Dukungan Bebas Tapi Sopan
A
A
A
LILLE - Para pemain tim Prancis di Piala Davis 2014 meminta dukungan masyarakat tuan rumah saat melakoni laga pamungkas, Sabtu (21/11) dini hari WIB, di Stade Pierre Mauroy.
Tenis merupakan olah raga paling populer di Prancis, setelah sepak bola. Hal itu semakin terbukti ketika tiket sudah terjual habis dalam beberapa hari terakhir. Artinya, kapasitas 27 ribu penonton bakal dipenuhi oleh masyarakat tuan rumah.
Hal itu jelas membuat para pemain Prancis semakin termotivasi. Terlebih mereka tampil di depan pendukungnya sendiri dan itulah yang diharapkan Monfils. Dia berharap bahwa suasana nanti dapat menambah sedikit suntikan motivasi buat para pemain.
"Saya hanya berharap suasana nanti dapat berjalan spektakuler. Karenanya pertandingan ini sarat akan emosi," kata Monfils dikutip Sport24, Jumat (21/11).
Di tempat terpisah, Jo-Wilfried Tsonga seakan mengamini ocehan rekan setimnya tersebut. Petenis tuan rumah yang akan meladeni Stanislas Wawrinka di laga pembuka mengatakan atmosfer di partai puncak akan menambah meriah suasana pertandingan.
Terutama ketika tim Prancis belum pernah memenangkan juara sejak 2001 lalu. Berarti, ini adalah kesempatan yang bagus untuk mengulang keberhasilan 13 tahun lalu.
Kendati demikian, Tsonga sedikit menitipkan pesan kepada penggemar agar berada dalam batas-batas kesopanan saat memberikan dukungan.
"Kami berharap nilai-nilai olah raga tetap dipatuhi. Kami ingin berusaha untuk mempromosikan nilai-nilai tertentu melalui profesi kami, menghormati lawan, dan diri kita sendiri. Saya pikir apa yang harus dihormati adalah memberikan yang terbaik, apakah kita pemain atau apakah kita penonton. Pertandingan akan berlangsung di Prancis, jadi saya berharap penggemar tentu akan memberikan dukungan dan membantu kami untuk mendapatkan trofi yang sudah lama diinginkan," timpal Tsonga.
Tenis merupakan olah raga paling populer di Prancis, setelah sepak bola. Hal itu semakin terbukti ketika tiket sudah terjual habis dalam beberapa hari terakhir. Artinya, kapasitas 27 ribu penonton bakal dipenuhi oleh masyarakat tuan rumah.
Hal itu jelas membuat para pemain Prancis semakin termotivasi. Terlebih mereka tampil di depan pendukungnya sendiri dan itulah yang diharapkan Monfils. Dia berharap bahwa suasana nanti dapat menambah sedikit suntikan motivasi buat para pemain.
"Saya hanya berharap suasana nanti dapat berjalan spektakuler. Karenanya pertandingan ini sarat akan emosi," kata Monfils dikutip Sport24, Jumat (21/11).
Di tempat terpisah, Jo-Wilfried Tsonga seakan mengamini ocehan rekan setimnya tersebut. Petenis tuan rumah yang akan meladeni Stanislas Wawrinka di laga pembuka mengatakan atmosfer di partai puncak akan menambah meriah suasana pertandingan.
Terutama ketika tim Prancis belum pernah memenangkan juara sejak 2001 lalu. Berarti, ini adalah kesempatan yang bagus untuk mengulang keberhasilan 13 tahun lalu.
Kendati demikian, Tsonga sedikit menitipkan pesan kepada penggemar agar berada dalam batas-batas kesopanan saat memberikan dukungan.
"Kami berharap nilai-nilai olah raga tetap dipatuhi. Kami ingin berusaha untuk mempromosikan nilai-nilai tertentu melalui profesi kami, menghormati lawan, dan diri kita sendiri. Saya pikir apa yang harus dihormati adalah memberikan yang terbaik, apakah kita pemain atau apakah kita penonton. Pertandingan akan berlangsung di Prancis, jadi saya berharap penggemar tentu akan memberikan dukungan dan membantu kami untuk mendapatkan trofi yang sudah lama diinginkan," timpal Tsonga.
(wbs)