Duet Go-Go lengkapi derita Persegres di kandang
A
A
A
Sindonews.com - Persegres Gresik semakin jauh dari kemenangan. Mereka menelan kekalahan keempatnya di kandang pada Indonesian Super League (ISL). Menjamu Arema Cronous di Stadion Petrokimia, Kamis (7/3), Persegres dipaksa menyerah 1-2 lewat pertandingan yang berjalan seru dan ketat.
Christian Gonzales menjadi penentu kemenangan Arema lewat gol cantiknya menit 83. Pada paro pertama kedua kubu bermain imbang 1-1 lewat gol Beto Goncalves menit 20 dan penalti Shohei Matsunaga di pengujung babak pertama. Bagi Arema, ini kemenangan ketiga yang ditentukan duet Gonzales-Goncalves (Go-Go).
Menghadapi Sriwijaya FC dan Pelita Bandung Raya sebelumnya, duo Go-Go membukukan masing-masing empat gol. Khusus di laga kontra Gresik United, Beto Goncalves layak berstatus pemain terbaik jika melihat kontribusinya di lapangan. Selain mencetak gol, dia menyumbang assist untuk Gonzales.
Beto yang memiliki kecepatan dan dribble sangat baik, sering mengacaukan pertahanan Persegres yang kehilangan centre back Sasa Zecevic. Dia sangat dominan dalam melakukan tekanan walau Arema juga memiliki Kayamba Gumbs, Christian Gonzales, serta Dendi Santoso sebagai pengancam jala lawan.
Secara umum hasil 1-2 sangat objektif karena tim tamu pantas memenangi pertandingan. Arema mencatat lebih banyak peluang walau tidak sepenuhnya stabil. Sedangkan Persegres menyerang secara membabi-buta tanpa pola yang jelas. Keinginan tuan rumah memainkan bola pendek selalu terbentuk bek-bek Singo Edan.
Hasil yang pantas dibanggakan Arema karena mulai rutin mendapatkan kemenangan di pertandingan tandang. Ini tentu menjadi momentum terbaik sebelum menghadapi big match lawan Persib Bandung sepekan ke depan. Tak heran Pelatih Arema Rahmad 'RD' Darmawan memuji timnya setinggi langit.
"Kami berjuang, bermain lebih baik, dan pantas mendapatkan kemenangan. Kecuali penalti, kami bertahan dengan sangat baik dan ada keseimbangan dengan saat melakukan serangan. Pemain menunjukkan mentalnya dengan sangat bagus dan tetap sabar walau berkali-kali gagal mengonversi peluang di babak kedua," cetus RD terkait hasil timnya.
Dia mengakui ada faktor ketidakberuntungan ketika sejumlah dua peluang digagalkan mistar gawang. Soal protes kubu GU terkait gol Gonzales yang dinilai offside, RD tidak berkomentar banyak. "Saya bukan dalam posisi yang baik untuk melihat offside. Hakim garis yang paling mengetahui," sebutnya.
Empat pertandingan terakhir menjadi momentum terbaik bagi Singo Edan, karena sukses menaklukkan Persija Jakarta, Sriwijaya FC, Pelita Bandung Raya dan GU. Dengan optimistis, Rahmad mengatakan, "Kalau bisa menjaga performa seperti ini, Arema akan sulit dikalahkan."
Sementara, pelatih caretaker Persegres Khusaeri menyesali terjadinya dua gol dengan sangat mudah. Diakuinya kehilangan Sasa Zecevic membuat timnya sangat rapuh di pertahanan. Lan Bastian yang mendampingi Park Chul Hyung tidak mampu membendung Gonzales dan Goncalves.
"Kami lemah di lini pertahanan karena tidak komplit. Dalam kondisi demikian sulit menghadapi penyerang-penyerang Arema yang sangat berkelas. Dua gol Arema membuktikan kami kurang bagus saat mengantisipasi setiap serangan. Kekalahan ini tentu membuat situasi di tim bakal lebih sulit," papar Khusaeri.
