Porsche Supercup, Kompetisi Balap Pesaing F1
A
A
A
AUSTIN - Tidak salah jika selama ini Anda hanya hanya mengenal lomba balap mobil berkutat di GP1, GP 2 dan Formula 1. Pasalnya, ajang balap Porsche Supercup memang belum mendunia meski sudah digelar sejak 1993 silam.
Lomba yang menggunakan Porsche seri 911 GT3 juga mempunyai aturan berbeda dengan F1. Dengan format delapan kali balapan tiap musimnya, setiap pembalap yang berhasil menjadi pemenang di setiap seri mendapatkan 20 poin, runner up 18 dan posisi tiga 16 . Uniknya lagi, peraih pole positions di sesi kualifikasi mendapat bonus 2 poin, hal tersebut bermula sejak 2008.
Kejuaraan 2014 kali ini dimenangi pembalap Selandia Baru, Earl Bamber dan Kuba Giermaziak di posisi kedua. Jonas Krauss selaku Direktur Balapan Porsche Supercup senang jika balapannya disamakan dengan F1.
"Formula Satu, bagi kami itu adalah tempat yang bagus. Bagi kami, jelas Supercup lah tempat yang terbaik untuk tim dan sponsor kami bisa unjuk gigi. Ada hak siar yang sangat baik, sisi marketing yang baik pula. Itu sangat bagus. Bagi para pembalap, itu adalah tempat yang sangat baik karena mereka punya sponsor yang berkembang berkat F1," ucap Krauss dilansir crash, Jumat (19/12/2014).
"Jika Anda datang ke Supercup, sebagian besar Anda takkan melihat jagoan anda lagi. Kami punya Richie Stanaway tahun lalu, kemudian dia kembali ke GP3, biasanya tak seperti itu. Biasanya sebagian besar pembalap dari GP3 dan Formula 3 masuk ke Porsche," tambahnya.
Ben Barker, pembalap Inggris yang baru dua musim di Supercup menjelaskan bagaimana Porsche membantunya mengejar tujuannya sebagai pembalap. "Saya mencoba Formula Tiga di Australia setelah Formula Ford, menang dan karena itu saya punya beberapa sponsor menuju Porsche Carrera Cup Australia. Itu langkah awal saya ke Porsche dan saya ingin tinggal di sana sebab mereka menawarkan jenjang karir yang baik," ucap Baker.
Lomba yang menggunakan Porsche seri 911 GT3 juga mempunyai aturan berbeda dengan F1. Dengan format delapan kali balapan tiap musimnya, setiap pembalap yang berhasil menjadi pemenang di setiap seri mendapatkan 20 poin, runner up 18 dan posisi tiga 16 . Uniknya lagi, peraih pole positions di sesi kualifikasi mendapat bonus 2 poin, hal tersebut bermula sejak 2008.
Kejuaraan 2014 kali ini dimenangi pembalap Selandia Baru, Earl Bamber dan Kuba Giermaziak di posisi kedua. Jonas Krauss selaku Direktur Balapan Porsche Supercup senang jika balapannya disamakan dengan F1.
"Formula Satu, bagi kami itu adalah tempat yang bagus. Bagi kami, jelas Supercup lah tempat yang terbaik untuk tim dan sponsor kami bisa unjuk gigi. Ada hak siar yang sangat baik, sisi marketing yang baik pula. Itu sangat bagus. Bagi para pembalap, itu adalah tempat yang sangat baik karena mereka punya sponsor yang berkembang berkat F1," ucap Krauss dilansir crash, Jumat (19/12/2014).
"Jika Anda datang ke Supercup, sebagian besar Anda takkan melihat jagoan anda lagi. Kami punya Richie Stanaway tahun lalu, kemudian dia kembali ke GP3, biasanya tak seperti itu. Biasanya sebagian besar pembalap dari GP3 dan Formula 3 masuk ke Porsche," tambahnya.
Ben Barker, pembalap Inggris yang baru dua musim di Supercup menjelaskan bagaimana Porsche membantunya mengejar tujuannya sebagai pembalap. "Saya mencoba Formula Tiga di Australia setelah Formula Ford, menang dan karena itu saya punya beberapa sponsor menuju Porsche Carrera Cup Australia. Itu langkah awal saya ke Porsche dan saya ingin tinggal di sana sebab mereka menawarkan jenjang karir yang baik," ucap Baker.
(bbk)