok sore, bakal terjadi perang di lini tengah. Pasalnya, pelatih kepala Gresik Haryono akan memainkan skema 4-4-2. Gelandang serang Persegres, Shohei Matsunaga, Gustavo Chena, Agus Indra dan Siswanto, dipastikan akan berhadapan dengan Ponaryo Astaman dan Immanuel ‘Manu’ Padwa, yang duet di tengah bertahan, sebelum masuk kedaerah vital.
''Saya tidak akan melihat kekalahan Gresik ketika menjamu Pelita Bandung Raya (PBR). Tapi saya akan mencari cara seperti Pelita, bagaimana mereka menaklukkan tuan rumah,” jelasnya.
Mantan asisten Ivan Venkov Kolev ini juga pernah mengatakan, bahwa ketidak hadiran dua pemain pilar seperti Ahmad Jufrianto dan Diogo Santos, bukan menjadi alasan SFC bermain timpang di lini pertahanan. ''Saya sudah menjelaskan pada pemain, khususnya pemain belakang. Intinya, kami tak ingin lagi kehilangan poin di kandang Gresik,” tandasnya.
Peringatan untuk tidak bermain ceroboh lagi, juga dilontarkan asisten manajer SFC, Muchendi Machzarekki, bahwa SFC tak boleh lagi menjadi lumbung gol.
''Secara kualitas tim, tidak ada yang salah dan kami pun tak kalah dengan Gresik. Hanya saja, memang harus ada perbaikan di lini belakang dan itu yang tahu tentu pelatih. Mudah-mudahan kali ini tidak terjadi lagi, kurangnya komunikasi diantara sesama pemain,” ujarnya.
Putra sulung Bupati OKI Ishak Mekki ini menambahkan, setelah mengalami kekalahan yang menyakitkan di kandang Arema Cronous, dirinya langsung memasang target bisa membawa poin, saat pulang ke Palembang. ''Satu poin lebih baik daripada tidak sama sekali. Tapi jika Pelita bisa bermain baik dan mengalahkan Gresik, mengapa kita tidak meniru mereka,” pungkasnya
(aww)