Ini cara Bobotoh bikin koreografi unik
A
A
A
Sindonews.com - Sejak putaran II ISL, laga kandang Persib Bandung yang mayoritas digelar di Stadion Si Jalak Harupat punya suasana berbeda. Di tribun timur stadion, kelompok bobotoh yang tergabung dalam Viking Persib Club, memberi warna khusus yang mengundang decak kagum.
Di saat suporter tim lain memberi dukungan pada tim kesayangannya hanya dengan tarian dan nyanyian, Viking justru melakukan sesuatu yang lebih.
Viking melakukan koreografi ala suporter klub-klub Eropa. Di stadion, mereka membuat koreografi unik dengan membentuk gambar-gambar tertentu.
Bermodalkan plastik berwarna, mereka menyajikan gambar berbeda di setiap laga kandang Persib. Sejumlah gambar mulai dari logo Persib hingga bendera berbagai negara pernah dihadirkan.
Saat mereka duduk, koreografi itu sama sekali tidak terlihat. Tapi begitu bobotoh di tribun timur serempak berdiri dan mengangkat plastik warna-warni, koreografi indah langsung terlihat dan mengundang decak kagum.
"Awalnya sih terinsipirasi koregrafi suporter Borrusia Dortmund, Barcelona, sama tim-tim Eropa lainnya. Dari tahun-tahun sebelumnya memang mau kita jalankan, tapi baru musim ini terealisasi bikin koreografi seperti itu," kata Yana Umar, salah seorang pentolan Viking.
Bukan hal mudah untuk melakukan koreografi seperti itu. Tapi bagi Yana dan anggota Viking, koreografi indah mudah dilakukan. Kuncinya adalah koordinasi dan banyaknya bobotoh yang hadir di tribun timur.
"Kalau penontonnya banyak, bikin koreografinya lebih mudah dan bagus. Gambar yang kita inginkan bisa terbentuk," jelasnya.
Untuk membentuk koreografi dengan gambar-gambar indah, Yana mengatakan biasanya lebih dulu dibuat sketsa. Tribun timur lengkap dengan deretan kursinya disajikan dalam sebuah kertas.
Dalam sketsa itu, ditempeli kertas atau plastik sesuai dengan gambar yang diinginkan. Dengan cara itu, koordinasi di lapangan akan lebih mudah.
Setelah sketsa selesai dirancang, anggota Viking tinggal menyimpan plastik berbagai warna di kursi stadion sesaat sebelum laga dimulai. Ketika bobotoh datang ke stadion, mereka tinggal mengangkat plastik-plastik itu sesuai instruksi.
"Untuk koreografi seperti itu biayanya cukup mahal," ungkap Yana.
Untuk satu koreografi, setidaknya butuh dana Rp4-14 juta. Tapi demi mendukung 'Maung Bandung' di lapangan, hal itu tetap dilakukan sebagai sebuah totalitas.
Tapi koreografi itu tidak akan terlihat lagi musim ini mengingat laga kandang terakhir sudah dilakoni Persib. Firman Utina dan kawan-kawan tinggal melakoni dua laga, itu pun laga tandang ke Papua.
"Mudah-mudahan musim depan kita bisa bikin koreografi yang lebih bagus lagi," harap Yana.
Dengan cara seperti itu, bobotoh tentu berharap Persib semakin trengginas di lapangan saat melakoni lada kandang. Bahkan tidak menutup kemungkinan koreografi dibuat serempak oleh seluruh bobotoh di semua tribun.
"Bisa saja koreografinya dibuat di semua tribun, tinggal koordinasi saja koordinator tiap tribun kalau mau bikin seperti itu," tandas Yana.
Di saat suporter tim lain memberi dukungan pada tim kesayangannya hanya dengan tarian dan nyanyian, Viking justru melakukan sesuatu yang lebih.
Viking melakukan koreografi ala suporter klub-klub Eropa. Di stadion, mereka membuat koreografi unik dengan membentuk gambar-gambar tertentu.
Bermodalkan plastik berwarna, mereka menyajikan gambar berbeda di setiap laga kandang Persib. Sejumlah gambar mulai dari logo Persib hingga bendera berbagai negara pernah dihadirkan.
Saat mereka duduk, koreografi itu sama sekali tidak terlihat. Tapi begitu bobotoh di tribun timur serempak berdiri dan mengangkat plastik warna-warni, koreografi indah langsung terlihat dan mengundang decak kagum.
"Awalnya sih terinsipirasi koregrafi suporter Borrusia Dortmund, Barcelona, sama tim-tim Eropa lainnya. Dari tahun-tahun sebelumnya memang mau kita jalankan, tapi baru musim ini terealisasi bikin koreografi seperti itu," kata Yana Umar, salah seorang pentolan Viking.
Bukan hal mudah untuk melakukan koreografi seperti itu. Tapi bagi Yana dan anggota Viking, koreografi indah mudah dilakukan. Kuncinya adalah koordinasi dan banyaknya bobotoh yang hadir di tribun timur.
"Kalau penontonnya banyak, bikin koreografinya lebih mudah dan bagus. Gambar yang kita inginkan bisa terbentuk," jelasnya.
Untuk membentuk koreografi dengan gambar-gambar indah, Yana mengatakan biasanya lebih dulu dibuat sketsa. Tribun timur lengkap dengan deretan kursinya disajikan dalam sebuah kertas.
Dalam sketsa itu, ditempeli kertas atau plastik sesuai dengan gambar yang diinginkan. Dengan cara itu, koordinasi di lapangan akan lebih mudah.
Setelah sketsa selesai dirancang, anggota Viking tinggal menyimpan plastik berbagai warna di kursi stadion sesaat sebelum laga dimulai. Ketika bobotoh datang ke stadion, mereka tinggal mengangkat plastik-plastik itu sesuai instruksi.
"Untuk koreografi seperti itu biayanya cukup mahal," ungkap Yana.
Untuk satu koreografi, setidaknya butuh dana Rp4-14 juta. Tapi demi mendukung 'Maung Bandung' di lapangan, hal itu tetap dilakukan sebagai sebuah totalitas.
Tapi koreografi itu tidak akan terlihat lagi musim ini mengingat laga kandang terakhir sudah dilakoni Persib. Firman Utina dan kawan-kawan tinggal melakoni dua laga, itu pun laga tandang ke Papua.
"Mudah-mudahan musim depan kita bisa bikin koreografi yang lebih bagus lagi," harap Yana.
Dengan cara seperti itu, bobotoh tentu berharap Persib semakin trengginas di lapangan saat melakoni lada kandang. Bahkan tidak menutup kemungkinan koreografi dibuat serempak oleh seluruh bobotoh di semua tribun.
"Bisa saja koreografinya dibuat di semua tribun, tinggal koordinasi saja koordinator tiap tribun kalau mau bikin seperti itu," tandas Yana.
(wbs)