Insiden Lampu Padam Si Jalak Harupat Jadi Gunjingan Bobotoh di Dunia Maya

Senin, 06 April 2015 - 21:01 WIB
Insiden Lampu Padam...
Insiden Lampu Padam Si Jalak Harupat Jadi Gunjingan Bobotoh di Dunia Maya
A A A
BANDUNG - Insiden lampu padam di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang Kabupaten Bandung, saat pertandingan Persib Bandung kontra Semen Padang tengah bergulir, Sabtu (4/4/2015), masih menjadi buah bibir. Bahkan, suporter Persib yang biasa disebut Bobotoh melontarkan sindirannya dalam dunia maya.

Hashtag #UdunanSolar menjadi tema popular di jejaring sosial Twitter. Topik itu dituliskan para Bobotoh sebagai bentuk sindiran terhadap Panitia Pelaksana (Panpel) dan Manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) yang dinilai gagal memuluskan pelaksanaan laga perdana Persib Bandung di kompetisi Indonesia Super League (ISL) atau QNB League 2015.

Bukan tanpa alasan, gara-gara kurangnya penyediaan solar dari pihak panpel, lampu stadion tak bisa dinyalakan. Panitia tak punya cukup solar untuk menyalakan genset.

Akun @officialvpc menuliskan "Kecintaan dan kedewasaan adalah #UdunanSolar biar henteu pareum lampu deui (biar tidak mati lampu lagi-red)@viking_boys @SekreVPC :))"

@officialvpc: Marketing mana tahu perjuangan Bobotoh ke stadion, cara untuk mendapatkan tiket, menyisihkan sebagian uang untuk partai pembuka.#UdunanSolar

"Tentu, ini sangat disayangkan. Hal seperti itu (insiden mati lampu) sangat mengecewakan Bobotoh dan memalukan warga Jawa Barat. Kami berharap kejadian ini jangan sampai terjadi lagi. Karena itu sangat fatal," ujar salah satu pentolan Viking Persib Club (VPC), Yana Umar saat ditemui di Graha Persib, Jalan Sulanjana Bandung, Senin (6/4/2015).

Dengan begitu, Yana berharap pihak panpel lebih serius dalam mengelola pertandingan kandang Persib Bandung. Apalagi Persib juga menjadi sorotan dunia internasional lantaran berpartisipasi dalam Piala AFC 2015.

"Harapan kami kinerja Panpel benar, karena itu sangat memalukan di dunia internasional, karena sekarang Persib ada di AFC, semua orang termasuk AFC jadi pasti tahu," tuturnya.

Insiden mati lampu itu terjadi pada menit ke-87. Saat kejadian itu pula, seluruh bobotoh menyalakan lampu telepon selularnya sebagai upaya untuk menerangi stadion. (Baca juga: Takut Lampu Padam Terulang, Panpel Persib Majukan Kick-off).

Menurut Yana, aksi bobotoh yang melakukan aksi tersebut bukan sebagai hiburan melainkan sebagai bentuk kekecewaan lantaran ketidaksiapan panpel. "Ini sangat memalukan. Jadi jangan sampai ada hashtag #UdunanSolar di Twitter. Itu jelas memalukan sekali," katanya.

Selain mengkritik padamnya lampu stadion, Yana juga mempertanyakan pihak panpel yang hanya membuka satu pintu tribun. Sehingga, kata dia, terjadi antrian panjang dan saling desak-desakan antarpenonton.

"Seperti akses jalan masuk ke tribun stadion pas masuk tribun hanya satu pintu. Tidak bisa begitu, ini bukan konser musik. Ada tiga titik akses masuk, harusnya dimanfaatkan agar tidak kacau dan menghindari penonton naik pagar," katanya.

Bukan hanya itu, Yana juga sangat kecewa dengan sistem distribusi tiket oleh panpel, dia melihat penyebaran tiket pertandingan tidak merata dan bahkan justru lebih banyak berada di calo. Padahal, kata dia, setiap organisasi bobotoh, tidak hanya VPC saja selalu mengeluhkan kurangnya jatah tiket.

"Evaluasinya masalah tiket bukan nambah bagus tapi nambah bingung, jalurnya harus jelas jangan sampai banyak menumpuk di calo, tapi kami sebagai organisasi bobotoh kekurangan," ungkapnya.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1225 seconds (0.1#10.140)