Grafik victory terbaik si Sapi
A
A
A
Sindonews.com - Persepam Madura United mencatat grafik terbaik sepanjang keikutsertaan di Indonesia Super League (ISL) musim ini. Kemenangan (victory) bersejarah atas Sriwijaya FC di Gelora Jakabaring, Palembang, Senin (15/7), menjadikan Persepam mencetak hat-trick kemenangan untuk pertama kalinya.
Persepam tiga kali menang secara beruntung, yakni versus Barito Putra (1-0), Persiba Balikpapan (3-2), serta Sriwijaya FC (4-0). Sebelumnya Persepam hanya mampu mencatat dua kemenangan beruntun, yakni lawan Persidafon Dafonsoro dan Persiram Raja Ampat, serta lawan PSPS Pekanbaru dan Persija Jakarta. Semuanya ditoreh pada putaran pertama.
Kemenangan 0-4 di Palembang mendatangkan rekor tersendiri bagi tim arahan Daniel Roekito. Hasil di kandang Sriwijaya FC menjadi rekor kemenangan terbesar tim berjuluk Sapeh Kerap sejak promosi ke ISL. Kemenangan terbesar sebelumnya dicatat ketika menghadapi Persija Jakarta dan PSPS Pekanbaru dengan skor 3-0.
Merekam pertandingan di Jakabaring, skor yang terhidang sebenarnya tidak hanya buah kerja keras dan efektifitas permainan Zaenal Arif dkk. Sepertinya ada 'sesuatu' yang tengah mengusik mental pemain Sriwijaya FC hingga bermain sangat buruk dan tidak nyaman sepanjang pertandingan.
Pelatih Persepam Daniel Roekito juga tidak menyangka Laskar Wong Kito bisa drop seperti itu dan dibobol empat gol tanpa bisa membalas. "Saya juga heran Sriwijaya tampil tidak seperti biasanya di kandang sendiri. Yang pasti bagi kami kemenangan ini jelas luar biasa walaupun semua tidak pernah menduga sebelumnya," cetus Daniel Roekito.
Persepam harus diakui bermain nyaris tanpa cacat malam itu. Lini depan sangat bergairah dengan mencetak empat gol lewat Zaenal Arif (2 gol), Busari, serta Alain Nkong. Lini tengah yang dikomando Ali Khadaffi sukses menyeimbangkan opsi menyerang dan bertahan. Peran kapten Sriwijaya FC Ponaryo Astaman pun menjadi tak kelihatan.
Pertahanan tak kalah impresif. Walau tampil tanpa Fachrudin Wahyudi, benteng Persepam yang digalang Aboubakar Sillah bermain luar biasa dan menyulitkan penyerang-penyerang Sriwijaya FC. Walau Persepam sempat bermain 10 pemain setelah Ahmad Rivai diusir wasit, itu tak memberi pengaruh pada performa lini belakang.
Tak boleh dilupakan adalah aksi-aksi brilian Alfonsius Kelvan, penjaga gawang Sapeh Kerap yang menggagalkan belasan peluang tuan rumah. Penempatan diri Alfon sangat sempurna hingga tak satu pun upaya Sriwijaya melalui Herman Dzumafo, Ponaryo, Ramdani Lestaluhu, Eric Weeks, hingga Eddie Foday.
Sekarang tugas Daniel Roekito adalah mempertahankan performa timnya agar rengkaian hasil positif berlanjut ke tanah Papua kala menantang Persiram Raja Ampat dan Persidafon Dafonsoro. Diakuinya, mempertahankan kinerja tim bakal jauh lebih sulit walau dirinya yakin pemain memiliki kemampuan untuk terus memenangi laga.
"Tugas tersulit adalah menjaga konsistensi atau mempertahankan stabilitas tim. Saya percaya dengan kemampuan pemain dan hanya bisa berharap mereka tidak keburu puas dengan kemenangan di Palembang. Pertandingan selanjutnya malah bisa lebih berat," sebut mantan pelatih Arema Malang, Persik Kediri dan Persib Bandung ini.
