Todongkan Pistol, Mantan Juara Tinju Kelas Menengah Masuk Karantina
A
A
A
LITTLE ROCK - Mantan juara dunia tinju kelas menengah, Jermain Taylor diduga dalam pengaruh narkoba saat menodongkan senjata api ke sebuah keluarga bulan Januari lalu. Hari ini, Rabu (4/3/2015) hakim pengadilan di Little Rock, Arkansas, memutuskan Taylor untuk dikarantina di pusat rehabilitasi pecandu narkoba.
Taylor akan menjalani sidang lanjutan pekan depan, sambil berkas kasusnya dicermati panel hakim. Bekas juara tinju middleweight akan berada dalam pengawasan ketat di rumah sakit ketergantungan obat di Arkansas. Taylor juga diperintahkan untuk memakai perangkat monitoring elektronik di pergelangan kakinya.
Dia menjalani pemeriksaan kejiwaan menyusul laporan penangkapannya pada 20 Januari lalu, Taylor diduga mengancam sebuah keluarga dengan menodongkan senjata api di acara peringatan kelahiran aktivis Hak Azasi Manusia (HAM) kulit hitam Amerika, Martin Luther King Jr, pada 15 Januari lalu.
“Saksi mengatakan kepada polisi, bahwa Taylor sempat melepaskan satu kali tembakan, namun tidak ada yang terluka,” kata hakim pengadilan, dikutip Reuters, Rabu (4/3/2015).
Sederet gelar juara Taylor terancam dianulir menyusul kasus hukum dan dugaan penggunaan obat terlarang. Federasi Tinju Internasional (IBF) Februari mengatakan, petinju 36 tahun bisa kehilangan sabuk dan pialanya karena berurusan dengan penegak hukum.
Kasus Tylor dalam penyalahgunaan senjata api bukan kali pertama terjadi, dia pernah diadili karena diduga menembak sepupunya sendiri pada awal 2012. Namun di luar masalah itu semua, Tylor merupakan petinju berprestasi di kelasnya.
Dia memenangkan medali perunggu pada ajang Olimpiade 2000 dan merebut sabuk juara dunia kelas menengah pada tahun 2005 ketika melawan Bernard Hopkins. Rekornya tercatat, 33 kali menang, empat kali kalah dan sekali imbang.
Taylor akan menjalani sidang lanjutan pekan depan, sambil berkas kasusnya dicermati panel hakim. Bekas juara tinju middleweight akan berada dalam pengawasan ketat di rumah sakit ketergantungan obat di Arkansas. Taylor juga diperintahkan untuk memakai perangkat monitoring elektronik di pergelangan kakinya.
Dia menjalani pemeriksaan kejiwaan menyusul laporan penangkapannya pada 20 Januari lalu, Taylor diduga mengancam sebuah keluarga dengan menodongkan senjata api di acara peringatan kelahiran aktivis Hak Azasi Manusia (HAM) kulit hitam Amerika, Martin Luther King Jr, pada 15 Januari lalu.
“Saksi mengatakan kepada polisi, bahwa Taylor sempat melepaskan satu kali tembakan, namun tidak ada yang terluka,” kata hakim pengadilan, dikutip Reuters, Rabu (4/3/2015).
Sederet gelar juara Taylor terancam dianulir menyusul kasus hukum dan dugaan penggunaan obat terlarang. Federasi Tinju Internasional (IBF) Februari mengatakan, petinju 36 tahun bisa kehilangan sabuk dan pialanya karena berurusan dengan penegak hukum.
Kasus Tylor dalam penyalahgunaan senjata api bukan kali pertama terjadi, dia pernah diadili karena diduga menembak sepupunya sendiri pada awal 2012. Namun di luar masalah itu semua, Tylor merupakan petinju berprestasi di kelasnya.
Dia memenangkan medali perunggu pada ajang Olimpiade 2000 dan merebut sabuk juara dunia kelas menengah pada tahun 2005 ketika melawan Bernard Hopkins. Rekornya tercatat, 33 kali menang, empat kali kalah dan sekali imbang.
(bbk)