Transfer terbaik tim ISL Jawa Timur
A
A
A
Sindonews.com —Selain kegagalan transfer sejumlah tim di putaran pertama Indonesia Super League (ISL), ada pula beberapa yang merasakan peran vital pemain pemain anyarnya. Sejumlah transfer bahkan mengubah wajah tim dengan kontribusi maksimalnya sepanjang putaran pertama.
Sedikit disayangkan keberhasilan transfer yang cukup mencolok adalah pemain asing. Bisa dimaklumi karena pemain impor memiliki kemampuan yang wajib lebih baik dibanding aset lokal. Kendati begitu, pemain lokal tetaplah tidak kalah jika dilihat dari kacamata tim secara keseluruhan.
Playmaker Arema Cronus Gustavo Lopez adalah contoh pemain asing yang memberikan sentuhan dan pengaruh besar pada tim barunya. Pemain yang didatangkan dari Persela Lamongan tersebut langsung menjadi aset sangat penting di lapangan tengah Singo Edan pada paruh pertama ISL.
Dia menjadi contoh bahwa pemain asing harus memiliki kemampuan di atas pemain lokal, sesuai harga yang dibayar klub. Sejak menjalani debut bersama Arema di penghujung 2013 silam, permainannya sangat konsisten dan layak menjadi salah satu playmaker terbaik di ISL saat ini.
Versi media ini, ada sekitar empat transfer pemain di Jawa Timur yang membuat pelatih tersenyum dan sulit meninggalkan pemain terbaiknya di bangku cadangan. Siapa saja transfer terbaik di antara enam tim Jawa Timur sepanjang putaran pertama?
1.Gustavo Fabian Lopez (Persela Lamongan-Arema Cronus)
Tidak salah jika pemain asal Argentina ini sangat ngebet bermain di klub besar. Saat masih berada di Persela, dia seakan merasa kemampuannya layak untuk level yang lebih tinggi. Benar saja, ketika bergabung Arema Cronus, Gustavo langsung menjadi kekuatan inti Singo Edan. Passing, skill, ketenangan, visi, serta power, menjadikannya playmaker terbaik yang dimiliki Arema. Dia bahkan lebih baik dengan playmaker Singo Edan masa lalu seperti Rodrigo Araya dan Joao Carlos yang lebih 'lemah gemulai' dan enggan kontak fisik. Secara umum Gustavo adalah gelandang terbaik di posisinya dan Arema layak berharap dia seterusnya fit. Sebab permainan anak asuh Suharno sedikit limbung ketika dia absen, contohnya ketika bermain di AFC Cup lawan Selangor FA dan Hanoi T&T. Bonus bagi Arema, karena dia menjadi eksekutor pinalti jempolan yang tidak dimiliki Arema beberapa musim terakhir. Secara statistik, baik passing maupun assist, dia menjadi salah satu yang tertinggi di putaran pertama ISL.
2.Srdjan Lopicic (Persebaya DU-Persela Lamongan)
Rasa kehilangan Persela Lamongan setelah ditinggal Gustavo Lopez, ternyata tidak berlangsung lama. Sedikit di luar dugaan, Persela menemukan seorang gelandang yang kelasnya tak terpaut jauh dengan Gustavo walau dengan gaya dan karakter berbeda. Ya, Srdjan Lopicic adalah salah satu transfer terbaik di Jawa Timur sepanjang putaran pertama.Sebagai pengatur serangan, pemain berkebangsaan Montenegro ini sangat berani dan bahkan tajam di depan gawang. Patut dicatat adalah hattrick-nya ke gawang Persepam Madura United. Selama masih ada pemain berusia 30 tahun ini di lapangan tengah, pelatih Persela Eduard Tjong tidak perlu mengkhawatiran keseimbangan timnya. Bahkan ketika ada pergantian pemain di sekelilingnya, performanya tidak terpengaruh. Posisi Persela di papan atas klasemen sementara ISL wilayah timur jelas salah satunya karena keberadaan eks pemain Persisam Samarinda dan Persebaya Divisi Utama tersebut.
