Upaya Rekonsiliasi, Tim Menpora Sambangi Istri Mendiang Pendiri Arema

Minggu, 10 Mei 2015 - 16:22 WIB
Upaya Rekonsiliasi, Tim Menpora Sambangi Istri Mendiang Pendiri Arema
Upaya Rekonsiliasi, Tim Menpora Sambangi Istri Mendiang Pendiri Arema
A A A
MALANG - Kemenpora akhirnya 'turun gunung' dalam menyikapi proses rekonsiliasi klub Arema Cronus. Menpora Imam Nahrawi mengirimkan tim guna mempelajari situasi di Arema serta kemungkinan mempertemukan semua pihak yang selama ini masih berseberangan.

Proses rekonsiliasi hingga kini masih belum menemui titik final karena masih belum ada kata sepakat dari masing-masing pihak yang mengaku memegang legalitas tim berjuluk Singo Edan. Tim Menpora pada Sabtu (9/5/2015) menemui pihak yang dianggap terlibat dalam rekonsiliasi.

Mereka yang ditemui tim Menpora adalah Gunadi Handoko, Direktur Utama Yayasan Arema Indonesia, Novi Adrianda Zaenal, istri mendiang pendiri Arema Malang Lucky Adrianda Zaenal, serta Iwan Budianto, CEO Arema Cronus. Sejauh ini tim hanya meminta penuturan kronologis sengketa di Arema.

Gunadi Handoko menuturkan, tim dari Menpora meminta data terkait perjalanan Arema, mulai era Arema Malang di bawah kendali Lucky Adrianda Zaenal, kemudian diakuisisi PT Bentoel Prima, yang berlanjut dengan diserahkannya ke yayasan setelah Bentoel mundur pada 2009.

"Tim Menpora meminta data serta bagaimana perjalanan Arema selama ini, hingga kemudian ada friksi di tubuh Arema. Mereka akan membantu memediasi terkait langkah rekonsiliasi. Tentunya akan ada langkah selanjutnya, mungkin mempertemukan semua pihak," jelas Gunadi.

Gunadi menambahkan, belum ada kesimpulan apa pun dari kunjungan tim Menpora, karena sejauh ini sebatas mengumpulkan data. "Mereka mendapat banyak masukan dan informasi, semoga bisa mengambil langkah terbaik setelah menemui semua pihak," tambahnya.

Proses rekonsiliasi Arema statusnya masih mengambang karena masih ada pihak yang tidak sepakat, yakni Novi Zaenal sebagai ahli waris pendiri Arema yang memiliki saham kehormatan. Sementara Winarso yang pernah mengelola Arema IPL juga mengklaim sebagai pihak yang paling sah.

Arema Cronus dalam sebulan terakhir berinisiatif mengumpulkan semua pihak yang dulunya duduk di yayasan Arema. Skenario mengembalikan komposisi yayasan mulai dari nol atau setelah dilepas PT Bentoel Prima, ternyata masih belum cukup kuat.

Kedatangan tim Menpora juga pertama kalinya sejak Arema Cronus dibidik legalitasnya dan sempat dilarang tampil di QNB League 2015. Saat itu Menpora sempat memberikan batas waktu rekonsiliasi, namun terlalu pendek dan tak mungkin dilakukan tepat waktu.

"Selama di Malang kedatangan tim juga terlihat diam-diam dan tidak tersorot media. Mungkin tim juga menanyakan hal yang sama kepada Mas Iwan (Iwan Budianto) dan Mbak Novi (Novi Zaenal)," tandas Gunadi. Sayang hingga berita ditulis Iwan dan Novi belum bisa dihubungi.

Sementara, selain di Malang, tim Menpora sebelumnya juga sempat mampir di Surabaya 1927. Tim yang mendatangi Persebaya pimpinan Saleh Ismail Mukadar tersebut salah satunya digawangi Asdep Bidang Organisasi Olahraga Kemenpora, Dodi Iswandi.

Informasi yang diperoleh, dalam pertemuan di Surabaya, tim Menpora hanya berkunjung ke Persebaya 1927 dan tidak mampir ke Persebaya Surabaya yang dikelola PT Mitra Muda Inti Berlian. Itu berbeda dengan kunjungan ke Malang, di mana tim Menpora menemui semua pihak yang terlibat dalam sengketa klub.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4079 seconds (0.1#10.140)