Kunci posisi runner up, jadi pelipur lara Aremania
A
A
A
Sindonews.com - Kekecewaan supporter Aremania gagal melihat timnya Arema Cronous menjuarai Indonesia Super League (2013) sedikit terobati. Mengunci posisi runner up setelah mengalahkan Persidafon Dafonsoro paling tidak menjadi pelipur lara Aremania yang musim ini menggantung ekspektasi demikian tinggi.
Posisi runner up pun diperoleh dengan susah payah karena sempat mendapatkan tekanan ketat dari Persib Bandung maupun Sriwijaya FC. Melihat grafik performa Singo Edan sepanjang musim, memang belum layak untuk menyabet gelar juara jika dibandingkan konsistensi sang juara Persipura Jayapura.
Posisi runner up sekaligus menjadi pemantik motivasi bagi tim yang bermarkas di Stadion Kanjuruhan untuk lebih baik musim depan. Pencapaian musim ini dianggap sebagai pijakan bagus untuk membangun kekuatan yang lebih tangguh musim berikutnya.
Kapten tim Arema Cronous Greg Nwokolo menuturkan bagaimana dirinya sangat optimistis dengan masa depan Sindo Edan. Menurutnya musim ini Arema masih proses pematangan karena pemain belum benar-benar menyatu seiring penyatuan tim Arema Indonesia dan Pelita Jaya di awal musim lalu.
"Saya sangat yakin Arema bakal lebih bagus musim depan. Kami telah melewati proses adaptasi dan bisa menjadi runner up. Itu bukan perjuangan yang mudah karena tim baru dibangun awal musim lalu. Bandingkan dengan Persipura yang mempertahankan pemainnya selama bermusim-musim," ucap pemain naturalisasi ini.
Ucapan Greg memang sangat logis. Bagaimana pun Arema ibaratnya pendatang baru di level atas ISL jika melihat musim sebelumnya. Pada musim 2011-2012, Arema hanyalah tim yang pontang-panting menyelamatkan diri dari ancaman degradasi sebelum akhirnya Pelita Jaya datang bergabung.
Greg juga menyatakan soliditas tim bakal terus berprogres jika musim depan Arema mempertahankan mayoritas kekuatan. Menurutnya Arema memiliki pemain-pemain yang memiliki bakat fantastis dan tinggal sabar menunggu hingga mereka menjelma menjadi tim yang kokoh.
Optimisme Greg diamini CEO Arema Cronous Iwan Budianto. Walau harus gagal meluluskan target juara musim ini, status sebagai runner up dikatakannya bakal menjadi inspirasi bagi Arema untuk kembali bertarung berebut tahta juara pada musim berikutnya.
"Kami harus maju bersama sekaligus membawa optimisme tinggi untuk musim depan. Arema punya supporter fantastis serta tim yang menjanjikan. Manajemen tentu belum puas dengan posisi runner up karena sejatinya Arema punya kemampuan untuk mencapai lebih," tutur Iwan Budianto.
Kini Arema hanya menyisakan satu pertandingan lawan Persiram Raja Ampat sebagai laga penutup musim ini. Kendati pertandingan tersebut sudah tidak lagi menentukan posisi di klasemen akhir, tampaknya Singo Edan tetap ingin menutup musim dengan hasil gemilang.
"Tim sudah tidak ada beban di pertandingan lawan Persiram nanti. Tapi bukan berarti Arema bermain apa adanya. Kami tetap berupaya untuk mendapatkan kemenangan dan menutup ISL musim ini dengan hasil bagus di Papua," ujar Pelatih Arema Cronous Rahmad Darmawan
Posisi runner up pun diperoleh dengan susah payah karena sempat mendapatkan tekanan ketat dari Persib Bandung maupun Sriwijaya FC. Melihat grafik performa Singo Edan sepanjang musim, memang belum layak untuk menyabet gelar juara jika dibandingkan konsistensi sang juara Persipura Jayapura.
Posisi runner up sekaligus menjadi pemantik motivasi bagi tim yang bermarkas di Stadion Kanjuruhan untuk lebih baik musim depan. Pencapaian musim ini dianggap sebagai pijakan bagus untuk membangun kekuatan yang lebih tangguh musim berikutnya.
Kapten tim Arema Cronous Greg Nwokolo menuturkan bagaimana dirinya sangat optimistis dengan masa depan Sindo Edan. Menurutnya musim ini Arema masih proses pematangan karena pemain belum benar-benar menyatu seiring penyatuan tim Arema Indonesia dan Pelita Jaya di awal musim lalu.
"Saya sangat yakin Arema bakal lebih bagus musim depan. Kami telah melewati proses adaptasi dan bisa menjadi runner up. Itu bukan perjuangan yang mudah karena tim baru dibangun awal musim lalu. Bandingkan dengan Persipura yang mempertahankan pemainnya selama bermusim-musim," ucap pemain naturalisasi ini.
Ucapan Greg memang sangat logis. Bagaimana pun Arema ibaratnya pendatang baru di level atas ISL jika melihat musim sebelumnya. Pada musim 2011-2012, Arema hanyalah tim yang pontang-panting menyelamatkan diri dari ancaman degradasi sebelum akhirnya Pelita Jaya datang bergabung.
Greg juga menyatakan soliditas tim bakal terus berprogres jika musim depan Arema mempertahankan mayoritas kekuatan. Menurutnya Arema memiliki pemain-pemain yang memiliki bakat fantastis dan tinggal sabar menunggu hingga mereka menjelma menjadi tim yang kokoh.
Optimisme Greg diamini CEO Arema Cronous Iwan Budianto. Walau harus gagal meluluskan target juara musim ini, status sebagai runner up dikatakannya bakal menjadi inspirasi bagi Arema untuk kembali bertarung berebut tahta juara pada musim berikutnya.
"Kami harus maju bersama sekaligus membawa optimisme tinggi untuk musim depan. Arema punya supporter fantastis serta tim yang menjanjikan. Manajemen tentu belum puas dengan posisi runner up karena sejatinya Arema punya kemampuan untuk mencapai lebih," tutur Iwan Budianto.
Kini Arema hanya menyisakan satu pertandingan lawan Persiram Raja Ampat sebagai laga penutup musim ini. Kendati pertandingan tersebut sudah tidak lagi menentukan posisi di klasemen akhir, tampaknya Singo Edan tetap ingin menutup musim dengan hasil gemilang.
"Tim sudah tidak ada beban di pertandingan lawan Persiram nanti. Tapi bukan berarti Arema bermain apa adanya. Kami tetap berupaya untuk mendapatkan kemenangan dan menutup ISL musim ini dengan hasil bagus di Papua," ujar Pelatih Arema Cronous Rahmad Darmawan
(wbs)