Legenda F1 tutup usia
A
A
A
Sindonews.com - Brian Hart, sosok yang dikenal sebagai pencipta dan pengembang mesin Formula 1 meninggal dunia di usia 77 tahun. Pembalap yang mendedikasikan lebih dari separuh hidupnya di dunia balapan. Memulai karir di tahun 1949 sebagai pembalap, Hart kerap terlibat dalam proses setingan dan penyempurnaan mesin-mesin balap.
Hart yang lahir di tahun 1936 dan karir sukses baik sebagai pembalap , Maupun untuk pengembangan mesin Formula 1 pada akhir tahun 1960 , mengalami terobosan dengan tim Toleman di musim 1984. Hart adalah legendaris Brasil dengan tiga kali naik podium tahun itu, termasuk drive mengesankan untuk tempat kedua di Monaco dalam hujan deras .
Puncaknya di tahun 1972, ia benar-benar menekuni bidang engineer khususnya dalam hal mesin. Ia mendirikan perusahaan yang bernama Brian Hart Ltd dan mengerjakan berbagai project pembuatan mesin FVA dan mesin BDA untuk balapan Reli.
Hart juga berhasil mengaplikasikan teknologi BDA untuk digunakan di balapan F2 dan pada tahun 1979, Brian Hart Ltd menjadi suplier mesin untuk tim-tim yang berlaga di balapan F2.
Kemudian kapasitas Hart semakin terbukti pada tahun 1984 mesin yang ia ciptakan berhasil mengantarkan Ayrton Senna mendominasi F1 di masa tersebut.
Pada tahun 1993 Hart bergabung di tim Jordan untuk menyempurnakan mesin 3.5 liter V10. Meski menjalani awal yang berat di musim pertama, namun pada tahun 1994 Rubens Barichello sukses meraih podium ketiga di Pacific Grand Prix, dan beberapa kali mencatat waktu terbaik di sesi kualifikasi. Di tahun tersebut Jordan finish di urutan kelima klasemen konstruktor.
Kemudian Hart bergabung dengan tim Minardi di tahun 1997, kiprah Hart di ajang F1 berakhir di tahun 1999 bersama tim Tom Walkinshaw.
Hart yang lahir di tahun 1936 dan karir sukses baik sebagai pembalap , Maupun untuk pengembangan mesin Formula 1 pada akhir tahun 1960 , mengalami terobosan dengan tim Toleman di musim 1984. Hart adalah legendaris Brasil dengan tiga kali naik podium tahun itu, termasuk drive mengesankan untuk tempat kedua di Monaco dalam hujan deras .
Puncaknya di tahun 1972, ia benar-benar menekuni bidang engineer khususnya dalam hal mesin. Ia mendirikan perusahaan yang bernama Brian Hart Ltd dan mengerjakan berbagai project pembuatan mesin FVA dan mesin BDA untuk balapan Reli.
Hart juga berhasil mengaplikasikan teknologi BDA untuk digunakan di balapan F2 dan pada tahun 1979, Brian Hart Ltd menjadi suplier mesin untuk tim-tim yang berlaga di balapan F2.
Kemudian kapasitas Hart semakin terbukti pada tahun 1984 mesin yang ia ciptakan berhasil mengantarkan Ayrton Senna mendominasi F1 di masa tersebut.
Pada tahun 1993 Hart bergabung di tim Jordan untuk menyempurnakan mesin 3.5 liter V10. Meski menjalani awal yang berat di musim pertama, namun pada tahun 1994 Rubens Barichello sukses meraih podium ketiga di Pacific Grand Prix, dan beberapa kali mencatat waktu terbaik di sesi kualifikasi. Di tahun tersebut Jordan finish di urutan kelima klasemen konstruktor.
Kemudian Hart bergabung dengan tim Minardi di tahun 1997, kiprah Hart di ajang F1 berakhir di tahun 1999 bersama tim Tom Walkinshaw.
(wbs)