Skenario Persebaya Atur Posisi?
A
A
A
SURABAYA - Penundaan laga Persebaya melawan Persepam Madura United memantik bau tak sedap. Ada indikasi pertandingan sengaja ditunda agar skuad Bledhuk Ijo bisa mengatur skenario posisi dalam babak delapan besar. Benarkah?
Indikasi main mata itu muncul lantaran ada keanehan dari munculnya surat larangan menggelar pertandingan dari Polrestabes Surabaya. Dalam surat Polrestabes bernomor B/3980/VIII/2014/Intelkam yang ditandatangani Wakapolrestabes Surabaya AKBP Marsudianto, menyebutkan pertandingan diminta ditunda karena ada potensi kerawanan dan gangguan Kamtibnas berupa bentrok fisik antarsuporter.
Selain itu, aparat keamanan sedang dikonsentrasikan dalam pengamanan hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait gugatan Pilpres dan Pelantikan Anggota DPRD Surabaya, Minggu (24/8) mendatang. "Surat tersebut sudah kami terima pada 19 Agustus lalu terkait penundaan laga ini," kata Pengawas Pertandingan Bambang Irianto.
Yang aneh, alasan khawatir ada bentrok antarsuporter Bledhuk Ijo dengan Sape Kerap juga kurang bisa dinalar. Maklum, selama ini hubungan antar kedua suporter terbilang rukun. Bahkan, ketika bonek datang ke kandang Persepam, pertandingan juga berlangsung aman. Ditambah lagi, pertandingan laga home Persebaya juga jarang dibanjiri suporter.
Yang pasti dengan penundaan laga tersebut, kedua tim baik Persebaya maupun Persepam termasuk diuntungkan. Sebab, keduanya bisa punya masa istirahat lebih lama. Sebelumnya, pemain Persebaya dikhawatirkan kelelahan karena hanya jeda tiga hari dari sebelumnya melawan Persela Lamongan.
Bukan hanya sekadar soal istirahat lebih lama, namun di balik itu, Persebaya juga diuntungkan lagi. skuad Bledhuk ijo punya kesempatan mengatur poin di akhir musim karena laga melawan Persepam digelar pada 29 Agustus.
Artinya, skuad Bledhuk Ijo bisa melihat posisi terakhir tim wilayah Barat untuk memilih lawan yang dianggap lebih ringan. Sebab, saat ini posisi kelemasen empat besar di grup barat maupun timur masih berpeluang berubah-ubah. "Kami tidak melihat itu suatu keuntungan. Kapan pun bertanding kami siap,''ujar Asisten Pelatih Persebaya, Tony Ho.
Justru, menurut Asisten Manajer Persebaya Amran Said, Persebaya bisa dikatakan mengalami kerugian karena jadwal ke depan lebih berat karena waktu mepet. Usai menjamu Persepam 29 Agustus tiga hari kemudian sudah harus bertolak ke Kalimantan menghadapi Mitra Kukar pada 2 September dan terakhir menghadapi Persisam Samarinda, 5 September. "Tiga pertandingan jaraknya mepet,''keluhnya.
Indikasi main mata itu muncul lantaran ada keanehan dari munculnya surat larangan menggelar pertandingan dari Polrestabes Surabaya. Dalam surat Polrestabes bernomor B/3980/VIII/2014/Intelkam yang ditandatangani Wakapolrestabes Surabaya AKBP Marsudianto, menyebutkan pertandingan diminta ditunda karena ada potensi kerawanan dan gangguan Kamtibnas berupa bentrok fisik antarsuporter.
Selain itu, aparat keamanan sedang dikonsentrasikan dalam pengamanan hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait gugatan Pilpres dan Pelantikan Anggota DPRD Surabaya, Minggu (24/8) mendatang. "Surat tersebut sudah kami terima pada 19 Agustus lalu terkait penundaan laga ini," kata Pengawas Pertandingan Bambang Irianto.
Yang aneh, alasan khawatir ada bentrok antarsuporter Bledhuk Ijo dengan Sape Kerap juga kurang bisa dinalar. Maklum, selama ini hubungan antar kedua suporter terbilang rukun. Bahkan, ketika bonek datang ke kandang Persepam, pertandingan juga berlangsung aman. Ditambah lagi, pertandingan laga home Persebaya juga jarang dibanjiri suporter.
Yang pasti dengan penundaan laga tersebut, kedua tim baik Persebaya maupun Persepam termasuk diuntungkan. Sebab, keduanya bisa punya masa istirahat lebih lama. Sebelumnya, pemain Persebaya dikhawatirkan kelelahan karena hanya jeda tiga hari dari sebelumnya melawan Persela Lamongan.
Bukan hanya sekadar soal istirahat lebih lama, namun di balik itu, Persebaya juga diuntungkan lagi. skuad Bledhuk ijo punya kesempatan mengatur poin di akhir musim karena laga melawan Persepam digelar pada 29 Agustus.
Artinya, skuad Bledhuk Ijo bisa melihat posisi terakhir tim wilayah Barat untuk memilih lawan yang dianggap lebih ringan. Sebab, saat ini posisi kelemasen empat besar di grup barat maupun timur masih berpeluang berubah-ubah. "Kami tidak melihat itu suatu keuntungan. Kapan pun bertanding kami siap,''ujar Asisten Pelatih Persebaya, Tony Ho.
Justru, menurut Asisten Manajer Persebaya Amran Said, Persebaya bisa dikatakan mengalami kerugian karena jadwal ke depan lebih berat karena waktu mepet. Usai menjamu Persepam 29 Agustus tiga hari kemudian sudah harus bertolak ke Kalimantan menghadapi Mitra Kukar pada 2 September dan terakhir menghadapi Persisam Samarinda, 5 September. "Tiga pertandingan jaraknya mepet,''keluhnya.
(aww)