Tegang Tunggu Punggung Federer

Kamis, 20 November 2014 - 18:00 WIB
Tegang Tunggu Punggung Federer
Tegang Tunggu Punggung Federer
A A A
LILLE - Main atau tidak main. Ketidakpastian semacam itulah yang hingga berita ini ditulis, menghantui Tim Piala Davis Swiss. Meskipun sejak Senin (17/11) pekan lalu, sudah mendarat di Lille, Prancis, dengan jet pribadinya, Roger Federer belum memastikan 100 persen keikutsertaannya untuk membela Swiss.

"Ada perkembangan bagus,“ katanya. Latihan yang umumnya dilakukan seorang atlet tennis, baru dilakukan Federer dua hari menjelang pertandingan Jumat (21/11) sore ini. "Kalaupun punggungnya membaik, tak akan cukup untuk beradaptasi dari lapangan beton (Final ATP di London) ke tanah liat,“ ujar seorang wartawan Swiss yang dihubungi KORAN SINDO.

Bagaimana sebenarnya peluang Swiss, khususnya Federer, menghadapi Tim Piala Davis Perancis di Lille, Perancis, Jumat waktu setempat. "Tipis, tapi masih ada peluang,“ imbuhnya.

Catatan KORAN SINDO menunjukkan, hanya dua kali Federer sukses dalam karirnya, meskipun sedang dikerkah cidera punggung. Yakni pada 2003 dan 2012. Keduanya di ajang grand slam, khususnya Wimbledon. Meskipun didera sakit punggung, Federer saat itu terus bertanding hingga babak final, sekaligus merengkuh trofi juara. Selebihnya, kalah secara mengejutkan, atau bahkan menyerah sebelum bertanding, sebagaimana yang dilakukan di Final ATP di London pekan lalu.

Di Basel Terbuka (2003), Federer kalah dari Ivan Ljubicic, sekaligus tersingkir di babak awal Paris Master di Bercy. Di laga Autralia Open (2005), ia pun kalah secara menyakitkan dari Marat Safin di semi final. Wimbledon (2010), kalah dalam partai perempat final melawan Thomas Berdyc.

Gangguan sakit punggungnya, makin meningkat di tahun 2013. Inilah tahun paceklik juara bagi Federer. Rangkingnya melorot hingga urutan ke delapan dan hanya satu trofi direngkuhnya. Jika sakit punggungnya muncul, servisnya tidak lagi tajam. "Dan semua seperti kaku,“ akunya.

Berkat Pierre Paganini, pelatih kebugarannya selama 10 tahunan karirnya, Federer kembali bisa turun ke lapangan. "Tapi akan ada saatnya sakit pungung itu akan datang lagi,“ kata Paganini. Dan menjelang final Piala Davis melawan Perancis, cedera itu muncul kembali.

Federer memaksa berangkat ke Lille, Paris, lantaran Piala Davis adalah satu satunya trofi yang belum direngkuhnya sepanjang karir. Sejak Swiss memasuki babak awal Piala Davis tahun ini, Federer tercatat paling aktif ikut serta membela Swiss. Di tahun tahun sebelumnya, Federer lebih mengutamakan karir pribadinya ketimbang Tim Piala Davis.

Sementara itu, persiapan Tim Piala Davis Prancis, cukup sempurna. Pemain andalannya, cukup banyak persiapan ketimbang Swiss. Setelah tersingkir di babak awal Paris Master, Wilfried Tsonga, Gael Monflis atau Gilles Simon, tak lagi mengikuti turnamen tennis manapun. Sementara Federer dan Stan Wawrinka, melakukan pertandingan marathon sejak Indian Wells (Amerika), Basel, Paris, dan terakhir Final ATP yang membuat Federer menyerah sebelum bertanding karena sakit punggung.

*Laporan langsung dari Swiss
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0604 seconds (0.1#10.140)