Runner-up harga mati bagi Laskar Wong Kito

Senin, 01 Juli 2013 - 13:28 WIB
Runner-up harga mati...
Runner-up harga mati bagi Laskar Wong Kito
A A A
Sindonews.com - Sriwijaya FC (SFC) terlempar dari dua besar ke peringkat empat klasemen sementara Indonesia Super League (ISL). Namun, manajemen SFC tetap menyatakan bahwa Laskar Wong Kito tak boleh kehilangan posisi runner up.
Pasca SFC mendapatkan hasil imbang 2-2 dikandang Pelita Bandung Raya (PBR) dan mengumpulkan poin 52. Sementara Arema dan Persib Bandung sama-sama mendapatkan 3 angka di kandang masing-masing. Hasil itu semakin sulit bagi SFC untuk mengejar poin yang dimiliki Persipura Jayapura.

Pasalnya, dari 27 pertandingan yang di lalui Mutiara Hitam-julukan Persipura, mereka mampu mendapatkan 64 poin. Kondisi tersebut, berbeda dengan tim-tim yang berada di peringkat dua, tiga dan empat.

Persib Bandung dengan 26 pertandingan dan Arema Indonesia yang telah memainkan 27 partai, sama-sama mengantongi 53 poin. Sekarang posisi SFC yang turun dua strip, mau tak mau harus mendongkrak kembali agar tetap bisa mengambil peringkat kedua.

''Memang pasca menghadapi PBR, kami mengalami penurunan peringkat, karena Arema dan Persib menang. Tapi pada tanggal 11 Juli nanti, kami akan menggelar pertandingan kandang dan itu harus kami targetkan untuk menang,” ungkap Asisten Manajer SFC Muchendi Mahzareki.

Menurut putra Bupati OKI Ishak Mekki ini, manajemen telah menyatakan bahwa akan sulit untuk mengejar ketertinggalan poin atas Persipura. Tapi, jika SFC bisa memaksimalkan dengan memenangkan semua pertandingan sisa, paling tidak SFC tetap menjaga jarak dengan Persipura.

''Mungkin, kalau Persipura menang diempat pertandingan secara berturut-turut, mereka pasti akan juara. Tapi jika kami menang disemua partai sisa didelapan partai, paling tidak poin kami tak berjauhan. Kami juga tidak mau posisi runner-up hilang dari genggaman,” sambungnya, seraya menambahkan, dari 8 partai sisa tersebut, SFC harus mentargetkan 6 kemenangan dan 2 hasil seri.

Sementara pelatih kepala SFC Kas Hartadi menuturkan, faktor yang paling sulit untuk mengakhiri pertandingan pada musim ini, adalah menjaga kekonsistensian bermain. Menurutnya, semua tim yang ada dikompetisi ISL ini, selalu termotivasi ketika bertemu dengan tim-tim besar. Tapi sebaliknya, saat menghadapi tim yang dinilai sepadan, maka akan ada perbedaan cara bermain.

''Saat kami kalah di kandang Persib, banyak yang menilai kami juga akan takluk di tangan Arema. Begitu juga, ketika kami mampu mengalahkan Arema, maka orang akan berpikir SFC akan lebih mudah menundukkan Pelita. Tapi semuanya berbeda saat di lapangan,” tutur Kas.

Mantan asisten Ivan Venkov Kolev ini menilai, memang harus ada motivasi besar untuk tim, jika menginginkan kemenangan ditiap pertandingan. Tapi, terkadang pemain juga terlalu percaya diri saat menghadapi tim yang mereka anggap bukan tim besar.

''Saya pikir ini bukan terjadi pada satu tim, tapi semua tim menghadapi persoalan motivasi yang sama. Musim ini hanya Persipura yang menunjukkan konsistensi bermain lebih baik dari tim-tim lain, wajar kalau mereka ada di papan atas,” tukasnya.

Untuk sisa 8 pertandingan SFC sendiri, Kas Hartadi hanya berharap semua pemainnya, menjaga kestabilan bermain dan lebih kepada memotivasi diri sendiri. Jika pada akhirnya SFC tak bisa mempertahankan gelar, maka posisi runner-up jangan sampai dilepas. ''Motivasi kami tinggal merebut posisi runner-up. Dengan sisa 8 pertandingan, harapan itu masih sangat besar,” pungkasnya
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0710 seconds (0.1#10.140)