Tumpuan harapan McLaren
A
A
A
Sindonews.com - Pembalap Formula 1 asal Denmark, Kevin Magsnussen, menjadi salah satu pilot 'jet darat' berprospek cerah. Dalam debut F1-nya, pembalap 21 tahun itu melesat mencium garis finis kedua di seri pembuka musim di Melbourne, Australia, 16 Maret 2014.
Magnussen, yang memulai karir sebagai pembalap F3 pada musim 2010, mulai dipercaya tim McLaren mengarungi balap F1 tahun ini. Dia langsung memberikan kejutan ketika berhasil mengakhiri balapan di Albert Lake Park Street Circuit, di belakang Nico Rosberg dan Daniel Ricciardo, yang pada akhirnya didiskualifikasi karena berlaku curang. Posisi Ricciardo pun digeser Magnussen.
Mampu bersaing dengan nama besar seperti Sebastian Vettel dan Lewis Hamilton tentu bukan hal mudah bagi pembalap berstatus rookie itu. Apalagi, dirinya menjalani laga pertama dengan sistem aturan baru F1, yang terkait masalah mesin dan bahan bakar.
Pada GP Malaysia, Minggu (30/3), Magnussen, yang finis di urutan sembilan, meraih pelajaran berharga kala mendapat hukuman pinalti lima detik setelah dirinya menabrak bagian belakang mobil Kimi Raikkonen. Setelah mendapatkan hukuman itu, sang direktur balap McLaren, Eric Boullier, mengatakan, Magnussen adalah pembalap yang banyak belajar dan tak kenal menyerah.
"Dia sangat terbuka, semua yang saya katakan dianggap nasihat olehnya. jadi jika saya mengatakan sesuatu kepadanya, maka dia akan mendengarkannya," puji Bolliers, baru-baru ini, seperti dilansir NBC Sports.
Sebagai rookie, tentu dia bakal sering mendapat banyak instruksi dari sang kepala tim. Boullier pun mengaku terus membimbing Magnussen agar menjadi pemain top di masa yang akan datang.
"Saya sangat berhati-hati mengawasinya. Mulai dari psikologisnya dan cara dia berpikir. Saya terkadang mengunci dia satu hari dalam sepekan agar tidak kemana-mana," seloroh mantan arsitek tim Lotus itu.
Magnussen, yang memulai karir sebagai pembalap F3 pada musim 2010, mulai dipercaya tim McLaren mengarungi balap F1 tahun ini. Dia langsung memberikan kejutan ketika berhasil mengakhiri balapan di Albert Lake Park Street Circuit, di belakang Nico Rosberg dan Daniel Ricciardo, yang pada akhirnya didiskualifikasi karena berlaku curang. Posisi Ricciardo pun digeser Magnussen.
Mampu bersaing dengan nama besar seperti Sebastian Vettel dan Lewis Hamilton tentu bukan hal mudah bagi pembalap berstatus rookie itu. Apalagi, dirinya menjalani laga pertama dengan sistem aturan baru F1, yang terkait masalah mesin dan bahan bakar.
Pada GP Malaysia, Minggu (30/3), Magnussen, yang finis di urutan sembilan, meraih pelajaran berharga kala mendapat hukuman pinalti lima detik setelah dirinya menabrak bagian belakang mobil Kimi Raikkonen. Setelah mendapatkan hukuman itu, sang direktur balap McLaren, Eric Boullier, mengatakan, Magnussen adalah pembalap yang banyak belajar dan tak kenal menyerah.
"Dia sangat terbuka, semua yang saya katakan dianggap nasihat olehnya. jadi jika saya mengatakan sesuatu kepadanya, maka dia akan mendengarkannya," puji Bolliers, baru-baru ini, seperti dilansir NBC Sports.
Sebagai rookie, tentu dia bakal sering mendapat banyak instruksi dari sang kepala tim. Boullier pun mengaku terus membimbing Magnussen agar menjadi pemain top di masa yang akan datang.
"Saya sangat berhati-hati mengawasinya. Mulai dari psikologisnya dan cara dia berpikir. Saya terkadang mengunci dia satu hari dalam sepekan agar tidak kemana-mana," seloroh mantan arsitek tim Lotus itu.
(nug)