Jaga Protokol Kesehatan, Liga Berkuda Pertama di Indonesia Berjalan Lancar
Senin, 27 Juli 2020 - 10:18 WIB
JAKARTA - Penyelenggaraan Equestrian Champions League (ECL) 2020 Seri Ketiga dan Seri Keempat tersisa hari terakhir. Kedua Seri tersebut dapat berlangsung setelah mendapatkan kelonggaran dari pemerintah di tengah pandemi virus Corona (COVID-19).
(Baca juga: Cemas Covid-19 Meningkat, Simona Halep Batal Goyang Palermo Open)
Founder ECL Triwatty Marciano mengatakan, liga berkuda pertama di Indonesia itu bisa terlaksana karena menerapkan protokol kesehatan yang ketat mengacu dari arahan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Federation Equestre Internationale (FEI), Asian Equestrian Federation (AEF) dan Pemda setempat.
(Baca juga: Inggris Uji Coba Datangkan Penonton ke Stadion)
“Kita selalu mengikuti protokol kesehatan yang telah diterapkan baik dari pemerintah pusat dan KONI," ujar Triwatty. “Apabila kita mengikuti cara-cara itu, kita pastinya masih dapat melakukan olahraga," lanjut Triwatty yang juga merupakan Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP.Pordasi).
ECL yang biasa digelar 2 hari, bulan ini masing-masing seri digelar dalam 4 hari. Pada seri Ketiga ECL 2020 digelar di Adria Pratama Mulya (APM) Equestrian Centre, Tigaraksa, Banten pada 15, 19, 23, dan 27 Juli. Sedangkan seri keempat digelar di Equinara Horse Sports, Pulomas, Jakarta pada tanggal 17, 21, 25, dan 29 Juli.
Hal tersebut terkait protokol kesehatan, sebab jumlah kelas dan pastinya atletnya perlu dibuat sedikit setiap harinya. Bahkan, penyelenggaraan pun dibuat tanpa penonton. Tapi, KONI TV yang dapat diakses dari amtv.id bakal menyiarkan siaran langsung untuk orang-orang yang ingin menyaksikan persaingan atlet perebutkan berlian Aleta Molly Jewelry.
Ketatnya protokol kesehatan juga diikuti dengan ketatnya persaingan atlet. Hal tersebut karena kualitas pembinaan olahraga yang baik dan merata pada atlet ketangkasan berkuda. Bukti tak terbantahkan adalah atlet yang naik podium pada beberapa pertandingan terakhir, berbeda-beda setiap kelasnya. Tidak ada satu atau dua atlet yang mendominasi beragam kelas.
Baik ECL Seri Ketiga maupun Seri Keempat sudah tuntaskan 3 sesi dan meninggalkan 1 sesi terakhir. Banyak nama besar telah berkunjung menyaksikan kolaborasi penerapan protokol kesehatan yang ketat dengan persaingan atlet yang juga ketat.
Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman, berharap kemajuan di tengah pandemi juga diikuti oleh komisi olahraga berkuda lainnya seperti Pacuan, Horseback Archery dan Polo.
Lihat Juga: Deputi Kemenpora Raden Isnanta: Melalui HSP 2024, Sinergi dan Kolaborasi Harus Terwujud untuk Indonesia Raya
(Baca juga: Cemas Covid-19 Meningkat, Simona Halep Batal Goyang Palermo Open)
Founder ECL Triwatty Marciano mengatakan, liga berkuda pertama di Indonesia itu bisa terlaksana karena menerapkan protokol kesehatan yang ketat mengacu dari arahan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Federation Equestre Internationale (FEI), Asian Equestrian Federation (AEF) dan Pemda setempat.
(Baca juga: Inggris Uji Coba Datangkan Penonton ke Stadion)
“Kita selalu mengikuti protokol kesehatan yang telah diterapkan baik dari pemerintah pusat dan KONI," ujar Triwatty. “Apabila kita mengikuti cara-cara itu, kita pastinya masih dapat melakukan olahraga," lanjut Triwatty yang juga merupakan Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP.Pordasi).
ECL yang biasa digelar 2 hari, bulan ini masing-masing seri digelar dalam 4 hari. Pada seri Ketiga ECL 2020 digelar di Adria Pratama Mulya (APM) Equestrian Centre, Tigaraksa, Banten pada 15, 19, 23, dan 27 Juli. Sedangkan seri keempat digelar di Equinara Horse Sports, Pulomas, Jakarta pada tanggal 17, 21, 25, dan 29 Juli.
Hal tersebut terkait protokol kesehatan, sebab jumlah kelas dan pastinya atletnya perlu dibuat sedikit setiap harinya. Bahkan, penyelenggaraan pun dibuat tanpa penonton. Tapi, KONI TV yang dapat diakses dari amtv.id bakal menyiarkan siaran langsung untuk orang-orang yang ingin menyaksikan persaingan atlet perebutkan berlian Aleta Molly Jewelry.
Ketatnya protokol kesehatan juga diikuti dengan ketatnya persaingan atlet. Hal tersebut karena kualitas pembinaan olahraga yang baik dan merata pada atlet ketangkasan berkuda. Bukti tak terbantahkan adalah atlet yang naik podium pada beberapa pertandingan terakhir, berbeda-beda setiap kelasnya. Tidak ada satu atau dua atlet yang mendominasi beragam kelas.
Baik ECL Seri Ketiga maupun Seri Keempat sudah tuntaskan 3 sesi dan meninggalkan 1 sesi terakhir. Banyak nama besar telah berkunjung menyaksikan kolaborasi penerapan protokol kesehatan yang ketat dengan persaingan atlet yang juga ketat.
Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman, berharap kemajuan di tengah pandemi juga diikuti oleh komisi olahraga berkuda lainnya seperti Pacuan, Horseback Archery dan Polo.
Lihat Juga: Deputi Kemenpora Raden Isnanta: Melalui HSP 2024, Sinergi dan Kolaborasi Harus Terwujud untuk Indonesia Raya
(zil)
tulis komentar anda