Kenangan Djanur terhadap sosok Suko
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman (Djanur), terkejut dengan meninggalnya Ketua PSSI Jawa Barat, Bambang Sukowiyono (Suko). Sebagai sahabat, Djanur jelas merasa kehilangan.
Djanur sendiri punya banyak kenangan bersama Suko. Ia mengenal Suko sejak masih muda. Kedunya pun pernah sama-sama jadi bagian dari kejayaan Persib di era 1980-an.
Ia lalu bercerita salah satu kenangan yang tidak bisa dilupakannya. Saat jadi pemain Mercu Buana Medan. Sekira tahun 1985, Mercu Buana bubar. Djanur pun pulang kampung ke Bandung.
Tak lama setelah ia ke Bandung, Djanur diajak Suko untuk bergabung ke Persib Bandung. Kebetulan saat itu Persib sedang melakukan training center (TC) untuk ikut dalam kejuaraan Tugu Muda di Semarang.
"Saya waktu itu sudah dua bulan tidak latihan," ujar Djanur di Graha Persib Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat.
Ia lalu diajak Suko bertemu pelatih dan manajer Persib saat itu. Pelatih dan manajer pun setuju membawa Djanur ke Persib. "Saya bilang waktu itu tidak punya sepatu. Dia bilang sudah pakai sepatu saya saja," kata Djanur.
Ia sendiri tak bisa menyembunyikan rasa kehilangannya. Sebab ia sangat dekat dengan Suko. "Sebelum jadi pemain saya sudah dekat. Kita juga pernah main gacong (tarkam - red). Pernah main bareng juga di Persib," tuturnya.
Djanur sendiri terakhir bertemu sebelum Persib bertolak ke Kalimantan untuk menghadapi Barita Putra dan Persiba Balikpapan. Ia sempat menjenguk Suko di RS Borromeus.
"Itu pertemuan terakhir saya," ungkapnya. Dalam pertemuan itu, Djanur mengaku membicarakan banyak hal. Bahkan ia sempat menangis saat berbincang dengan Suko.
Manager Persib, Umuh Muhtar, juga sempat menjenguk Suko saat dirawat di RS Borromeus. Suko pun menitipkan pesan. "Dia bilang nitip PSSI, persepakbolaan, sama nitip Persib," jelasnya.
Soal sosok Suko, Umuh mengenalnya sebagai orang yang sangat peduli pada sepakbola. "Dia banyak meninggalkan pekerjaan karena hatinya untuk sepakbola," tandas Umuh.
Sementara itu, di rumah duka yang berlokasi di Jalan Libra, Kota Bandung, keluarga dan kerabat Suko sudah berdatangan. Beberapa mantan pemain Persib terlihat di lokasi seperti Max Timisela, Yusuf Bachtiar, dan Adjat Sudrajat.
Beberapa official Persib juga ada di lokasi seperti Sekretaris Tim Persib, Yudiana, dan pelatih fisik Dino Sefriyanto. Jenazah rencananya dimakamkan besok di TPU Nagrog di kawasan Ujungberung.
Djanur sendiri punya banyak kenangan bersama Suko. Ia mengenal Suko sejak masih muda. Kedunya pun pernah sama-sama jadi bagian dari kejayaan Persib di era 1980-an.
Ia lalu bercerita salah satu kenangan yang tidak bisa dilupakannya. Saat jadi pemain Mercu Buana Medan. Sekira tahun 1985, Mercu Buana bubar. Djanur pun pulang kampung ke Bandung.
Tak lama setelah ia ke Bandung, Djanur diajak Suko untuk bergabung ke Persib Bandung. Kebetulan saat itu Persib sedang melakukan training center (TC) untuk ikut dalam kejuaraan Tugu Muda di Semarang.
"Saya waktu itu sudah dua bulan tidak latihan," ujar Djanur di Graha Persib Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat.
Ia lalu diajak Suko bertemu pelatih dan manajer Persib saat itu. Pelatih dan manajer pun setuju membawa Djanur ke Persib. "Saya bilang waktu itu tidak punya sepatu. Dia bilang sudah pakai sepatu saya saja," kata Djanur.
Ia sendiri tak bisa menyembunyikan rasa kehilangannya. Sebab ia sangat dekat dengan Suko. "Sebelum jadi pemain saya sudah dekat. Kita juga pernah main gacong (tarkam - red). Pernah main bareng juga di Persib," tuturnya.
Djanur sendiri terakhir bertemu sebelum Persib bertolak ke Kalimantan untuk menghadapi Barita Putra dan Persiba Balikpapan. Ia sempat menjenguk Suko di RS Borromeus.
"Itu pertemuan terakhir saya," ungkapnya. Dalam pertemuan itu, Djanur mengaku membicarakan banyak hal. Bahkan ia sempat menangis saat berbincang dengan Suko.
Manager Persib, Umuh Muhtar, juga sempat menjenguk Suko saat dirawat di RS Borromeus. Suko pun menitipkan pesan. "Dia bilang nitip PSSI, persepakbolaan, sama nitip Persib," jelasnya.
Soal sosok Suko, Umuh mengenalnya sebagai orang yang sangat peduli pada sepakbola. "Dia banyak meninggalkan pekerjaan karena hatinya untuk sepakbola," tandas Umuh.
Sementara itu, di rumah duka yang berlokasi di Jalan Libra, Kota Bandung, keluarga dan kerabat Suko sudah berdatangan. Beberapa mantan pemain Persib terlihat di lokasi seperti Max Timisela, Yusuf Bachtiar, dan Adjat Sudrajat.
Beberapa official Persib juga ada di lokasi seperti Sekretaris Tim Persib, Yudiana, dan pelatih fisik Dino Sefriyanto. Jenazah rencananya dimakamkan besok di TPU Nagrog di kawasan Ujungberung.
(wbs)