Lebaran bukan pamer kemewahan
A
A
A
Sindonews.com – Kasus tunggakan gaji akhinya menghinggapi Persijap Jepara. Belum adanya sponsor dan dukungan dari pemerintah setempat membuat Evaldo dkk, belum menerima gaji bulan Juli dan terancam tak menerima sampai Agustus.
Belum dibayarnya, gaji pemain ini diluar banyak kalangan, mengingat selama ini Persijap dikenal cukup konsiten untuk membayarkan gaji pemain tepat waktu. Bahkan selama putaran pertama Indonesia Premier League (IPL), gaji pemain tidak pernah terlambat.
Manajer Keuangan Persijap Mariyanto mengatakan, manajemen masih kesulitan untuk mendapatkan dana untuk membayar gaji pemain. Sejumlah sponsor yang menyatakan siap membatu, ternyata tidak memiliki komitmen.
“Kita masih mengusahakan, supaya secepatnya mendapatkan dana untuk membayar gaji pemain.”katanya.
Dia mengaku, Setiap bulan Persijap minimal menghabisakan dana sekitar Rp600 juta. Rinciannya Rp450 untuk gaji pemain dan sisannya adalah untuk operasional tim.
Belum dibayarnya gaji ini cukup berat pagi para pemain mengingat saat ini, mendekati lebaran yang tentunya para pemain dan official membutuhkan gaji mereka untuk memenuhi kebutuhan.
“Arti Lebaran itu bukan tentang kemewahan,” demikian curahan hati Striker Persijap Agung Supriyanto yang dikutip dari status Blackberry Massanger (BBM) nya.
Agung mengaku, belum dibayarkannya gaji pemain jelas sangat tidak diharapkan oleh para pemain. Namun, menurut striket timnas U-23 ini, para pemain memahami kondisi yang diamali oleh tim. Dengan tidak adanya sponsor dan dukugan dari stakeholder setempat, membuat kondisi keuangan Persijap yang selama ini hanya mengadalkan dari suntikan dana PT Jepara Raja Mutlitama (JRM).
“Mungkin pemain mengerti karena memang selama ini Persijap tidak ada ang membatu pendanaan dari pihak Jepara sendiri,” ujar putra daerah kelahiran Bangsri Jepara ini.
Para pemain menyayangkan, selama ini tidak adanya dukungan dari stakeholder setempat, untuk membatu perjalanan tim kebanggawan warga Jepara ini, mengarungi kompetisi. “Padahal ini kan timnya orang Jepara, tetapi orang-orang Jepara tidak ada yang mau membatu,” imbuhnya.
Pelatih Persijap Raja Isa mengaku, para pemain dan official sudah diberi pengertian oleh manajemen mengenai kondisi sulit yang diamali manajemen. Dan para pemain sampai saat ini masih bisa memahami dan mengerti dengan kondisi tim.
Oleh sebab itu, pelatih asal Malaysia ini berharap, meski belum dibayarkan gaji, tidak mempengaruhi semangat pasukannya untuk berlatih. “Semoga tidak berpengaruh, “katanya.
Dijelaskannya, pasukannya sampai saat ini masih terus berlatih, dan baru mendaptkan libur pada 3 Agustus mendatang, dan akan kembali latihan pada 14 Agustus.
Belum dibayarnya, gaji pemain ini diluar banyak kalangan, mengingat selama ini Persijap dikenal cukup konsiten untuk membayarkan gaji pemain tepat waktu. Bahkan selama putaran pertama Indonesia Premier League (IPL), gaji pemain tidak pernah terlambat.
Manajer Keuangan Persijap Mariyanto mengatakan, manajemen masih kesulitan untuk mendapatkan dana untuk membayar gaji pemain. Sejumlah sponsor yang menyatakan siap membatu, ternyata tidak memiliki komitmen.
“Kita masih mengusahakan, supaya secepatnya mendapatkan dana untuk membayar gaji pemain.”katanya.
Dia mengaku, Setiap bulan Persijap minimal menghabisakan dana sekitar Rp600 juta. Rinciannya Rp450 untuk gaji pemain dan sisannya adalah untuk operasional tim.
Belum dibayarnya gaji ini cukup berat pagi para pemain mengingat saat ini, mendekati lebaran yang tentunya para pemain dan official membutuhkan gaji mereka untuk memenuhi kebutuhan.
“Arti Lebaran itu bukan tentang kemewahan,” demikian curahan hati Striker Persijap Agung Supriyanto yang dikutip dari status Blackberry Massanger (BBM) nya.
Agung mengaku, belum dibayarkannya gaji pemain jelas sangat tidak diharapkan oleh para pemain. Namun, menurut striket timnas U-23 ini, para pemain memahami kondisi yang diamali oleh tim. Dengan tidak adanya sponsor dan dukugan dari stakeholder setempat, membuat kondisi keuangan Persijap yang selama ini hanya mengadalkan dari suntikan dana PT Jepara Raja Mutlitama (JRM).
“Mungkin pemain mengerti karena memang selama ini Persijap tidak ada ang membatu pendanaan dari pihak Jepara sendiri,” ujar putra daerah kelahiran Bangsri Jepara ini.
Para pemain menyayangkan, selama ini tidak adanya dukungan dari stakeholder setempat, untuk membatu perjalanan tim kebanggawan warga Jepara ini, mengarungi kompetisi. “Padahal ini kan timnya orang Jepara, tetapi orang-orang Jepara tidak ada yang mau membatu,” imbuhnya.
Pelatih Persijap Raja Isa mengaku, para pemain dan official sudah diberi pengertian oleh manajemen mengenai kondisi sulit yang diamali manajemen. Dan para pemain sampai saat ini masih bisa memahami dan mengerti dengan kondisi tim.
Oleh sebab itu, pelatih asal Malaysia ini berharap, meski belum dibayarkan gaji, tidak mempengaruhi semangat pasukannya untuk berlatih. “Semoga tidak berpengaruh, “katanya.
Dijelaskannya, pasukannya sampai saat ini masih terus berlatih, dan baru mendaptkan libur pada 3 Agustus mendatang, dan akan kembali latihan pada 14 Agustus.
(wbs)