3.Pacho Kenmogne (Persija Jakarta-Persebaya Surabaya)
Apakah yang dijadikan parameter untuk mengukur kualitas striker? Gol, tentu saja. Produktivitas mutlak dibutuhkan seorang penyerang karena untuk itulah dia ditempatkan di posisi terdepan timnya. Jika parameter gol yang dipakai, Pacho Kenmogne adalah transfer terbaik yang dilakukan pelatih Persebaya Rahmad Darmawan. Telah menceploskan bola sebanyak sembilan kali menjadikannya top scorer ISL hingga akhir putaran pertama. Tapi sebenarnya bukan hanya gol saja yang menjadikan Pacho istimewa di Surabaya. Dia striker berpostur besar, powerful, bagus dalam positioning dan bola sulit, serta bisa bermain sebagai sebuah tim. Sempat diragukan bisa menjadi predator bagi timnya di awal musim, secara perlahan namun pasti grafik produktivitasnya terus menanjak. Eksekutor seperti inilah yang dibutuhkan Persebaya demi menjaga posisi di papan atas ISL.
4.Ahmad Bustomi (Mitra Kukar-Arema Cronus)
Tak diragukan, Bustomi menjadi transfer terbaik pemain lokal di antara semua tim Jawa Timur. Kembali ke Malang dan langsung diserahi tugas sebagai kapten tim, gelandang terbaik di tim nasional senior ini menjadi penyeimbang lini tengah tim Arema Cronus. Diperlengkap dengan keberadaan playmaker sekelas Gustavo Lopez, pemain yang pernah mempersembahkan gelar juara untuk Arema di musim 2009-2010 tersebut semakin solid. Bisa diposisikan sebagai gelandang serang, tapi juga bagus ketika diserahi opsi sebagai gelandang bertahan. Keputusan Pelatih Suharno memberinya ban kapten tentu juga terkait mental dan pengalaman yang sudah sangat mapan. Dilihat dari berbagai aspek, sosok Ahmad Bustomi sangat membantu Singo Edan menjadi tim terbaik di wilayah barat pada putaran pertama. Momen mendatangkannya kembali ke Malang juga sangat tepat, yakni ketika Arema memiliki kekuatan yang cukup komplit.
Sedikit disayangkan keberhasilan transfer yang cukup mencolok adalah pemain asing. Bisa dimaklumi karena pemain impor memiliki kemampuan yang wajib lebih baik dibanding aset lokal. Kendati begitu, pemain lokal tetaplah tidak kalah jika dilihat dari kacamata tim secara keseluruhan.
Playmaker Arema Cronus Gustavo Lopez adalah contoh pemain asing yang memberikan sentuhan dan pengaruh besar pada tim barunya. Pemain yang didatangkan dari Persela Lamongan tersebut langsung menjadi aset sangat penting di lapangan tengah Singo Edan pada paruh pertama ISL.
Dia menjadi contoh bahwa pemain asing harus memiliki kemampuan di atas pemain lokal, sesuai harga yang dibayar klub. Sejak menjalani debut bersama Arema di penghujung 2013 silam, permainannya sangat konsisten dan layak menjadi salah satu playmaker terbaik di ISL saat ini.
Versi media ini, ada sekitar empat transfer pemain di Jawa Timur yang membuat pelatih tersenyum dan sulit meninggalkan pemain terbaiknya di bangku cadangan. Siapa saja transfer terbaik di antara enam tim Jawa Timur sepanjang putaran pertama?
