Calo Ramaikan Prancis Terbuka

PARIS - Tidak Uefa, FIFA atau ATP, nasibnya sama : tak lepas lepas dari serbuan calo. Setidaknya terlihat juga di Port D Auteuil, stadion Roland Garros, Paris, dimana French Open dilangsungkan. Hingga memasuki minggu kedua, peran calo bukan makin menyusut. Sebaliknya, makin banyak dan agresif.

Begitu keluar stasiun Metro 10, Porte d Auteuil, dan berjalan menuju Roland Garros, sepanjang trotoar, selalu dihadang calo. „Ticket, monsiuer, ticket, monsieur,“ tawarnya. Polisi, yang berjaga jaga di sepanjang jalan itu, hanya melihat saja. Begitu juga petugas informasi Roland Garros, yang lebih sibuk membagikan selebaran ketimbang mengusir puluhan calo itu. „Selama tidak ada yang terganggu, dan mereka tidak memaksa, ya kami biarkan saja,“ kata salah satu polisi.

Tapi, bukan berarti panitia tidak berupaya untuk memerangi calo ini. Papan pengumuman elektronik yang dipasang sepanjang trotoar, mengumumkan bahwa membeli tiket di jalanan, bukan jaminan untuk bisa masuk lokasi. Pengeras suara juga mengumumkan informasi serupa dalam dua Bahasa, francais dan Inggris. “Kalau namanya tak cocok dengan nama di tiket, akan ditolak masuk,” kata panitia.

Praktiknya, tak ada pencocokan nama tiket dengan ktp. Begitu code bar tiket elektronik bisa dibaca computer, pengunjung dipersilahkan masuk arena. Bisa dibayangkan kalau satu demi satu penonton diperiksa ktpnya, akan terjadi kemacetan di pintu gerbang.

Sulit dan mahal, begitu keterangan buku panduan wisata tentang pertiketan di Roland Garros. Penelusuran SINDO menunjukkan, mahal sekali tidak juga. Tapi agak rumit, memang iya. Hanya saja, tiket murah itu hanya ada di hari hari awal, sementara untuk minggu kedua, terutama dua stadion utama, Philippe Chatrier dan Suzanne Lenglen, sudah sold out.

Rumit karena untuk bisa memesan tiket Roland Garros, harus mempunya akun terlebih dulu di situs Roland Garros. Begitu akunnya disetujui, barulah bisa memesan tiket yang diinginkan. Turis yang datang go show, jangan harap bisa masuk komplek, stadion. Satu satunya jalan, ya membeli di calo calo yang berkeliaran sepanjang trotoar.

Harganya, dua hingga tiga kali lipat, sebagaimana yang dialami Bryan, turis dari Amerika. “Kalau lewat internet, gak ada waktu lagi, jadinya ya beli di calo,” katanya kepada SINDO. Bryan yang datang bersama istrinya, bisa masuk komplek Roland Garros. Pemeriksaan KTP, sebagaimana peringatan di situs Roland Garros, sama sekali tidak dilakukan.

Berapa harga tiket masuk Roland Garros. Variatif, dari 40 Euro hingga 1650 euro, sesuai kelas dan fasilitasnya. Ada tiket yang hanya bisa masuk komplek stadion, tapi tak bisa masuk court, dan hanya bisa menonton dari big screen. Ada juga tiket vip yang dapat makan malam, hingga bisa melihat persiapan pemain sebelum masuk stadion. Tinggal pilih, isi dompet menentukan.

Wartawan? Gratis untuk semua court, dari court yang sempit, hingga stadion Philippe Chatrier. Khusus di Philippe Chatrier, ada tribun pers yang bisa keluar masuk tanpa harus menunggu pemain di lapangan pas break. Sementara di Stadion Susanne Lenglen, dan juga court kecil kecil lainnya, wartawan harus menunggu pemain menyelesaikan games-nya, baru boleh masuk. First come, first service, tak ada booking bookingnya seperti pertandingan sepak bola internasional.

Di minggu minggu pertama, tribun pers ini sering kosong melompong, bahkan tak pernah terisi lebih dari separuhnya. Kemana 1300 an wartawan yang diklaim panitia meliput French Open? Rupanya, mereka lebih suka berada di press room, dimana setiap meja ada satu monitor yang bisa melihat semua kejadian di court. Juga, jika berada di press room Philippe Chatrier, wartawan bisa tahu kapan ada jumpa pers, yang biasanya terjadi setiap 15 menit.

Sambil nulis, sambil lihat monitor, juga bisa langsung lari jika ada petenis yang akan berbicara di ruang pres konferens, yang tercata di Philippe Chatrier saja, sebanyak 10 ruangan.