Natal 1914, Sepak Bola Hentikan Perang Dunia I

Kamis, 25 Desember 2014 - 20:14 WIB
Natal 1914, Sepak Bola Hentikan Perang Dunia I
Natal 1914, Sepak Bola Hentikan Perang Dunia I
A A A
BRUSSELS - Momen hari raya natal memang sepatutnya dirayakan dalam suasana damai nan suka cita. Seperti yang terjadi pada peringatan kelahiran Yesus Kristus tahun 1914 silam di mana sepak bola mampu menghentikan pertempuran sekelas Perang Dunia I.

Dilansir Aljazeera, Kamis (25/12/2014), hari ini tepat 100 tahun berlangsungnya momen bersejarah ketika semua tentara Perang Dunia I merayakan natal. Uniknya, saat itu pasukan dari berbagai negara yang sebelumnya bersitegang melanjutnya peperangan dengan cara unik, bermain sepak bola.

Sepak bola ala prajurit perang itu dilangsungkan di No Man Land atau istilah untuk sebuah wilayah di Eropa yang saat itu berstatus sengketa. Tak ada deru senapan api, bom atau sejenisnya, melainkan hanyalah gelak tawa suka cita dari para tentara yang asyik bermain sepak bola di sebuah parit kosong.

Mengingat pertempuran saat itu banyak dilakukan di Eropa, terutama Belgia, Asosiasi Sepak Bola Eropa atau UEFA membuat sebuah acara di negeri penghasil cokelat itu untuk menyemarakkan natal tahun ini. Pesan yang dibawa sangatlah bagus, olah raga mampu menyatukan perbedaan.

"Itu mungkin satu-satunya waktu dalam sejarah bahwa ada dua tentara yang saling berlawanan meletakkan senjata kemudian mereka berteman" kata ucap Chris Barker, pelaku sejarah yang diundang UEFA.

Sesaat sebelum Natal tahun ini, tim dari tentara Inggris dan Jerman sempat merayakan momen tersebut dengan bermain sepak bola di Aldershot, bagian tenggara London, Inggris. Saat itu, tim Tentara Inggris menang dengan skor 1-0.

"Kami memiliki banyak hari untuk memperingati 100 tahun Perang Dunia 1 dan 75 tahun Perang Dunia II, tapi ini adalah acara terbaik yang saya alami," Sekretaris Negara Parlemen Jerman, Dr Ralf Brauksiepe.

Menurut sejarawan Inggris, Alan Wakefield, peristiwa itu memang benar terjadi. Kendati sempat dihentikan sepak bola, perang kembali berlanjut setelahnya.

"Hal utama yang saat gencatan senjata Natal adalah tentara datang ke No Man Land, merebut makanan, lencana, dan juga mengubur orang mati korban serangan. Hal lain yang mereka lakukan waktu itu adalah membangun kembali parit,'' ucap Wakefield.
(rus)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6218 seconds (0.1#10.140)