Slemania Desak Aktor Sepak Bola Gajah Mundur
A
A
A
SLEMAN - Kelompok suporter PSS Sleman, Slemania, desak pengurus manajemen tim yang menjadi aktor sepak bola gajah mundur. Sebab, jika aktor sepak bola gajah itu tidak mundur nantinya akan berpengaruh atas keberlangsungan tim di musim depan.
Sekretaris Umum Slemania, salah satu kelompok suporter PSS, M Sanusi mengatakan, pengurus tim harus terbuka siapa aktor inteklektual dari skandal sepak bola gajah ini. Setelah menguaknya dan diketahui siapa yang salah, maka harus mundur dari skuad.
''Yang salah ini harus mundur dari tim, jangan sampai orang yang sebenarnya tidak bersalah malah rela mengundurkan diri untuk melindungi aktor intelektual yang sebenarnya,''kata dia, Minggu (16/11.
Lanjutnya, aktor yang menginstruksi para pemain melakukan bunuh diri ini, jika masih tetap bertahan di tim, maka ditakutkan bisa saja kembali terjadi kasus sepak bola gajah. Seperti diketahui, kasus sepak bola gajah terjadi ketika PSS Sleman melawan PSIS Semarang di babak delapan besar Divisi Utama beberapa waktu lalu di lapangan Akademi Angkatan Udara (AAU) Berbah, Sleman, yang diindikasikan ada match fixing (pengaturan pertandingan).
Padahal, tim kebanggaan berjuluk skuad Elang Jawa ini, mempunyai potensi masuk Indonesia Super League (ISL). Sebelumnya, desakan pengurus tim yang menginstruksikan mundur ini juga diungkapkan oleh salah satu sesepuh sepak bola Sleman, Ibnu Subiyanto, yang juga pernah menjadi ketua umum tim. Pria yang pernah juga menjabat sebagai bupati Sleman tersebut mengungkapkan, yang salah ada di manajemen itu sendiri.
Pastinya, menurut Ibnu, ada pengurus yang menginstruksikan pemainnya untuk melakukan gol bunuh diri. Persitiwa itu pun telah mencederai dunia sepak bola Sleman khususnya, dan mengkhianati para sesepuh terdahulu yang memperjuangan skuad ini untuk menjadi tim yang tangguh dan disegani oleh klub-klub daerah lain.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Lilik Yulianto, Plt Ketua Umum Slemania. Apalagi jika nantinya sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis) mengusulkan ke Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk mencoret PSS dari keanggotaan PSSI. Ini sangat merugikan bagi tim, suporter, serta memberikan citra buruk ke Kabupaten Sleman.''Yang dirugikan tidak hanya suporter, tapi seluruh pecinta PSS di negeri ini,''ujarnya.
Sekretaris Umum Slemania, salah satu kelompok suporter PSS, M Sanusi mengatakan, pengurus tim harus terbuka siapa aktor inteklektual dari skandal sepak bola gajah ini. Setelah menguaknya dan diketahui siapa yang salah, maka harus mundur dari skuad.
''Yang salah ini harus mundur dari tim, jangan sampai orang yang sebenarnya tidak bersalah malah rela mengundurkan diri untuk melindungi aktor intelektual yang sebenarnya,''kata dia, Minggu (16/11.
Lanjutnya, aktor yang menginstruksi para pemain melakukan bunuh diri ini, jika masih tetap bertahan di tim, maka ditakutkan bisa saja kembali terjadi kasus sepak bola gajah. Seperti diketahui, kasus sepak bola gajah terjadi ketika PSS Sleman melawan PSIS Semarang di babak delapan besar Divisi Utama beberapa waktu lalu di lapangan Akademi Angkatan Udara (AAU) Berbah, Sleman, yang diindikasikan ada match fixing (pengaturan pertandingan).
Padahal, tim kebanggaan berjuluk skuad Elang Jawa ini, mempunyai potensi masuk Indonesia Super League (ISL). Sebelumnya, desakan pengurus tim yang menginstruksikan mundur ini juga diungkapkan oleh salah satu sesepuh sepak bola Sleman, Ibnu Subiyanto, yang juga pernah menjadi ketua umum tim. Pria yang pernah juga menjabat sebagai bupati Sleman tersebut mengungkapkan, yang salah ada di manajemen itu sendiri.
Pastinya, menurut Ibnu, ada pengurus yang menginstruksikan pemainnya untuk melakukan gol bunuh diri. Persitiwa itu pun telah mencederai dunia sepak bola Sleman khususnya, dan mengkhianati para sesepuh terdahulu yang memperjuangan skuad ini untuk menjadi tim yang tangguh dan disegani oleh klub-klub daerah lain.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Lilik Yulianto, Plt Ketua Umum Slemania. Apalagi jika nantinya sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis) mengusulkan ke Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk mencoret PSS dari keanggotaan PSSI. Ini sangat merugikan bagi tim, suporter, serta memberikan citra buruk ke Kabupaten Sleman.''Yang dirugikan tidak hanya suporter, tapi seluruh pecinta PSS di negeri ini,''ujarnya.
(aww)