Tantangan pesepak bola muslim Liga Primer di Bulan Ramadan
A
A
A
Sindonews.com - Ramadan adalah bulan paling suci dalam kalender Islam. Dalam Ramadan, umat Islam dewasa menjauhkan diri dari makanan, minuman, rokok dan seks dari fajar sampai matahari terbenam.
Orang sakit dan mereka yang bepergian dikecualikan dari puasa terutama jika menimbulkan risiko kesehatan. Namun tidak berlaku buat seorang muslim dalam menjalankan pekerjaannya. Ini pula yang berlaku buat para pesepak bola muslim, khususnya bagi mereka yang bermain di kompetisi Eropa, salah satunya di Liga Primer Inggris.
Keberadaan pemain-pemain muslim di Inggris mulai memberikan pengaruh terhadap budaya di sepak bola Inggris. Dengan datangnya bulan Ramadan membuat pemain-pemain muslim dituntut untuk bisa melaksanakan puasa dan juga ditambah ibadah lain di tengah rutinitas profesional mereka sebagai pemain.
Bek Arsenal Abou Diabi mengaku klubnya menaruh perhatian terhadap dirinya dalam menghadapi bulan suci Ramadan. “ Arsenal akan lebih memilih saya untuk tidak beraktifitas cepat dan mereka memahami ini adalah momen spesial bagi saya dan mereka mencoba mengakomodasi kegiatan ibadah yang membuat saya untuk bisa lebih baik lagi,” ujar Diaby kepada BBC.
Situasi berbeda dihadapi striker Chelsea Demba Ba. Dia mengaku selalu memiliki masalah dengan setiap pelatih setiap kali datang Ramadan. “Setiap kali saya memiliki seorang manajer yang tidak senang dengan hal itu, saya katakan: ‘Dengar, saya akan melakukannya (berpuasa). Jika kinerja saya masih baik, saya akan terus bermain, jika itu buruk Anda bisa menempatkan saya di bangku cadangan. Itu saja.”
Pada 5 Februari 2012, ketika Ba masih membela Newcastle United, dia melakukan selebrasi atas gol yang dicetaknya ke gawang Aston Villa di St James Park dengan bersujud kepada Allah di sudut pojok. Selebrasi itu kemudian juga diikuti rekannya asal Senegal Papiss Cisse.
Diaby dan Ba berada di antara 40 bintang muslim lainnya di Liga Primer Inggris. Eksistensi pemain muslim di sepak bola Inggris berawal dari keberaan gelandang Tottenham Hotspur asal Spanyol Nayim yang menjadi satu-satunya pemain musim di Liga Primer. Tumbuhnya pemain muslim telah dipicu oleh internasionalisasi sepak bola.
Kisah berbeda diutarakan gelandang Manchester City Yaya Toure. Dia dengan sopan menolak minum sampanye dengan mengatakan kalau dirinya seorang muslim.
Ketika Liverpool memenangi final Piala Liga pada tahun 2012, pemain memiliki kepekaan untuk memindahkan pakaian dari tim dokter mereka. Selain itu, pemain muslim disediakan dengan makanan halal, memiliki pilihan untuk mandi terpisah dari sisa tim dan diberi waktu dan ruang untuk berdoa.
Orang sakit dan mereka yang bepergian dikecualikan dari puasa terutama jika menimbulkan risiko kesehatan. Namun tidak berlaku buat seorang muslim dalam menjalankan pekerjaannya. Ini pula yang berlaku buat para pesepak bola muslim, khususnya bagi mereka yang bermain di kompetisi Eropa, salah satunya di Liga Primer Inggris.
Keberadaan pemain-pemain muslim di Inggris mulai memberikan pengaruh terhadap budaya di sepak bola Inggris. Dengan datangnya bulan Ramadan membuat pemain-pemain muslim dituntut untuk bisa melaksanakan puasa dan juga ditambah ibadah lain di tengah rutinitas profesional mereka sebagai pemain.
Bek Arsenal Abou Diabi mengaku klubnya menaruh perhatian terhadap dirinya dalam menghadapi bulan suci Ramadan. “ Arsenal akan lebih memilih saya untuk tidak beraktifitas cepat dan mereka memahami ini adalah momen spesial bagi saya dan mereka mencoba mengakomodasi kegiatan ibadah yang membuat saya untuk bisa lebih baik lagi,” ujar Diaby kepada BBC.
Situasi berbeda dihadapi striker Chelsea Demba Ba. Dia mengaku selalu memiliki masalah dengan setiap pelatih setiap kali datang Ramadan. “Setiap kali saya memiliki seorang manajer yang tidak senang dengan hal itu, saya katakan: ‘Dengar, saya akan melakukannya (berpuasa). Jika kinerja saya masih baik, saya akan terus bermain, jika itu buruk Anda bisa menempatkan saya di bangku cadangan. Itu saja.”
Pada 5 Februari 2012, ketika Ba masih membela Newcastle United, dia melakukan selebrasi atas gol yang dicetaknya ke gawang Aston Villa di St James Park dengan bersujud kepada Allah di sudut pojok. Selebrasi itu kemudian juga diikuti rekannya asal Senegal Papiss Cisse.
Diaby dan Ba berada di antara 40 bintang muslim lainnya di Liga Primer Inggris. Eksistensi pemain muslim di sepak bola Inggris berawal dari keberaan gelandang Tottenham Hotspur asal Spanyol Nayim yang menjadi satu-satunya pemain musim di Liga Primer. Tumbuhnya pemain muslim telah dipicu oleh internasionalisasi sepak bola.
Kisah berbeda diutarakan gelandang Manchester City Yaya Toure. Dia dengan sopan menolak minum sampanye dengan mengatakan kalau dirinya seorang muslim.
Ketika Liverpool memenangi final Piala Liga pada tahun 2012, pemain memiliki kepekaan untuk memindahkan pakaian dari tim dokter mereka. Selain itu, pemain muslim disediakan dengan makanan halal, memiliki pilihan untuk mandi terpisah dari sisa tim dan diberi waktu dan ruang untuk berdoa.
(irc)