PSS Sleman Tendang Jebolan Semen Padang
A
A
A
SLEMAN - Dua pemain seleksi PSS Sleman, Leo Guntara dan Andri Riyus, tak mampu memenuhi ekspektasi Pelatih Jaya Hartono. Pemegang lisensi A AFC tersebut mengaku tidak memberikan rekomendasi kepada manajemen untuk mengikat kedua mantan pemain Semen Padang U-21 tersebut.
Jaya Hartono menilai, kedua pemain yang didatangkan oleh manajemen tim sejak awal pekan lalu tersebut masih membutuhkan pengembangan kemampuan. Keduanya dinilai masih membutuhkan jam terbang tambahan untuk bisa dipadukan dengan permainan Ahmad Simbiring dan kawan-kawan setelah dibesut oleh pelatih yang sudah malang melintang menangani klub-klub sepak bola di Indonesia tersebut.
"Masih akan kita bicarakan lagi dengan manajemen. Tapi secara kemampuan, keduanya masih butuh tambahan jam terbang lagi," tandas Jaya Hartono.
Dari sisi stok pemain Jaya Hartono sebenarnya membutuhkan tambahan striker untuk melengkapi dari tiga menjadi empat pemain. Saat ini skuat Super Elang Jawa sudah memiliki tiga juru gedor yakni Aris "Shincan" Alfiansyah, Agung Suprayogi, dan Diego Banowo.
Dengan skema baku 4-4-2, dan membagi pemain menjadi tim inti dan pemain pelapis, akan lengkap jika ada empat pemain yang menjadi pilihan pengisi lini depan. Meski Leo Guntara yang didatangkan ditempatkan menjadi striker, keberadaannya dinilai Jaya Hartono belum memenuhi harapan minimum yang ditetapkannya.
Menanggapi penilaian dari Jaya Hartono General Manager PSS Sleman Soekoco menilai, persoalan teknis kemampuan pemain menjadi hak pelatih untuk menilai. "Kalau tidak sesuai ya dipulangkan,"tandasnya.
Meski manajemen yang membawa datang pemain seleksi baru ke Sleman, Soekoco mengaku tidak mempermasalahkan penilaian dari pelatih. Sejak awal upaya untuk mendatangkan pemain tersebut untuk memenuhi keinginan menambah kuat PSS Sleman. Penguatan dibutuhkan karena Divisi Utama akan berlangsung dengan ketat karena separuh dari peserta akan terdegradasi ke Liga Nusantara.
Sementara dari lima terbaik, tim yang berada di posisi pertama dan kedua di setiap group akan mendapatkan promosi naik ke kasta pertama kompetisi sepakbola di Indonesia. Sementara PSS berada di group empat bersama dengan tim-tim dari DIY dan tujuh tim dari Jawa Timur yang dikenal memiliki klub dengan pemain bertipikal keras dan ngotot
Jaya Hartono menilai, kedua pemain yang didatangkan oleh manajemen tim sejak awal pekan lalu tersebut masih membutuhkan pengembangan kemampuan. Keduanya dinilai masih membutuhkan jam terbang tambahan untuk bisa dipadukan dengan permainan Ahmad Simbiring dan kawan-kawan setelah dibesut oleh pelatih yang sudah malang melintang menangani klub-klub sepak bola di Indonesia tersebut.
"Masih akan kita bicarakan lagi dengan manajemen. Tapi secara kemampuan, keduanya masih butuh tambahan jam terbang lagi," tandas Jaya Hartono.
Dari sisi stok pemain Jaya Hartono sebenarnya membutuhkan tambahan striker untuk melengkapi dari tiga menjadi empat pemain. Saat ini skuat Super Elang Jawa sudah memiliki tiga juru gedor yakni Aris "Shincan" Alfiansyah, Agung Suprayogi, dan Diego Banowo.
Dengan skema baku 4-4-2, dan membagi pemain menjadi tim inti dan pemain pelapis, akan lengkap jika ada empat pemain yang menjadi pilihan pengisi lini depan. Meski Leo Guntara yang didatangkan ditempatkan menjadi striker, keberadaannya dinilai Jaya Hartono belum memenuhi harapan minimum yang ditetapkannya.
Menanggapi penilaian dari Jaya Hartono General Manager PSS Sleman Soekoco menilai, persoalan teknis kemampuan pemain menjadi hak pelatih untuk menilai. "Kalau tidak sesuai ya dipulangkan,"tandasnya.
Meski manajemen yang membawa datang pemain seleksi baru ke Sleman, Soekoco mengaku tidak mempermasalahkan penilaian dari pelatih. Sejak awal upaya untuk mendatangkan pemain tersebut untuk memenuhi keinginan menambah kuat PSS Sleman. Penguatan dibutuhkan karena Divisi Utama akan berlangsung dengan ketat karena separuh dari peserta akan terdegradasi ke Liga Nusantara.
Sementara dari lima terbaik, tim yang berada di posisi pertama dan kedua di setiap group akan mendapatkan promosi naik ke kasta pertama kompetisi sepakbola di Indonesia. Sementara PSS berada di group empat bersama dengan tim-tim dari DIY dan tujuh tim dari Jawa Timur yang dikenal memiliki klub dengan pemain bertipikal keras dan ngotot
(aww)