Persela menunggu respons Edu
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Persela Lamongan Eduard Tjong kini menghadapi tantangan berat. Dia harus secepatnya mengembalikan gairah timnya setelah dihantam kekalahan berat 1-5 di kandang Mitra Kukar, Kamis (20/2), di Stadion Aji Imbut, Tenggarong.
Terbukti kemenangan heroik atas Persebaya Surabaya di matchday sebelumnya tak berarti banyak bagi Laskar Joko Tingkir. Harus diakui performa Roman Golian dkk di Tenggarung jauh di bawah ekspektasi supporter LA Mania yang sebelumnya menginginkan minimal hasil seri.
Eduard Tjong harus berpikir keras dalam merespons kekalahan itu demi membangkitkan timnya saat menyambut PSM Makassar di Stadion Surajaya, 27 Februari nanti. Pelatih yang pernah bekerja untuk Persis Solo ini tak memungkiri dirinya memiliki tanggung jawab memulihkan situasi dalam tim.
"Kekalahan besar tentu berefek kurang bagus bagi tim. Saya juga tidak menduga kalah dengan skor sedemikian besar di kandang Mitra Kukar. Saya bertanggung jawab terhadap hasil tersebut dan akan berupaya mengembalikan daya juang tim,"cetus Edu, sapaan akrab Eduard Tjong.
Dia melihat titik lemah masih terlihat di lini pertahanan. Pemain cepat panik dan tidak melakukan marking yang semestinya terhadap pemain Mitra. Edu juga bakal mengambil langkah-langkah khusus untuk membenahi benteng pertahanan yang masih sangat renyah.
Sayang, dia tidak menguak secara gamblang langkah yang akan dibuatnya. Rotasi tampaknya menjadi pilihan karena ada pemain yang bermain sangat buruk, salah satunya centre back Suroso. Pemain ini diganti Eki Taufik karena permainannya mengecewakan.
Namun Edu tidak mau menyebut secara personal siapa saja yang bermain buruk di pertandingan itu. Dia hanya mengatakan secara keseluruhan tim kurang memiliki fighting spirit yang memadai. "Lini belakang memang lemah. Tapi secara umum Persela memang tidak bagus," akunya.
Hasil di Tenggarong membuktikan Persela masih sangat labil di Indonesia Super League (ISL) musim ini. Kekalahan itu langsung menghapus euforia setelah mengalahkan Persebaya dengan tiga gol tanpa balas dua pekan silam di Stadion Surajaya.
Supporter LA Mania pun merasakan performa timnya di Tenggarong adalah penampilan terburuk di musim ini. "Pemain sepertinya sudah kalah duluan sebelum bertanding. Harus diakui permainan Persela buruk dan butuh perombakan besar," ujar Ihya Ulumuddin, salah seorang LA Mania.
Gagal mempertahankan konsistensi, suporter kini tinggal berharap timnya bangkit di laga tunda lawan PSM Makassar. Paling tidak jika bisa menang di laga home, ekspektasi suporter bisa tumbuh lagi di laga berikutnya. Walau belum ada jaminan bakal terus konsisten.
Terbukti kemenangan heroik atas Persebaya Surabaya di matchday sebelumnya tak berarti banyak bagi Laskar Joko Tingkir. Harus diakui performa Roman Golian dkk di Tenggarung jauh di bawah ekspektasi supporter LA Mania yang sebelumnya menginginkan minimal hasil seri.
Eduard Tjong harus berpikir keras dalam merespons kekalahan itu demi membangkitkan timnya saat menyambut PSM Makassar di Stadion Surajaya, 27 Februari nanti. Pelatih yang pernah bekerja untuk Persis Solo ini tak memungkiri dirinya memiliki tanggung jawab memulihkan situasi dalam tim.
"Kekalahan besar tentu berefek kurang bagus bagi tim. Saya juga tidak menduga kalah dengan skor sedemikian besar di kandang Mitra Kukar. Saya bertanggung jawab terhadap hasil tersebut dan akan berupaya mengembalikan daya juang tim,"cetus Edu, sapaan akrab Eduard Tjong.
Dia melihat titik lemah masih terlihat di lini pertahanan. Pemain cepat panik dan tidak melakukan marking yang semestinya terhadap pemain Mitra. Edu juga bakal mengambil langkah-langkah khusus untuk membenahi benteng pertahanan yang masih sangat renyah.
Sayang, dia tidak menguak secara gamblang langkah yang akan dibuatnya. Rotasi tampaknya menjadi pilihan karena ada pemain yang bermain sangat buruk, salah satunya centre back Suroso. Pemain ini diganti Eki Taufik karena permainannya mengecewakan.
Namun Edu tidak mau menyebut secara personal siapa saja yang bermain buruk di pertandingan itu. Dia hanya mengatakan secara keseluruhan tim kurang memiliki fighting spirit yang memadai. "Lini belakang memang lemah. Tapi secara umum Persela memang tidak bagus," akunya.
Hasil di Tenggarong membuktikan Persela masih sangat labil di Indonesia Super League (ISL) musim ini. Kekalahan itu langsung menghapus euforia setelah mengalahkan Persebaya dengan tiga gol tanpa balas dua pekan silam di Stadion Surajaya.
Supporter LA Mania pun merasakan performa timnya di Tenggarong adalah penampilan terburuk di musim ini. "Pemain sepertinya sudah kalah duluan sebelum bertanding. Harus diakui permainan Persela buruk dan butuh perombakan besar," ujar Ihya Ulumuddin, salah seorang LA Mania.
Gagal mempertahankan konsistensi, suporter kini tinggal berharap timnya bangkit di laga tunda lawan PSM Makassar. Paling tidak jika bisa menang di laga home, ekspektasi suporter bisa tumbuh lagi di laga berikutnya. Walau belum ada jaminan bakal terus konsisten.
(aww)