Dia mengkhawatirkan mental pemain karena sudah empat pertandingan terakhir dilalui tanpa kemenangan. Target sembilan angka dari tiga laga home, lawan Pelita Bandung Raya, Sriwijaya FC, serta Arema Cronous, secara mengenaskan semuanya berakhir dengan kekalahan.
Christian Gonzales menjadi penentu kemenangan Arema lewat gol cantiknya menit 83. Pada paro pertama kedua kubu bermain imbang 1-1 lewat gol Beto Goncalves menit 20 dan penalti Shohei Matsunaga di pengujung babak pertama. Bagi Arema, ini kemenangan ketiga yang ditentukan duet Gonzales-Goncalves (Go-Go).
Menghadapi Sriwijaya FC dan Pelita Bandung Raya sebelumnya, duo Go-Go membukukan masing-masing empat gol. Khusus di laga kontra Gresik United, Beto Goncalves layak berstatus pemain terbaik jika melihat kontribusinya di lapangan. Selain mencetak gol, dia menyumbang assist untuk Gonzales.
Beto yang memiliki kecepatan dan dribble sangat baik, sering mengacaukan pertahanan Persegres yang kehilangan centre back Sasa Zecevic. Dia sangat dominan dalam melakukan tekanan walau Arema juga memiliki Kayamba Gumbs, Christian Gonzales, serta Dendi Santoso sebagai pengancam jala lawan.
Secara umum hasil 1-2 sangat objektif karena tim tamu pantas memenangi pertandingan. Arema mencatat lebih banyak peluang walau tidak sepenuhnya stabil. Sedangkan Persegres menyerang secara membabi-buta tanpa pola yang jelas. Keinginan tuan rumah memainkan bola pendek selalu terbentuk bek-bek Singo Edan.
Hasil yang pantas dibanggakan Arema karena mulai rutin mendapatkan kemenangan di pertandingan tandang. Ini tentu menjadi momentum terbaik sebelum menghadapi big match lawan Persib Bandung sepekan ke depan. Tak heran Pelatih Arema Rahmad 'RD' Darmawan memuji timnya setinggi langit.
"Kami berjuang, bermain lebih baik, dan pantas mendapatkan kemenangan. Kecuali penalti, kami bertahan dengan sangat baik dan ada keseimbangan dengan saat melakukan serangan. Pemain menunjukkan mentalnya dengan sangat bagus dan tetap sabar walau berkali-kali gagal mengonversi peluang di babak kedua," cetus RD terkait hasil timnya.
Dia mengakui ada faktor ketidakberuntungan ketika sejumlah dua peluang digagalkan mistar gawang. Soal protes kubu GU terkait gol Gonzales yang dinilai offside, RD tidak berkomentar banyak. "Saya bukan dalam posisi yang baik untuk melihat offside. Hakim garis yang paling mengetahui," sebutnya.
Empat pertandingan terakhir menjadi momentum terbaik bagi Singo Edan, karena sukses menaklukkan Persija Jakarta, Sriwijaya FC, Pelita Bandung Raya dan GU. Dengan optimistis, Rahmad mengatakan, "Kalau bisa menjaga performa seperti ini, Arema akan sulit dikalahkan."
Sementara, pelatih caretaker Persegres Khusaeri menyesali terjadinya dua gol dengan sangat mudah. Diakuinya kehilangan Sasa Zecevic membuat timnya sangat rapuh di pertahanan. Lan Bastian yang mendampingi Park Chul Hyung tidak mampu membendung Gonzales dan Goncalves.
"Kami lemah di lini pertahanan karena tidak komplit. Dalam kondisi demikian sulit menghadapi penyerang-penyerang Arema yang sangat berkelas. Dua gol Arema membuktikan kami kurang bagus saat mengantisipasi setiap serangan. Kekalahan ini tentu membuat situasi di tim bakal lebih sulit," papar Khusaeri.
Dia mengkhawatirkan mental pemain karena sudah empat pertandingan terakhir dilalui tanpa kemenangan. Target sembilan angka dari tiga laga home, lawan Pelita Bandung Raya, Sriwijaya FC, serta Arema Cronous, secara mengenaskan semuanya berakhir dengan kekalahan.
(aww)