Pengakuan doping Schumacher terlambat
A
A
A
Sindonews.com - Federasi balap sepeda Jerman (BDR) menerima pengakuan doping pembalap sepeda, Stefan Schumacher. Kendati demikian, BDR menyesalkan pengakuan Schumacher yang menurut BDR terlambat.
"Pengakuan itu datang terlambat. Dia bisa saja terhindar dari hukuman andai dia mengakui itu lebih awal," kata Ketua Umum BDR, Rudolf Scharping seperti dilansir yahoosports, Sabtu (30/3/2013).
Scharping menambahkan meski terlambat, pengakuan Schumacher bisa dijadikan pintu awal menyingkap kasus doping yang ada di dunia balap sepeda Jerman. "Kami harap, melalui pengakuannya, kami dapat menangkap dan menghukum orang-orang yang terlibat doping," tutur Scharping.
Beberapa waktu lalu, Stefan Schumacher yang pernah gagal menjalani tes obat-obatan pada 2008, mengaku kalau mengonsumsi doping merupakan hal yang biasa. Bahkan, Schumacher mengaku kalau mengonsumsi doping seperti memakan sepiring pasta.
Schumacher merupakan salah satu dari sedikit pembalap sepeda yang mengaku mengkonsumsi doping. Sebelumnya, pembalap sepeda ternama, Lance Armstrong mengaku mengkonsumsi doping yang membuatnya bisa menjuarai Tour de France dari tahun 1999 hingga 2005.
"Pengakuan itu datang terlambat. Dia bisa saja terhindar dari hukuman andai dia mengakui itu lebih awal," kata Ketua Umum BDR, Rudolf Scharping seperti dilansir yahoosports, Sabtu (30/3/2013).
Scharping menambahkan meski terlambat, pengakuan Schumacher bisa dijadikan pintu awal menyingkap kasus doping yang ada di dunia balap sepeda Jerman. "Kami harap, melalui pengakuannya, kami dapat menangkap dan menghukum orang-orang yang terlibat doping," tutur Scharping.
Beberapa waktu lalu, Stefan Schumacher yang pernah gagal menjalani tes obat-obatan pada 2008, mengaku kalau mengonsumsi doping merupakan hal yang biasa. Bahkan, Schumacher mengaku kalau mengonsumsi doping seperti memakan sepiring pasta.
Schumacher merupakan salah satu dari sedikit pembalap sepeda yang mengaku mengkonsumsi doping. Sebelumnya, pembalap sepeda ternama, Lance Armstrong mengaku mengkonsumsi doping yang membuatnya bisa menjuarai Tour de France dari tahun 1999 hingga 2005.
(wir)