Kembali masuk ke posisi sepuluh klasemen sementara ISL, Persepam memiliki kans untuk mnelampaui Persegres Gresik United dan Persiram Raja Ampat yang sama-sama mengolek 37 angka. Mengingat lawan berikutnya adalah tim zona degradasi Persidafon Dafonsoro, rasanya Persepam bakal kembali membawa pulang poin.
Persepam tiga kali menang secara beruntung, yakni versus Barito Putra (1-0), Persiba Balikpapan (3-2), serta Sriwijaya FC (4-0). Sebelumnya Persepam hanya mampu mencatat dua kemenangan beruntun, yakni lawan Persidafon Dafonsoro dan Persiram Raja Ampat, serta lawan PSPS Pekanbaru dan Persija Jakarta. Semuanya ditoreh pada putaran pertama.
Kemenangan 0-4 di Palembang mendatangkan rekor tersendiri bagi tim arahan Daniel Roekito. Hasil di kandang Sriwijaya FC menjadi rekor kemenangan terbesar tim berjuluk Sapeh Kerap sejak promosi ke ISL. Kemenangan terbesar sebelumnya dicatat ketika menghadapi Persija Jakarta dan PSPS Pekanbaru dengan skor 3-0.
Merekam pertandingan di Jakabaring, skor yang terhidang sebenarnya tidak hanya buah kerja keras dan efektifitas permainan Zaenal Arif dkk. Sepertinya ada 'sesuatu' yang tengah mengusik mental pemain Sriwijaya FC hingga bermain sangat buruk dan tidak nyaman sepanjang pertandingan.
Pelatih Persepam Daniel Roekito juga tidak menyangka Laskar Wong Kito bisa drop seperti itu dan dibobol empat gol tanpa bisa membalas. "Saya juga heran Sriwijaya tampil tidak seperti biasanya di kandang sendiri. Yang pasti bagi kami kemenangan ini jelas luar biasa walaupun semua tidak pernah menduga sebelumnya," cetus Daniel Roekito.
Persepam harus diakui bermain nyaris tanpa cacat malam itu. Lini depan sangat bergairah dengan mencetak empat gol lewat Zaenal Arif (2 gol), Busari, serta Alain Nkong. Lini tengah yang dikomando Ali Khadaffi sukses menyeimbangkan opsi menyerang dan bertahan. Peran kapten Sriwijaya FC Ponaryo Astaman pun menjadi tak kelihatan.
Pertahanan tak kalah impresif. Walau tampil tanpa Fachrudin Wahyudi, benteng Persepam yang digalang Aboubakar Sillah bermain luar biasa dan menyulitkan penyerang-penyerang Sriwijaya FC. Walau Persepam sempat bermain 10 pemain setelah Ahmad Rivai diusir wasit, itu tak memberi pengaruh pada performa lini belakang.
Tak boleh dilupakan adalah aksi-aksi brilian Alfonsius Kelvan, penjaga gawang Sapeh Kerap yang menggagalkan belasan peluang tuan rumah. Penempatan diri Alfon sangat sempurna hingga tak satu pun upaya Sriwijaya melalui Herman Dzumafo, Ponaryo, Ramdani Lestaluhu, Eric Weeks, hingga Eddie Foday.
Sekarang tugas Daniel Roekito adalah mempertahankan performa timnya agar rengkaian hasil positif berlanjut ke tanah Papua kala menantang Persiram Raja Ampat dan Persidafon Dafonsoro. Diakuinya, mempertahankan kinerja tim bakal jauh lebih sulit walau dirinya yakin pemain memiliki kemampuan untuk terus memenangi laga.
"Tugas tersulit adalah menjaga konsistensi atau mempertahankan stabilitas tim. Saya percaya dengan kemampuan pemain dan hanya bisa berharap mereka tidak keburu puas dengan kemenangan di Palembang. Pertandingan selanjutnya malah bisa lebih berat," sebut mantan pelatih Arema Malang, Persik Kediri dan Persib Bandung ini.
Kembali masuk ke posisi sepuluh klasemen sementara ISL, Persepam memiliki kans untuk mnelampaui Persegres Gresik United dan Persiram Raja Ampat yang sama-sama mengolek 37 angka. Mengingat lawan berikutnya adalah tim zona degradasi Persidafon Dafonsoro, rasanya Persepam bakal kembali membawa pulang poin.
(aww)