1.Gustavo Fabian Lopez (Persela Lamongan-Arema Cronus)
Tidak salah jika pemain asal Argentina ini sangat ngebet bermain di klub besar. Saat masih berada di Persela, dia seakan merasa kemampuannya layak untuk level yang lebih tinggi. Benar saja, ketika bergabung Arema Cronus, Gustavo langsung menjadi kekuatan inti Singo Edan. Passing, skill, ketenangan, visi, serta power, menjadikannya playmaker terbaik yang dimiliki Arema. Dia bahkan lebih baik dengan playmaker Singo Edan masa lalu seperti Rodrigo Araya dan Joao Carlos yang lebih 'lemah gemulai' dan enggan kontak fisik. Secara umum Gustavo adalah gelandang terbaik di posisinya dan Arema layak berharap dia seterusnya fit. Sebab permainan anak asuh Suharno sedikit limbung ketika dia absen, contohnya ketika bermain di AFC Cup lawan Selangor FA dan Hanoi T&T. Bonus bagi Arema, karena dia menjadi eksekutor pinalti jempolan yang tidak dimiliki Arema beberapa musim terakhir. Secara statistik, baik passing maupun assist, dia menjadi salah satu yang tertinggi di putaran pertama ISL.
2.Srdjan Lopicic (Persebaya DU-Persela Lamongan)
Rasa kehilangan Persela Lamongan setelah ditinggal Gustavo Lopez, ternyata tidak berlangsung lama. Sedikit di luar dugaan, Persela menemukan seorang gelandang yang kelasnya tak terpaut jauh dengan Gustavo walau dengan gaya dan karakter berbeda. Ya, Srdjan Lopicic adalah salah satu transfer terbaik di Jawa Timur sepanjang putaran pertama.Sebagai pengatur serangan, pemain berkebangsaan Montenegro ini sangat berani dan bahkan tajam di depan gawang. Patut dicatat adalah hattrick-nya ke gawang Persepam Madura United. Selama masih ada pemain berusia 30 tahun ini di lapangan tengah, pelatih Persela Eduard Tjong tidak perlu mengkhawatiran keseimbangan timnya. Bahkan ketika ada pergantian pemain di sekelilingnya, performanya tidak terpengaruh. Posisi Persela di papan atas klasemen sementara ISL wilayah timur jelas salah satunya karena keberadaan eks pemain Persisam Samarinda dan Persebaya Divisi Utama tersebut.
3.Pacho Kenmogne (Persija Jakarta-Persebaya Surabaya)
Apakah yang dijadikan parameter untuk mengukur kualitas striker? Gol, tentu saja. Produktivitas mutlak dibutuhkan seorang penyerang karena untuk itulah dia ditempatkan di posisi terdepan timnya. Jika parameter gol yang dipakai, Pacho Kenmogne adalah transfer terbaik yang dilakukan pelatih Persebaya Rahmad Darmawan. Telah menceploskan bola sebanyak sembilan kali menjadikannya top scorer ISL hingga akhir putaran pertama. Tapi sebenarnya bukan hanya gol saja yang menjadikan Pacho istimewa di Surabaya. Dia striker berpostur besar, powerful, bagus dalam positioning dan bola sulit, serta bisa bermain sebagai sebuah tim. Sempat diragukan bisa menjadi predator bagi timnya di awal musim, secara perlahan namun pasti grafik produktivitasnya terus menanjak. Eksekutor seperti inilah yang dibutuhkan Persebaya demi menjaga posisi di papan atas ISL.
4.Ahmad Bustomi (Mitra Kukar-Arema Cronus)
Tak diragukan, Bustomi menjadi transfer terbaik pemain lokal di antara semua tim Jawa Timur. Kembali ke Malang dan langsung diserahi tugas sebagai kapten tim, gelandang terbaik di tim nasional senior ini menjadi penyeimbang lini tengah tim Arema Cronus. Diperlengkap dengan keberadaan playmaker sekelas Gustavo Lopez, pemain yang pernah mempersembahkan gelar juara untuk Arema di musim 2009-2010 tersebut semakin solid. Bisa diposisikan sebagai gelandang serang, tapi juga bagus ketika diserahi opsi sebagai gelandang bertahan. Keputusan Pelatih Suharno memberinya ban kapten tentu juga terkait mental dan pengalaman yang sudah sangat mapan. Dilihat dari berbagai aspek, sosok Ahmad Bustomi sangat membantu Singo Edan menjadi tim terbaik di wilayah barat pada putaran pertama. Momen mendatangkannya kembali ke Malang juga sangat tepat, yakni ketika Arema memiliki kekuatan yang cukup komplit.
(wbs)