Petinju wanita sumbang dua emas
A
A
A
Sindonews.com - Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Jawa Barat memenuhi target 2 medali emas di Kejuaraan Sarung Tinju Emas ke XXXII 2013. Dua emas disumbangkan petinju wanita, Erni Amalia yang turun di kelas 51 kg dan Ni Luh Dewi Yeni (64 kg).
Selain meraih dua medali emas, tim tinju Jabar juga meraih medali perak lewat Alberto Alfons yang turun sebagai finalis di kelas 56 kg.
"Ini memang sudah target. Jabar meloloskan empat finalis dari yang kami tagetkan hanya dua yang lolos ke final. Dan bersyukur Jabar berhasil meraih dua medali emas setelah Erni dan Yeni mengalahkan petinju yang lawannya sama-sama berasal dari Sumatera Utara. Selain dua atlet putri tersebut, Jabar juga meraih medali perak dari Alberto Alfons yang kalah di partai final oleh petinju asal Kalimantan Barat,"tutur Sekretaris Umum (Sekum) Pengprov Pertina Jabar, Asep Suryana kepada Koran Sindo.
Dalam kejuaraan tersebut, kata Asep, Jabar mengirimkan atlet-atlet yang secara resmi dipanggil Pengurus Besar (PB) Pertina. Mereka adalah Erni Amalia, Nurul Indrayanti, Niluh Dewi Yeni, Martin Surati, Barce Tibalimeten, Dadan Amanda, Alberto Alfons, Renfri Takos, dan Martin Batuwael.
Dari empat atlet Jabar yang masuk final, Asep menilai atlet-atlet Jabar sudah memperlihatkan kekuatan terbaiknya. Hal itu dibuktikan petinju Jabar Ni Luh Dewi Yeni, yang mencoba menjelajah berat badan dari kelas 57kg naik di 64kg namun bisa tembus mengalahkan juara PON 2012 asal Kaltim, Kasih Pasaribu.
"Kalau dari pemetan, tim Jabar sudah bagus. Tapi sayang Dadan amanda gagal di semifinal melawan petinju NTT yang kekalahannya cukup kontropersi, karena petinju NTT ini memukul perut namun terlalu bawah sehingga mengenai kemaluan. Karena tidak bisa melanjutkan pertandingan, dianggap kalah dan wasit mengaggap perut Dadan yang dipukul,"ujarnya.
Asep menambahkan, timnya sempat protes, namun karena perangkat alat bukti terbatas. Jadi keputusan wasit tidak bisa dianulir. "Penilaain pelatih kami Dadan tidak merasa kalah karena dicurangi. Itu kan pelanggaran memukul terlalu bawah, padaha ronded 1 sampai 3 Dadan unggul,"sesalnya.
Menurut Asep, kejuaraan ini rencananya akan berlanjut, sebagai cikal bakal Piala Presiden. Dimana yang meraih medali emas akan dipanggil Pelatnas dan bisa melangkah ke pelaksanaan Piala Presiden di Makasar yang sampai saat ini waktu pelaksanaannya belum diputuskan.
Saat ini, Pengprov Pertina Jabar terus melakukan pembinaan berkesinambungan. Namu, atlet yang masuk dalam program Pelatda saat ini masih belum menjadi tim inti bagi Jabar untuk turun di PON XIX 2016 nanti.
"Mereka merupakan binaan kami. Tapi yang sudah masuk Pelatda ini juga belim tentu jadi tim inti PON Jabar. Untuk tim inti kami lihat nanti puncaknya di Porda XII 2014,"tandasnya.
Selain itu, pihaknya juga terus membina atlet-atlet lapis kedua, yang ia nilai kemampuannya sudah cukup bagus. Bahkan dalam beberapa kejuaraan mereka sudah bisa menghasilkan medali bagi Jabar. "Yang pasti menuju juara umum di PON 2016, kami terus fokus lakukan pembinaan jangka panjang,"pungkasnya.
Selain meraih dua medali emas, tim tinju Jabar juga meraih medali perak lewat Alberto Alfons yang turun sebagai finalis di kelas 56 kg.
"Ini memang sudah target. Jabar meloloskan empat finalis dari yang kami tagetkan hanya dua yang lolos ke final. Dan bersyukur Jabar berhasil meraih dua medali emas setelah Erni dan Yeni mengalahkan petinju yang lawannya sama-sama berasal dari Sumatera Utara. Selain dua atlet putri tersebut, Jabar juga meraih medali perak dari Alberto Alfons yang kalah di partai final oleh petinju asal Kalimantan Barat,"tutur Sekretaris Umum (Sekum) Pengprov Pertina Jabar, Asep Suryana kepada Koran Sindo.
Dalam kejuaraan tersebut, kata Asep, Jabar mengirimkan atlet-atlet yang secara resmi dipanggil Pengurus Besar (PB) Pertina. Mereka adalah Erni Amalia, Nurul Indrayanti, Niluh Dewi Yeni, Martin Surati, Barce Tibalimeten, Dadan Amanda, Alberto Alfons, Renfri Takos, dan Martin Batuwael.
Dari empat atlet Jabar yang masuk final, Asep menilai atlet-atlet Jabar sudah memperlihatkan kekuatan terbaiknya. Hal itu dibuktikan petinju Jabar Ni Luh Dewi Yeni, yang mencoba menjelajah berat badan dari kelas 57kg naik di 64kg namun bisa tembus mengalahkan juara PON 2012 asal Kaltim, Kasih Pasaribu.
"Kalau dari pemetan, tim Jabar sudah bagus. Tapi sayang Dadan amanda gagal di semifinal melawan petinju NTT yang kekalahannya cukup kontropersi, karena petinju NTT ini memukul perut namun terlalu bawah sehingga mengenai kemaluan. Karena tidak bisa melanjutkan pertandingan, dianggap kalah dan wasit mengaggap perut Dadan yang dipukul,"ujarnya.
Asep menambahkan, timnya sempat protes, namun karena perangkat alat bukti terbatas. Jadi keputusan wasit tidak bisa dianulir. "Penilaain pelatih kami Dadan tidak merasa kalah karena dicurangi. Itu kan pelanggaran memukul terlalu bawah, padaha ronded 1 sampai 3 Dadan unggul,"sesalnya.
Menurut Asep, kejuaraan ini rencananya akan berlanjut, sebagai cikal bakal Piala Presiden. Dimana yang meraih medali emas akan dipanggil Pelatnas dan bisa melangkah ke pelaksanaan Piala Presiden di Makasar yang sampai saat ini waktu pelaksanaannya belum diputuskan.
Saat ini, Pengprov Pertina Jabar terus melakukan pembinaan berkesinambungan. Namu, atlet yang masuk dalam program Pelatda saat ini masih belum menjadi tim inti bagi Jabar untuk turun di PON XIX 2016 nanti.
"Mereka merupakan binaan kami. Tapi yang sudah masuk Pelatda ini juga belim tentu jadi tim inti PON Jabar. Untuk tim inti kami lihat nanti puncaknya di Porda XII 2014,"tandasnya.
Selain itu, pihaknya juga terus membina atlet-atlet lapis kedua, yang ia nilai kemampuannya sudah cukup bagus. Bahkan dalam beberapa kejuaraan mereka sudah bisa menghasilkan medali bagi Jabar. "Yang pasti menuju juara umum di PON 2016, kami terus fokus lakukan pembinaan jangka panjang,"pungkasnya.
(aww)