Federer berharap ulangi memori indah Wimbledon
A
A
A
Sindonews.com - Petenis putra nomor tiga dunia, Roger Federer, mencoba untuk mengingat awal masa emasnya, saat meraih gelar grand slam pertama di Wimbledon, 10 tahun yang lalu, untuk menambah daya juangnya di musim lapangan rumput, dan ia menegaskan jika ia masih merupakan penantang serius di grand slam Wimbledon.
Petenis berusia 31 tahun asal Swiss itu, kemarin (4/6), menderita kekalahan dari Jo-Wilfried Tsonga di perempat final Prancis Terbuka 2013. Pasca kekalahan tersebut, Federer pun langsung fokus ke turnamen Gery Weber Terbuka di Halle, dan kemudian Wimbledon.
Federer, yang kali pertama menjuarai grand slam pada 2003 di Wimbledon, memiliki rekor 17 gelar grand slam, dan ia akan kembali ke London dengan hanya persiapan dua minggu sebagai juara bertahan.
"Saya suka musim lapangan rumput, terutama itu sudah 10 tahun sejak kemenangan Wimbledon pertama saya. Jadi saya melihat ke depan untuk kembali ke Halle dan Wimbledon, sepuluh tahun lalu saya sukses di keduanya, jadi saya yakin itu akan menjadi ayunan yang bagus," tutur Federer.
Federer sadar bahwa kegagalan untuk mempertahankan gelar di Wimbledon, yang sudah tujuh kali dimenangkannya, akan meningkatkan dugaan bahwa masa- masa terbaiknya telah berlalu.
"Selalu ada beberapa tekanan, karena saya berharap banyak dari diriku sendiri, tapi saya tidak dapat mempersiapkan diri dengan baik di lapangan rumput, karena musim ini begitu singkat," tambahnya.
Petenis berusia 31 tahun asal Swiss itu, kemarin (4/6), menderita kekalahan dari Jo-Wilfried Tsonga di perempat final Prancis Terbuka 2013. Pasca kekalahan tersebut, Federer pun langsung fokus ke turnamen Gery Weber Terbuka di Halle, dan kemudian Wimbledon.
Federer, yang kali pertama menjuarai grand slam pada 2003 di Wimbledon, memiliki rekor 17 gelar grand slam, dan ia akan kembali ke London dengan hanya persiapan dua minggu sebagai juara bertahan.
"Saya suka musim lapangan rumput, terutama itu sudah 10 tahun sejak kemenangan Wimbledon pertama saya. Jadi saya melihat ke depan untuk kembali ke Halle dan Wimbledon, sepuluh tahun lalu saya sukses di keduanya, jadi saya yakin itu akan menjadi ayunan yang bagus," tutur Federer.
Federer sadar bahwa kegagalan untuk mempertahankan gelar di Wimbledon, yang sudah tujuh kali dimenangkannya, akan meningkatkan dugaan bahwa masa- masa terbaiknya telah berlalu.
"Selalu ada beberapa tekanan, karena saya berharap banyak dari diriku sendiri, tapi saya tidak dapat mempersiapkan diri dengan baik di lapangan rumput, karena musim ini begitu singkat," tambahnya.
(nug)