Tuntut Menpora Akui Arema Cronus dan Cabut Pembekuan Kompetisi

Minggu, 26 April 2015 - 15:04 WIB
Tuntut Menpora Akui...
Tuntut Menpora Akui Arema Cronus dan Cabut Pembekuan Kompetisi
A A A
MALANG - Ribuan Aremania melanjutkan aksi turun ke jalan, Minggu (26/5/2015) siang. Mereka berkumpul di berbagai jalan di Malang Raya untuk melakukan sepak bola jalanan sebagai bentuk protes terhadap keputusan Menpora Imam Nahrawi.

Sudah tiga hari terakhir Aremania turun ke jalan dan jumlahnya menjadi berlipat dibanding sebelumnya. Jika pada Sabtu (25/4/2015) sepak bola jalanan digelar di depan Stadiun Kota Baru, Kota Malang, pada Minggu meluas ke segala penjuru. (Baca juga: Arema dan Aremania Main Bola di Jalanan)

Tidak hanya di Kota Malang, tapi juga wilayah kabupaten seperti Kepanjen hingga Lawang, serta Kota Batu. Aremania berjanji tidak akan menghentikan aksi ini hingga Menpora mencabut keputusannya menghentikan QNB League 2015 sekaligus mengakui eksistensi Arema Cronus.

Aremania menilai Menpora dan BOPI menyinggung harga diri Aremania serta warga Malang. "Di Malang, Arema bukan sekadar klub sepak bola. Arema adalah identitas dan harga diri bagi semua warga Malang. Kami jelas sangat tersinggung dengan keputusan Menpora dan BOPI," ungkap Yuli Sumpil, dirijen Aremania.

Yuli memastikan aksi akan terus berjalan hingga Menpora mengubah keputusannya. "Bisa dilihat sendiri bagaimana kekuatan Aremania. Mereka rela turun ke jalan dan meninggalkan aktivitas untuk memperjuangkan harga dirinya," tambah Yuli.

Di sisi lain, laki-laki bertubuh kurus ini juga memohon maaf apabila aksi Aremania mengganggu pemakai jalan di seantero Malang. "Mohon pemakai jalan dan pihak yang bersinggungan dengan aksi ini bisa memaklumi. Kami hanya ingin memperjuangkan apa yang menjadi kebanggaan kami," tandas dia.

Sementara itu, situasi kontras terjadi di Sidoarjo. Menpora Imam Nahrawi yang menghadiri Harlah Ansor Ke-81 di Alun-alun Sidoarjo, Minggu (26/4/2015), dielu-elukan ratusan Bonek yang memakai atribut lengkap warna hijau. Bonek menyatakan dukungannya dan memuji keputusan Menpora membekukan PSSI.

Bonek juga berkesempatan bertemu langsung dan memberikan syal berwarna hijau kepada Menpora. "Kami mendukung langkah Menpora dalam membekukan PSSI. Semoga sepak bola Indonesia akan jauh lebih maju dan bersih," kata Muhammad Tri, koordinator Bonek.

Menpora yang menyempatkan diri menemui Bonek menimpali, "Saya ingin sepak bola lebih baik dan berprestasi. Bisa menjadi macan Asia. Kalau situasi begini terus, sakitnya tuh di sini," ucap Menpora sambil mengelus dadanya. Ucapan Menpora pun mendapat sambutan riuh dari Bonek.

Imam Nahrawi juga menegaskan keputusannya membekukan PSSI bukan untuk merusak sepak bola, tapi justru sebagai langkah memperbaikinya. "Untuk masalah Arema dan Persebaya, silakan pihak klub menyelesaikan persoalan di internal mereka dulu," tandasnya.

Bonek yang menyatakan dukungan kepada Menpora adalah Bonek 1927, pendukung Persebaya 1927 yang dulu bermarkas di Gelora 10 November Surabaya. Mereka menilai Persebaya 1927 lebih berhak main di kompetisi level tertinggi Indonesia dibanding Persebaya Surabaya yang dikelola PT Mitra Muda Inti Berlian.

Saat kondisi sepak bola sedang karut marut, suporter Bonek dan Aremania paling sibuk dan riuh dengan turun langsung ke jalan. Hanya saja aksi mereka berbeda tujuan. Arema menghujat Menpora yang tidak mengakui Arema dan membatalkan laga, sementara Bonek bersuka ria menyambut pembekuan PSSI.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5600 seconds (0.1#10.140)